PENJABAT Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, mengatakan, Rakernas yang akan  diseleng­garakan selama tiga hari kedepan menjadi momen penting bagi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah/Sinode Am Gereja-gereja (PGIW-SAG).

Dengan mengusung tma : “Spiri­tualitas Keugaharian Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Adil, Damai dan Makmur dengan Kasih Persaudaraan”

“Acara ini adalah memontum penting bagi anggota PGIW SAG untuk merumuskan arah kebijakan kedepan guna mendukung gerakan pelayanan yang berkesinam­bungan,” ungkap Walikota dalam laporannya selaku ketua panitia Rakernas PGIW-SAG, yang berlang­sung di Gedung Gereja Maranatha, Kamis (10/8) hingga Minggu (13/8).

Dikatakan, tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah membangun pemahaman mendalam tentang spiritualitas keugaharian dan landasan untuk membangun masyarakat majemuk yang adil dan Makmur.

Sementara itu, Ketua PGIW Maluku, Pdt. Paulus Koritelu mengatakan, event nasional ini akan membahas tentang konsolidasi internal organisasi dan juga hal-hal mengenai isu-isu eksternal sebagai bagian dari warga bangsa dan negara serta warga dunia.

Baca Juga: Marasabessy Apresiasi Pelantikan Pengurus P2TP2A Serut

Kata dia, pergumulan gereja memang tidak muda ditengah carut marut kehidupan bangsa dan dunia yang tidak menentu saat ini.

Untuk itu, spiritualitas sebetulnya secara substansial akan memper­lengkapi setiap orang, termasuk umat kristen, para peserta Rakernas dan semua umat gereja yang memiliki pola kehidupan atau irama rohani yang baik.

“Karena itu bisa menjadi garanasi bagaimana dia menjadi berkat dan mencerahkan, serta membuat dan mengubah kondisi tanah yang tandus menjadi subur. Itulah spiriluatis keugaharian,”katanya.

Karena itu, lanjutnya, dalam fakta-fakta ketidakadilan, gereja harus hadir untuk menyatakan kemuliaan Allah ditengah

ketidakadilan itu. Selain itu, fakta keindonesiaan dari prefektif In­doneaia kepulauan, itu memberi sebuah realitas kenyataan yang tidak terbantahkan, kalau fakta ketidakadilan itu sungguh nyata.

“Ini tahun yang tidak mudah, tahun politik 2024, dimana posisi gereja sebagai sebuah lumbung suara yang eksploitasi atau setiap politisi akan mendapatkan suara begitu saja, tetapi gereja harus memberi warna bagaimana berpoli­tikan, kemudian mengarahkan bangsa ini pada satu titik dimana apa yang menjadi ekspekasi keindo­nesiaan, akan bisa jumpai dan temui disana,” ujarnya.

Wakil Gubernur Maluku, Barna­bas Orno dalam sambutannya se­kaligus membuka Rakernas tersebut mengaku bangga karena Maluku, Kota Ambon, dipercayakan sebagai tuan rumah kegiatan nasional.

“Ini pertanda, Ambon dan Maluku secara keseluruhan, semakin dipercaya sebagai kota aman dan toleransi,” ungkap Wagub.

Dikatakan, kegiatan nasional PGIW dan SAG pasti menggumuli bukan saja masalah internal, tetapi juga masalah bersama sebagai Bangsa dan Negara. Hal ini dilihat dari tema yang menegaskan geraka bagi masyarakat dan bangsa. “Teologi sosial gereja menjadi penting sebagai inspirasi bagi penggerak bagi umat dan bangsa. Teologi sosial gereja yang berpihak kepada mereka yang lemah, termar­jinalkan dan miskin, serta bersama-sama ditengah perubahan sosial po­litik yang cepat pada aras nasional maupun global  telah menegaskan maka diperlukan visi dan gagasan strategis untuk membangun bang­sa,” cetusnya.(S-25)