Soal BB Illegal Oil Raib, Kajari dan Kasipidum Aru Berbeda
DOBO, Siwalimanews – Kepala Kejari Aru, Andi Panca Sakti dan anak buahnya Kasipidum Henly Lakburlawal menyampaikan pernyataan berbeda soal raibnya barang bukti illegal oil sebanyak 6 kilo liter solar yang disita dari KM Inka Mina 770.
Andi mengaku, BB tersebut berada di KM Inka Mina 770, hanya saja sudah tercampur air.
“BBnya ada, namun sudah tercampur air dikarenakan palka kapal ada yang bocor,” kata Andi saat dikonfirmasi Siwalima, di ruang kerjanya, Senin (5/10).
Andi juga mengakui, selama ini tidak ada pengawasan terhadap BB tersebut. Pihaknya mempercayakan orang kapal untuk melakukan pengawasan.
Setelah putusan Pengadilan Negeri Dobo keluar, kata Andi, pihaknya tidak bisa begitu saja melakukan pelelangan, sebab ada mekanisme yang harus dijalani.
Baca Juga: Warga Sanana Ditemukan Tewas di Hotel Sumber Asia“Kini, kita akan lakukan pelelangan, namun harus kita lakukan uji laboratorium terlebih dahulu, karena BB berupa solar sudah tercampur air,” jelasnya.
Pemeriksaan lab ini bertujuan untuk mengetahui kandungan solar di dalamnya, sehingga nantinya saat lelang bisa ditetapkan harga rendah. “Proses lelang tetap akan dilakukan,” tandasnya.
Pernyataan Andi Panca Sakti ini bertolak belakang dengan Kasipidum, Henly Lakburlawal.
Saat dikonfirmasi wartawan, Lakburlawal mengatakan, BB tersebut hingga kini belum bisa dilelang karena sudah hilang, dan tersisa hanya satu drum, itu pun sudah tercampur air.
“Mau lelang bagaimana kakak, barang bukti sudah hilang, hanya sisa satu drum saja, itu pun sudah tercampur air, jadi bagaimana mau lelang kakak,” ujar Lakburlawal melalui telepon selulernya.
Namun ketika wartawan mengkonfirmasikan lagi saat Lakburlawal berada di ruang kerja Kajari, penjelasannya langsung dipotong oleh Kajari, sehingga Lakburlawal langsung terdiam.
Raib di Tangan Jaksa
Seperti diberitakan, BBM jenis solar sebanyak 6 ton yang disita dari KM Inka Mina 070 sebagai barang bukti kasus illegal oil hilang di tangan jaksa.
BB tersebut seharusnya dilelang oleh Kejari Dobo sesuai putusan Pengadilan Negeri Nomor Dobo Nomor: 30/Pid.B/LH/2020/PN Dobo pada 13 Juli 2020 lalu, namun tak dilaksanakan.
Sikap lamban Kejari Aru mengakibatkan BB yang tersimpan dalam tangki KM Inka Mina 070 yang berlabuh di areal Kolam Bandar, Pelabuhan Yos Sudarso Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, raib.
Sumber Siwalima di Kejari Aru Jumat (2/10) menyebutkan, BB ini awalnya akan dilelang sesuai putusan Pengadilan Negeri Dobo. Namun, belakangan diketahui BB tersebut raib.
Padahal saat penyidik Polres Aru melimpahkan kasus ini kepada jaksa disertai dengan BB 6 ton solar. Namun tidak diawasi oleh jaksa.
Sumber itu menduga, BB tersebut dijual oleh oknum tertentu. Sisanya hanya sekitar 1 drum. Itupun sudah dicampur dengan air.
“Mana mungkin barang sitaan itu mau dilelang sementara yang ada hanya minyak campur air, kira-kira siapa yang mau beli. Hal ini yang menyebabkan terjadi tarik ulur pelelangan,” ungkap sumber itu, yang meminta namanya tak dipublikasikan.
Sementara Kepala Kejari Aru, Andy Panca Sakti yang hendak dikonfirmasi, terkedan menghindar. Ia beralasan sibuk.
“Bapak Kajari lagi rapat, sudah dua hari tidak bisa diganggu,” kata salah satu petugas jaga di Kejari Aru.
Kasi Pidum, Henly Lakburlawal juga tidak bisa dikonfirmasi karena tidak berada di tempat.
Akui Tercampur Air
Kasi Penkum Kejaksaan Tinggi Maluku, Samy Sapulette mengakui, BB solar kasus illegal oil KM Inka Mina 770 telah tercampur air.
Namun kata Sapulette, jumlah solar yang disita bukan 6 ton, namun hanya 6 kilo liter. Ini sesuai dengan putusan PN Dobo Nomor 30/Pid.B/LH/2020/PN Dobo.
Dalam putusan PN Dobo itu, empat terdakwa divonis melanggar pasal 53 huruf b Jo pasal 23 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Mereka dihukum 6 bulan penjara serta denda sebesar Rp 1 miliar. Dengan ketentuan, apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan kurungan selama 1 bulan.
Selain itu, BB lainnya yang disita berupa satu Unit Kapal KM Inka Mina 770, 1 buah handphone warna hitam merah merk Oppo A5s model CPH1909, nomor imel 1:8650960405 38359, nomor imel 2:86309664053 8342 yang berisikan 1 simcard warna putih merk Telkomsel AS dengan nomor 621000986210791701 serta 1 memory card warna hitam kuning merk micro SD 8 GB.
Kemudian, satu lembar berita acara transfer bahan bakar MV SPII Rumi. Jenis minyak HSD, jumlah transfer 40 KL, tanggal 18 Februari 2020, satu buah selang kecil warna coklat dengan panjang sekitar 8 meter dikembalikan kepada PT SPII, melalui saksi Agus Salman.
“Jadi tidak benar barang bukti itu 6 ton. Selain itu barang buktinya juga sampai saat ini masih berada di dalam Palka KMP Inka Mina 770 bukan di drum,” jelas Sapulette, kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Sabtu (3/10).
Walaupun demikian, Sapulette membenarkan, bahwa BBM tersebut tercampur dengan air. Hal ini disebabkan lantaran keadaan palka penampungan tidak dalam kondisi baik.
“Benar minyaknya tercampur dengar air karena palka penampungan berlubang dan tidak tertutup rapat,” ujarnya.
Hal itu terjadi kata Sapulette, karena kondisi cuaca di Aru sering terjadi hujan. Selain itu, letak kapal yang berada di laut sehingga dipengaruhi gelombang dan angin, maka penutup palka sewaktu-waktu bergeser dan terbuka yang menyebabkan rembesan air masuk ke palka dan bercampur dengan solar. (S-25)
Tinggalkan Balasan