KASUS covid-19 masih terus meningkat di dunia dan juga di negara kita. Untuk menangani penyakit, kita tahu selain mengobati yang sakit, upaya yang paling penting tentu ialah pencegahan. Untuk covid-19, sebenarnya ada sembilan cara pencegahan yang dapat dilakukan, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama, upaya test, trace, dan treat. Kedua, protokol kesehatan dan ketiga, vaksin dan obat profilaksis. Pemahaman kita semua pada upaya pencegahan akan sangat berperan dalam upaya menanggulangi pandemi covid-19 di Indonesia dan di dunia.   Test, trace, dan treat Tiga kegiatan test, trace, dan treat ini sudah dikenal luas sebagai pilar utama penanggulangan covid-19 di dunia.

Perlu disadari, sebenarnya tiga kegiatan ini punya peran pencegahan amat penting karena dasar utama pencegahan, jangan sampai ada yang menularkan. Test ialah upaya menemukan mereka yang sakit, untuk diobati dan diisolasi. Jadi, kalau test dilakukan secara luas, kita akan menemukan mereka yang sakit dan akan jadi sumber penularan. Kalau mereka yang sakit ditemukan dengan program test, pasien akan diisolasi sehingga tidak menular ke keluarga dan kerabatnya, jadi ini ialah cara pencegahan yang pertama.

Pilar selanjutnya trace atau penelusuran kontak. Hal ini dilakukan agar mereka yang tertular dari indeks kasus dapat diidentifikasi. Sesudah di temukan, pasien yang baru tertular itu akan diisolasi juga agar tidak menularkan ke sekitarnya. Jadi, pada dasarnya trace ialah program pencegahan pula, ini cara pencegahan yang kedua. Pilar ke tiga penanggulangan covid-19 ialah treat, pengobatan kasus. Kalau pasien dapat diobati dan sembuh, ia tidak akan menularkan penyakit ini lagi. Jadi, treat atau pengobatan pada dasarnya ialah kegiatan pencegahan juga, cara pencegahan ketiga. Jadi, test, trace, dan treat bukan hanya bermanfaat untuk pasien sakit untuk ditemukan dan diobati, melainkna juga amat bermanfaat untuk masyarakat lain yang sehat, untuk mencegah jangan sampai tertular.

Protokol kesehatan Kalau test, trace, dan treat belum banyak dikenal sebagai upaya pencegahan, empat kegiatan protokol kesehatan sudah dikenal luas. Kita bahas satu per satu sesudah tiga cara pencegahan di atas. Cara pencegahan keempat ialah memakai masker. Sudah banyak dibahas bahwa penggunaan masker yang benar dan luas akan mencegah penularan di masyarakat. Sudah -dan akan makin banyak- negara yang menganjurkan, dan bahkan mewajibkan penggunaan masker.

WHO menyatakan masyarakat umum dapat menggunakan masker kain buatan pabrik, tentu tiga lapis akan baik. Masker bedah direkomendasikan untuk kelompok masyarakat tertentu, yaitu mereka yang di atas 60 tahun, dan mereka yang punya penyakit menahun yang merupakan faktor risiko mendapat covid-19. Masker N-95 dan bentuk lain (respirator dll) biasa digunakan di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan yang menangani pasien covid-19. Cara pencegahan kelima, menjaga jarak. Pada dasarnya jarak yang dianjurkan ialah 1 sampai 2 meter, antara satu orang dengan orang lainnya. Dengan kata lain, cara pencegahan ini dapat diartikan menghindari kerumunan. Hal ini tentu terkadang tidak terlalu mudah dilakukan, misalnya, dalam transportasi umum atau tempat umum lainnya.

Baca Juga: Revitalisasi Fungsi Litbang Daerah

Cara pencegahan keenam, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Kita tahu cara ini mencegah penularan akibat tangan kita menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus, lalu tangan menyentuh muka/hidung sehingga penyakit dapat masuk ke tubuh lewat saluran pernapasan. Kita perlu tahu, protokol kesehatan bukan hanya tiga, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, melainkan juga ada protokol lain. Cara pencegahan ketujuh, bentuk protokol kesehatan lain utamanya etiket batuk/bersin, cara memberi salam, dan juga ventilasi ruangan yang baik. Masyarakat kini sudah mulai terbiasa kalau batuk atau bersin tidak menutup mulut/hidung dengan telapak tangan, tapi dengan lengan atas. Maksudnya tentu menghindari virus yang dibatukkan akan berpindah ke telapak tangan dan lalu tidak sengaja menyentuh muka.

Tentang memberi salam, kini sudah menjadi semacam kebiasaan untuk tidak berjabat tangan. Ventilasi ruangan juga makin penting diperhatikan. Apalagi, dengan adanya kemungkinan virus covid-19 dalam bentuk aerosol di ruang tertutup, walaupun memang bukan dalam bentuk airborne di udara bebas luar ruangan. Harus disadari cara pencegahan keempat sampai ketujuh di atas harus dilakukan secara menyeluruh. WHO menyebutnya sebagai do it all!. Artinya perlu dilakukan semua.

Vaksin dan obat profilaksis Cara pencegahan kedelapan ialah yang hari-hari ini sedang banyak dibicarakan, yaitu vaksin. Kita ketahui bahwa sekarang ada sekitar 10 vaksin sedang menjalani uji klinik fase ketiga, dan keputusan penggunaan tentu akan bergantung dari hasil uji klinik nantinya. Kita ketahui, kini berkembang informasi tentang vaksin berbasis mRNA dengan angka efektivitas yang tinggi, tetapi masih harus ditunggu laporan lengkapnya. Sementara itu, beberapa vaksin yang lain juga sedang dalam proses akhir uji kliniknya dan tampaknya dunia akan memiliki vaksin covid-19 dalam beberapa waktu mendatang. Hanya saja, tentu perlu dinilai angka efektivitas, keamanan, dan pertimbangan faktor penting lain, seperti distribusi, aspek halal, dll. Selain memberikan vaksin, sebenarnya ada cara pencegahan yang lain, cara kesembilan, yaitu pemberian obat profilaksis/pencegahan. Dengan mengonsumsi obat profilaksis (sesudah maupun sebelum terpapar), seseorang dapat tercegah mendapat penyakit covid-19. Hal ini masih dalam bentuk penelitian para ahli, belum ada hasil yang pasti.

Dokumen National Institute of Health (NIH) AS, menjelaskan proses penelitian obat profilaksis ini. Untuk pencegahan sebelum terpapar (pre-exposure prophylaxis), yang sedang diteliti, antara lain obat emtricitabine plus tenofovir alafenamide atau tenofovir disoproxil fumarate, hydroxychloroquine, dan suplemen seperti zinc, vitamin C, dan vitamin D. Sementara itu, obat-obat yang sedang diteliti untuk pencegahan pascapaparan (post-exposure prophylaxis) ialah chloroquine, hydroxychloroquine, lopinavir/ritonavir, nitazoxanide, vitamin super B-complex, vitamin D, SARS-CoV-2 monoclonal antibodies, dan plasma konvalesen. Dunia belum mampu menanggulangi covid-19, kasus dan kematian masih terus terjadi. Upaya pencegahan terjadinya penyakit covid-19 harus berjalan seiring dengan kegiatan pengobatan, pemutusan rantai penularan, serta upaya kesehatan masyarakat yang menyeluruh. Masyarakat umum dan penentu kebijakan publik perlu terus memberi perhatian penuh bagi upaya pencegahan covid-19, dan pakar ilmiah akan terus melakukan penelitian ilmiah. Termasuk, untuk vaksin dan mungkin obat profilaksis. Kita semua diharapkan memberi peran positif masing-masing dalam upaya menangani covid-19 di Indonesia dan di dunia.( Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Paru FKUI, Mantan Direktur WHO SEARO, dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes)