NAMLEA, Siwalimanews – Satu Mahasiswa asal Kecamatan Air Buaya, Kabupaten Buru, hasil rapid testnya bereaksi positif. Mahasiswa ini adalah salah satu dari 14  mahasiswa Buru yang datang dari Jakarta bersama pasien 16.

“Dari 14 kontak yang sudah selesai dirapid test, ada 1 mahasiswa lagi terindikasi reaktif positif dari hasil rapid test,” ungkap Jubir Satgas Covid 19 Buru, Nani Rahim kepada wartawan Rabu tengah malam(23/4).

Dijelaskan, rapid test bukan gold standart utk  diagnosa covid. Oleh sebab itu, orang yang positif dengan rapid test  perlu konfirmasi lagi dengan tes Poly­merase Chain Reaction. Jika PCR positif baru bisa dirilis sebagai kasus terkonfirmasi positif.

Drai total 14 mahasiswa yang akan dilakukan rapid test, 7 mahasiswa dikhabarkan gagal diambil rapid test dikarenakan empat orang berada di pedalaman Rana Kecamatan Fenalisela, dua di Kecamatan Waelata dan satu di Lolongquba.

Sementara itu, Informasi yang diperoleh wartawan menyebutkan, dua mahasiswa yang gagal diambil rapid test berdomisili di salah satu dusun di Kecamatan Waelata. Satu oknum mahasiswa merupakan teman kontak pasien 16 yang datang bersamaan dari Jakarta, bersikap membangkang, sehingga ia dan satu rekannya lagi batal dirapid test.

Baca Juga: Data Suspek Covid-19 di Maluku Tinggal 91 Kasus

Sedangkan satu mahasiswa yang tercatat berdomisili di Kecamatan Lolongquba, juga gagal diambil rapid test karena menghilang. Ada dugaan, oknum ini tidak tinggal di sana dan tim satgas hanya diberi tahu alamat palsu.

“Yang di Lolongquba belum ketemu orangnya, tapi sudah dichek di wilayah Lolongquba tidak ada nama itu,” ungkap Nani.

Ia mengungkapkan, dari 21 mahasiswa teman kontak dan teman seperjalanan dengan mahasiswa asal NTT yang merupakan pasien kasus 16, hanya 14 yang orang berhasil dirapid test.

Mereka yang selesai dirapid test terdirid ari 8 mahasiswa di Kecamatan Airbuaya, 3 orang di Waelata, dan  3 orang lainnya di lolongguba. Walaupun dmeikian ada 7 orang  yang belum diperiksa kerena perlu waktu untuk mengevakuasi ke lokasi pemeriksaan.

“Namun saya pastikan esok dua yang di Waelata tetap akan diperiksa dengan rapid test . Di Lolongquba belum bisa dipastikan karena belum tau jejaknya,” ujar Nani.

Sementara empat mahasiswa yang berada di beberapa desa di Pedalaman Rana juga belum dipastikan akan dapat diambil rapid test esok.

Sementara terhadap mahasiswa asal Kecamatan Airbuaya yang dirapid test bereaksi positif, akan dievakuasi ke Namlea, hari ini, Kamis (23/4), guna diisolasi di Penginapan Silta untuk pengambilan sweb tenggorokan untuk diuji lewat PCR.

“Rapid test milik satgas kini sudah sangat terbatas, sehingga belum bisa dilakukan secara massal dan secara acak di suatu desa dimana mahasiswa ini telah pulang kampung dan sudah bersosialisasi dengan masyarakat, namun kemudian ia kedapatan rapid test bereaksi positif,” tuturnya.

Untuk memastikan oknum mahasiswa ini positif atau negatif terinfeksi Corona kata dia, harus diperkuat dengan uji PCR, karena hasil rapid test persentasinya atau kekuatan membacanya hanya 80 persen.

“Rapid test kami terbatas, ysng dipesan belum datang. Jadi kita tunggu hasil swab, klo positif baru keluarganya ditracking,” pungkas Nani. (S-31)