AMBON, Siwalimanews – Guna mengatasi kemacetan di Pusat Kota Ambon, Penjabat Wali­kota Ambon, Bodewin M Wattimena mengusulkan adanya penataan transportasi yang efesien dan efektif secara berkelanjutan. Hal itu disam­paikan Wattimena dalam Focus Grup Discusion (FGD) Bidang Perhubu­ngan Darat, membahas tentang kemacetan di pusat Kota Ambon.

Kegiatan yang bertemakan “Eva­luasi Sararna Prasarana Jalan untuk Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas Kendaraan di Kota Ambon”, yang digelar di Hotel Manise,

Selasa (19/7) kemarin itu, turut dihadiri Kapolda Maluku, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXIII Maluku, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Malu­ku dan Kota Ambon, Kepala Bappe­da Litbang Provinsi Maluku, Balai Jalan Nasional IX Maluku, Direktur Lalu Lintas Polda Maluku, dan Ka­polresta Pulau Ambon dan PP Lease.

Dalam paparannya saat membuka dengan resmi kegiatan tersebut, Wattimena mengatakan, kemacetan lalu lintas, terutama yang terjadi di ruas Jalan Jenderal Sudirman dan ruas Jalan Tulukabessy, perlu men­dapat perhatian.

Dan sebagai regulator, baik Peme­rintah Pusat, Provinsi, hingga Kota Ambon, dapat berpartisipasi untuk sama-sama memecahkan permasala­han kemacetan dimaksud.

Baca Juga: Data Pendukung Diambil Tim Survei di Lapangan

Wattimena mengaku, penyebab uta­ma kemacetan, adalah laju per­umbuhan penduduk dan urbanisasi di Kota Ambon, yang turut me­nim­bulkan pertambahan jumlah kenda­ra­an bermotor sebagai penun­jang aktivitas.

“Sesuai data Dinas Penda­patan Provinsi Maluku Tahun 2021, jumlah kendaraan bermotor roda empat dan roda enam yang berope­rasi di Kota Ambon sebanyak 40.861 unit, se­dang­kan roda dua sebanyak 111.188 unit, dengan rata-rata tingkat per­tum­buhan kendaraan 10 persen per Tahun. Sayangnya, dengan per­tum­­buhan kendaraan itu,  tidak diim­bangi dengan pertumbuhan ruas jalan yang baru,”tutur Wattimena.

Dimana setelah dibangunnya Jembatan Merah Putih lanjut Wati­mena, berdampak pada kepadatan arus lalu lintas kendaraan bermotor yang masuk ke pusat kota, yang hanya melalui jalan Jenderal Sudir­man. Sebaliknya yang keluar pusat kota, hanya melalui Jalan Tuluka­bessy. Hal itu sehingga, menim­bulkan kemacetan yang signifikan.

Dengan itu diharapkan, melalui forum itu, dapat mengoptimalkan sinergitas dan kerjasama antar institusi teknis bidang transportasi darat, dalam memecahkan kemace­tan, serta mendapat rekomendasi soal penataan transportasi.

“Dinas teknis lingkup Pempus, Pemprov maupun Kota, kiranya dapat memberikan sumbangsih pikiran yang bermanfaat bagi upaya mengatasi kemacetan ini,”harapnya.

Sementara itu, Kapolda Maluku, Irjen Pol. Lotharia Latif justru ber­pendapat, bahwa dengan melihat peningkatan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan penamba­han ruas jalan, sehingga menyebab­kan, maka perlu ada jalan alternatif.

Dia juga mengatakan, penggu­naan badan jalan di pusat Kota Ambon, banyak tidak sesuai peruntu­kan.

Selain itu, ketidak disiplinan warga dalam berlalu lintas, juga menjadi pe­nyebab dari persoalan yang dibahas dalam forum tersebut.

“Berubahnya fungsi badan jalan sebagai tempat berjualan, seperti di Pasar Mardika, juga tempat-tempat parkir kenda­raan, itu turut berimbas pada kepa­datan dan kemacetan arus lalu lintas sehingga sudah saatnya pemerintah membuat jalan alternatif, untuk me­ngatasi kemacetan dan kesemra­wutan dibeberapa ruas jalan di Kota Ambon,” tandas Kapolda. (S-25)