DOBO, Siwalimanews – Dua tahun lebih, sejumlah ruas jalan di Kota Dobo hanya tambal sulam yang dikerjakan oleh masyarakat menggunakan semen dan pasir.

Potensi kecelakaan sangat tinggi bagi pengendara khusus roda dua apalagi pada malam hari. Ruas-ruas jalan ini ternyata selalu digunakan oleh bupati dan pejabat tinggi di lingkup Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, namun hingga kini dibiarkan rusak.

Pemerintah daerah bahkan tidak malu ketika tamu dari luar yang berkunjung ke ibukota kabupaten yang selalu melihat kondisi jalan yang sama selama dua tahun terakhir,” ungkap salah satu politisi Hanura, Elisa Warkor kepada Siwalima, Selasa (22/3)

Dia mengaku kondisi tersebut mestinya sudah menjadi perhatian pemerintah, apa lagi titik ruas jalan rusak ini tepat di depan rumdis wakil bupati, depan kantor milik pemerintah

“Kesemuanya berada dalam areal perkantoran dan selalu saja di lewati bupati, wakil bupati, sekda dan para pejabat di Aru,” ujar Walkor.

Baca Juga: Konsep Ekowisata tak Berada di Lahan Transmigrasi

Bukan itu saja menurutnya, ruas jalan belakang kantor DPRD lama maupun ruas jalan di kompleks besi tua dan depan Pasar Jargaria pun terabaikan.

Kondisi jalan penghubung Dusun Marbali-Tanjung Lampu dengan Desa Wangel pun sudah habis termakan abrasi sejak setahun terakhir, namun sampai kini pun tidak ada perhatian dari pemerintah.

Sementara ruas jalan Tanjangblampu-Desa Wangel katanya sangat prihatin, bahkan masyarakat yang tinggal di ruas jalan tersebut harta benda berupa mobil sudah di ungsikan ke keluar.

“Yang menjadi pertanyaan, apakah APBD Aru dengan nilai ratusan miliar itu, hanya berupa fisik ataukah hanya berupa kertas dokumen saja, karena kondisi ini sudah berlangsung lama, namun seakan terabaikan oleh pemerin­tah daerah,” ketusnya.  (S-11)