AMBON, Siwalimanews – Buntut pemindahan jalur masuk keluar terminal, trayek angkot jurusan Laha dan Hative Besar ikut jadi korban.

Mereka terus merugi karena minim penumpang apabila harus melewati jalan Pantai Mardika. Sebelumnya angkot Laha dan Hative Besar melin­tasi jalan Tulukabessy.

Tidak puas dengan kebijakan Dinas Perhubungan yang dinilai tidak menguntungkan, belasan sopir mendatangi Balai Kota Ambon, Rabu (31/8).

Kedatangan para sopir dibawa koor­dinator lapangan, Steward ber­sama dengan teman-teman memulai aksi sekitar pukul 09.00 WIT di balai kota. Mereka memarkirkan kenda­raan­nya mulai dari jalan Sultan Hai­run hingga ke jalan AY Patty. Ke­macetan sempat terjadi ketika aksi para sopir angkot depan balai kota.

Dalam aksinya koordinator para sopir Steward, mengatakan para sopor datang untuk untuk meminta agar peralihan jalur angkot itu jangan lagi dilanjutkan.

Baca Juga: Warga Keluhkan Air Bersih & Pasar Ke Walikota

Menurutnya kondisi jalanan Pantai Mardika jadi alasan utamanya kenapa mereka menolak melewati jalur tersebut. “Jumlah angkot yang cukup ba­nyak kalau lewat pasar itu persulit kita sebagai sopir angkot baik dari sisi kemacetan maupun kondisi jalan yang tidak memung­kinkan,” ungkapnya.

Ditambahkan, penumpang kedua angkot tersebut kebanyakan adalah mahasiswa dan orang kantoran yang sudah pasti mereka tidak mau lewat jalur-jalur macet.

Untuk itu dirinya dan teman-teman berharap Pemerintah Kota Ambon bisa kembali mengizinkan mereka melewati jalan Tulukabessy.

“Jadi kita minta dari pemerintah agar untuk dua jalur angkot ini biar tidak muat penumpang, pintunya ditutup, yang penting izinkan kita untuk tetap lewat situ,” ungkapnya.

Beberapa menit melakukan aksi protes, Asisten I Sekkot Ambon Elkyopas Silooy didampingi Sekre­taris Dishub, Dody Rettob, menemui para supir angkot yang kemdian menyampaikan tuntutan mereka.

Asisten I Sekkot Ambon Elkyo­pas Silooy kepada wartawan usai rapat menjelaskan para sopir merasa dirugikan akibat kebijakan Pemkot Ambon yang meminta mereka untuk masuk terminal.

“Jadi mereka merasa dirugikan karena penghasilan mereka itu berkurang sebab jalur. Mereka harus masuk ke terminal. Kenapa mereka rasa dirugikan karena mereka terhambat kemacetan yang terjadi di pantai Mardika,” kata Silooy.

Dirinya berujar, penumpang Hative Besar dan Laha sedikit. Jika banyak pun itu adalah mahasiswa dan rata-rata mereka membutuhkan waktu yang cepat untuk ke kampus.

“Jadi penumpang yang mereka angkut dalam posisi sangat berkurang, dimana kurang lebih satu mobil itu  dengan kapasitas 12 penumpang itu bisa terangkut cuma 3 orang dan penumpang mereka rata-rata itu mahasiswa yang butuh waktu cepat,” bebernya.

“Sementara dari terminal B sampai Ongkoliong itu butuh waktu sampai dengan 1 jam begitu pun dari terminal A. Dan itu terasa sangat-sangat merugikan mereka sekali,” tambah dia.

Silooy mengatakan, apa yang menjadi keluhan supir angkot nantinya akan disampaikan ke walikota yang sementara melaksanakan tugas luar daerah.

“Apa yang mereka sampaikan akan ditampung dan disampaikan kepada penjabat walikota, sekembalinya beliau,” ujarnya. (S-09)