AMBON, Siwalimanews – Upaya menyelesaikan konflik antara Negeri Hitu dan Wakal di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, gencar dilakukan Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.

Bahkan kali ini, pihak Polresta Ambon kembali melakukan musyawarah untuk mencari solusi perdamaian bagi kedua negeri bertetangga ini. Musyawarah yang berlangsung, Selasa (14/2) di Leihitu itu dihadiri Kapolresta Kombes Raja Arthur Lumongga Simamora, Penjabat Bupati Malteng Muhammad Marasabessy, Perwakilan MUI serta Raja Wakal maupun Raja Hitu Lama.

Pada kesmepatan itu, kapolresta menjelaskan, maksud dan tujuan silahturami tersebut dalam rangka upaya penyelesaian konflik sosial antara warga Negeri Hitu dan Wakal serta mendengar penyampaian dan tanggapan yang disampaikan oleh kedua negeri.

“Kami hadir disini bersifat silahturami bersama bapa Raja Wakal dan Raja Hitu Lama Beserta para tokoh kedua negeri guna mendengar keluh kesah yang ingin disampaikan, sehingga permasalahan antara kedua negeri dapat diselesaikan,” ujar kapolresta

Kapolresta berharap, permasalahan konflik antar kedua negeri tidak lagi menghunakan fisik atau perkuatan otot, namun bisa diselesaikan secara musyawarah.

Baca Juga: Terkait Perombakan Birokrasi, Walikota: Tunggu Rekomendasi Kemendagri

“Penyelesaian konflik sosial secara musyawarah dan mufakat akan membuahkan hasil yang lebih optimal. Dalam permasalahan ini, Saya tidak bisa memutuskan mana yang benar, namun intinya siapa yang melanggar hukum dan melakukan provokasi akan kami tindak tegas dengan hukum yang berlaku,” jelas kapolresta.

Penjabat Bupati Maluku Tengah Muhammad Marasabessy pada kesmepatan itu beharap, penyelesaian konflik dilakukan secara kekeluargaan

“Pemda berharap kiranya jangan lagi melakukan tindakan melanggar hukum, tujuan kami hanya satu bagaimana permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan, dengan pemikiran yang tenang dan damai,” ucap bupati.

Bupati minta kedua belah pihak agar tidak gampang terprovokasi yang depat merugikan keduanya, baik secara materil maupun korban jiwa.

“Jangan cepat terprovokasi dengan oknum-oknum yang meminginginkan permasalahan ini tidak selesai, Saya yakin menjelang bulan Ramadhan ini, permasalahan antara kedua negeri akan terselesaikan,” ucap bupati.

Sementara Itu perwakilan MUI Ustad Husein Sahiri berharap, TNI-Polri bersikap netral dan berada di tengah-tengah untuk menyelesaikan konflik dimaksud.

Hal yang sama diungkapkan raja kedua negeri, dimana keduanya mengaku menginginkan kedamaian. Namun mereka meminta agar proses hukum terhadap para pelaku dapat terus dilakukan, serta perlu dilakukan pertemuan dalam waktu cepat antara kedua belah pihak pada tempat yang dianggap aman guna penyelesaian konflik.(S-10)