AMBON Siwalimanews – Siloam Hospital Ambon kini menyediakan layanan operasi sesar untuk persalinan yang lebih nyaman dengan metode enchanced recovery after caesarean surgery atau disebut eracs.

Dokter spesialis anastesi Ida Bagus Gita Dharwa Wibawa dalam keterangan persnya di rumah sakit itu, Jumat (14/1) menjelaskan, metode ini lebih unggul, dikarenakan proses recovery yang lebih cepat, painless atau rasa nyeri yang sangat sedikit serta untuk mobilisasi pasien lebih cepat dan lebih baik.

“Untuk pasien dapat lebih cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga. Itu adalah konsep eracs yang kami pegang sebagai tim dokter dan seluruh tenaga medis yang berhubungan langsung dengan pasien di Siloam Ambon,” ucapnya.

Terhadap metode ini kata Ida Bagus, sudah diterapkan di Siloam Ambon sejak tahun lalu secara bertahap, namun baru dilakukan secara sempurna sejak 9 September 2021 hingga saat ini.

“Kurang lebih sudah sebanyak 40 kasus melahirkan di Siloam Ambon yang berhasil menggunakan metode ini sejak bulan September 2021 hingga Desember 2021,” ungkapnya.

Baca Juga: Besok, DPRD Gelar Paripurna Pelantikan Tasane

Ditempat yang sama dokter Daniel Taliak menambahkan, perbedaan antara metode eracs dan metode konvensional itu sendiri, selain itu pada persiapan melahirkan sesar dengan metode eracs juga terdapat beberapa perbedaan dengan metode konvensional.

Untuk perbedaan ini bisa ditemukan sejak proses persiapan operasi, dimana pada metode konvensional pasien diharuskan untuk puasa makan selama 8 jam sebelum operasi.

Sementara pada metode ini 8 jam sebelum operasi pasien masih dapat makan dengan bebas, 6 jam sebelum operasi masih dapat mengkonsumsi makanan ringan, bahkan 2 jam sebelum operasi pasien diarahkan untuk mengkonsumsi cairan berkalori, misalnya air gula.

“Ini bertujuan agar pasien memiliki energi optimal dan mengurangi rasa stres, hal ini juga untuk membantu proses pemulihan pasca operasi nanti,” ungkap Taliak.

Dokter Erwin Rahakbauw mengaku, perbedaan metode eracs dan konvensional, ada pada teknik operasi.

“Untuk metode ini tidak mengeluarkan rahim dari rongga perut dalam proses operasinya, sehingga tidak mengakibatkan penarikan pada saraf-saraf yang dapat menyebabkan rasa mual, setelah operasi,” jelasnya.

Sedangkan dokter Cok Istri Arintha Devi yang juga salah satu tim dokter anastesi di Siloam Ambon yang menjadi pasien pertama melahirkan dengan metode eracs berharap, dengan pengembangan metode ini kiranya dapat mengubah stigma masyarakat mengenai sakitnya melahirkan dengan sesar.

“Keberhasilan suatu proses, terkhusunya proses melahirkan dengan metode ini merupakan hasil kerjasama semua tim dokter yang menangani, baik dari tim obsgyn, anastesi dan juga tim dokter anak,” pungkasnya. (S-51)