NAMROLE, Siwalimanews – Setelah dikerjakan selama kurang lebih dua tahun, akhirnya Pastori II Jemaat GPM Labuang Diresmikan, Sabtu (21/11).

Acara tersebut ditandai dengan pembacaan akta peresmian oleh Ketua Klasis GPM Buru Selatan, Pdt. A. P. Saija, dilanjutkan penandatanganan berita acara penyerahan Gedung Pastori II oleh Ketua Panitia Pembangunan, Theno Pessy Wattimury dan Ketua Klasis GPM Buru Selatan, Pdt. A. P. Saija, disaksikan Bupati Buru Selatan, Tagop Sudarsono Soulisa.

Momentum pengresmian itu pun turut diwarnai dengan pengguntingan pita oleh Kasubdit Perempuan dan Anak Klasis GPM Buru Selatan, Pdt. E. Sapulete/S serta pe­nyerahan kunci dari ketua panitia pem­bangunan kepada ketua klasis.

Ketua Klasis dalam sambutannya me­ngaku sangat bersyukur atas diresmi­kannya Pastori II tersebut.

Sebagai pimpinan gereja di Klasis Buru Selatan, ia turut memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kerja keras majelis jemaat, panitia pembangunan, panitia peresmian, para tukang dan seluruh jemaat GPM Labuang yang telah berjibaku dengan proses pembangunan Pastori II kurang lebih selama 2 tahun.

Ia juga turut mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Buru Selatan sebagai mitra dan berbagai pihak lainnya yang sudah turut serta menopang dalam proses pembangunan Pastori II tersebut.

Menurutnya, pembangunan pastori merupakan bagian utuh dari pelayanan gereja, pelayanan jemaat untuk mening­katkan pelayanan, karena di pastori itu pendeta dan keluarganya tinggal untuk melayani umat.

“Dengan demikian pendeta yang ting­gal di pastori harus bertanggung jawab dalam meningkatkan kapasitas diri, ber­tanggung jawab terhadap kualitas pela­yanannya kepada umat sehingga umat merasa terlayani,” ucapnya.

Karena itu, lanjutnya, pendeta tidak datang membawa rumahnya dan pendeta datang masuk rumah yang sudah disedia­kan oleh umat, dan karena itu harga mati bagi pendeta untuk menempati pastori jemaat yaitu ,tidak bisa tidak melayani.

Menurutnya, pelayanan merupakan harga mati bagi pendeta yang menempati pastori jemaat. Sebab ketika umat merasa terlayani, maka umat akan tergerak dalam kesadaran untuk berpartisipasi dan terlibat dalam pelayanan.

Selain itu, lanjutnya lagi, Pastori sebagai rumah yang dibangun oleh jemaat untuk pendeta dan keluarga tinggal selama bertugas di jemaat harus menjadi tempat yang terbuka bagi pelayanan umat, pastori juga harus menjadi tempat terbuka bagi perjumpaan dengan sesama.

Sementara itu, Bupati Buru Selatan, Tagop Sudarsono Soulisa dalam sambu­tan­nya pun turut menyatakan rasa syukurnya atas peresmian itu. “Kita patut bersyukur hari ini, sebuah kebanggaan bagi jemaat GPM di Labuang, yang mana telah memberikan bukti nyata pengabdian kepada Tuhan bahwa dapat menyiapkan sebuah fasilitas yang megah untuk seorang pelayan Tuhan di Desa Labuang ini,” kata Tagop.

Untuk itu, atas nama pemerintah, Tagop memberikan apresiasi yang besar karena ini merupakan bagian dari proses pemba­ngunan yang menunjukan bahwa kita orang Buru Selatan mau berubah dan berkembang.

Menurutnya, keberadaan Pastori II yang baru diresmikan merupakan implementasi iman umat GPM Jemaat GPM Labuang.

Ia menilai, tugas pendeta, apalagi Ke­tua Klasis di Buru Selatan ini tidak gam­pang, tentunya harus  berkolaborasi de­ngan sesama umat yang ada.

Ditambahkan, Peran gereja telah mem­berikan arti yang penting bagi pembangu­nan sumber daya manusia di Buru Selatan ini, karena kecerdasan intelektual bukan menjadi semata-mata dasar pijakan bagi proses pertumbuhan manusia, tetapi yang paling berhak ikat, yang paling dalam adalah kecerdasan spiritual dan kecer­dasan spirituanya. (S-35)