DPRD Minta Pemprov Usulkan ke BPH Migas
Atasi Kekosongan BBM Bersubsidi
AMBON, Siwalimanews – DPRD Maluku meminta, Pemprov Maluku memperhitungkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, untuk diusulkan ke BPH Migas bagi kapal-kapal rakyat.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku, Hatta Hehanussa mene-gaskan, 23 Maret mendatang, BBM bersubsidi Triwulan II dapat disalurkan berdasarkan surat yang dikirim Sekda ke BPH migas
Hal ini disampaikan terkait dengan BBM bersubsidi yang saat ini telah habis dipertamina.
Hehanusa mengungkapkan, jika penyaluran BBM triwulan II ini berdasarkan surat sekda Maluku yang sudah masuk ke BPH migas, nantinya BPH migas akan melakukan rapat secepatnya untuk dapat memutuskan sekitar tanggal 23 maret.
“Tanggal 23 Maret itu sudah diputuskan untuk triwulan II segera disalurkan,” tegas Hehanusa kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Jumat (20/3)
Baca Juga: ASN & Sekolah LiburSelain itu, Hehanussa juga meminta Pemprov Maluku diminta untuk secara lebih teliti memperhitungkan kuota BBM bersubsidi yang diusulkan ke BPH migas.
”Kalau terkait dengan kelangkaan-kelangkaan yang terjadi, itu berkaitan dengan evaluasi terhadap usulan-usulan pemprov pada saat usulan awal,”ujarnya.
Hehanussa mengharapkan, kuota tersebut bisa terpenuhi kebutuhan nelayan, jangan sampai pada terjadi over seperti ini, dan jika demikian pasti terjadi kelangkaan karena tahap I kuota BBM sudah habis terpakai, tetapi waktu untuk triwulan satu belum selesai dan belum waktunya untuk penyaluran triwulan II.
Hehanussa menghimbau, kepada masyarakat agar tidak perlu takut, Pemprov Maluku bersama DPRD akan berupaya semaksimal mungkin mengatasi masalah ini.
“Masyarakat tidak perlu resah karena sehari dua ini sudah diputuskan oleh BPH migas dan juga sekda sudah menyurati ke Jakarta, itu sudah sangat diperhatikan dengan baik oleh BPH migas, hal itu sudah saatnya untuk direalisasi,” ujarnya.
BBM Kosong
Sebelumnya diberitakan, BBM jenis solar dan minyak tanah bersubsidi saat ini kosong di Pertamina Ambon. Alhasil kapal-kapal rakyat terancam menghentikan pelayanannya kepada masyarakat.
Kekosongan minyak bersubsidi di Pertamina diduga, disuplay kuota kepada Maluku terbatas. Jika selama ini Pertamina yang mengatur suplai minyak bersubsidi kepada pemakai, sekarang hal itu diambil alih BPH Migas.
Untuk Maluku, dalam sepekan ini, kuota subsidi kosong mengakibatkan kapal-kapal rakyat baik milik PT Pelni maupun swasta terancam menghentikan pelayanan kepada masyarakat.
General Manajer PT.Dharma Indah, Theresia Bagenda yang dikonfirmasi Siwalima menyayangkan sikap pemerintah yang menghentikan BMM bersubsidi ke Maluku. Menurutnya, BBM bersubsidi sebelumnya lancar-lancar saja, namun entah apa alasan pemerintah menyebabkan Pertamina Maluku kini mengalami kekosongan.
Dikatakan, jika pemerintah tidak secepatnya mencari solusi, dipastikan selaku pemilik jasa transportasi laut pihaknya akan menambah beban operasional dan itu berdampak kepada masyarakat selaku pengguna jasa transportasi.
“Saya tegaskan, dalam kondisi seperti ini, jangankan kami perusahaan-perusahaan jasa transportasi yang angkat tangan, melainkan PT.Pelni juga merasakan hal yang sama. Kalau pemerintah tidak secepatnya turun tangan, tentu masyarakat akan terkena dampak dari kekosongan BBM bersubsidi ini. Beban operasional kapal akan kita perhatikan, otomatis harga tiket dipastikan Ia mengungkapkan, sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran BBM, kapal-kapal penumpang yang berbendera Indonesia wajib diberikan minyak bersubsidi,” katanya.
Meskipun demikian, Bagenda menambahkan sudah dua hari sejak 12-13 Maret 2020, pihaknya melayani masyarakat Maluku dengan BBM non subsidi. Jika kondisi ini terus menerus, Bagenda memprediksi pihaknya akan menghentikan pelayanan kepada masyarakat.(Mg-4)
Tinggalkan Balasan