AMBON, Siwalimanews – Puluhan mahasiswa yang terga­bung didalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Ambon menyerbu Kantor Walikota Ambon, Kamis (2/3).

Dalam aksi itu PMII meminta, Pen­jabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena membubarkan organisasi Asosialisasi Pe­dagang Mardika Ambon (APMA).

Pasalnya, PMII menilai APMA adalah biang kerok terjadinya masalah di Kota Ambon.

Aksi demonstrasi yang berlang­sung pukul 12.00-13.00 WIT dipimpin Ketua PMII Kota Ambon Maarwan Tirahelu.

Demonstrasi PMII ini dijaga ketat puluhan personil Polres Pulau Ambon dan Pp Lease serta Petugas Satpol PP.

Baca Juga: Maspaitella: SMTPI Harus Jadi Tempat Pendidikan Formal Gereja

Aksi demo yang dilakukan mahasiswa PMII ini sempat terjadi keributan kecil dengan Satpol PP, namun hal itu bisa berhasil dilerai.

Para pendemo mengatakan, APMA bahkan dianggap sengaja  mengaduh domba pemerintah. karena itu, PMII meminta agar penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, membubarkan orga­nisasi APMA.

“APMA harus dibubarkan. Apa yang dilakukan APMA ingin men­dekotomi para pedagang di Mar­dika, dimana siapa yang tidak meng­ikuti keinginan mereka (APMA), akan dieksekusi secara sepihak,” ujar salah satu orator dari kalangan pedagang yang diketahui bernama Taji.

Sedangkan orator lainnya, Fiky Umasugi selaku Ketua Komisiariat Darusalam Ambon menegaskan, bahwa berdasarkan Pancasila ke lima maka Pedagang di pasar Mardika juga harus mendapat keadilan sosial yang sama.

“Saya yakin, saudara penjabat walikota adalah sosok yang sangat baik, respon cepat dilakukan untuk menutaskan persoalan. Dengan itu kami minta persoalan ini juga diselesaikan,” pintanya..

Pasar itu lanjutnya, harus diatur oleh Pemerintah Kota Ambon dan bukan oleh APMA seperti yang saat ini terjadi.

PMII mempertanyakan sejauh­mana fungsi kontrol pemerintah terhadap segala kebijakan yang berjalan dilapangan.

Mereka justru menuding, Peme­rintah Kota Ambon tidak efektif hingga munculnya persoalan ini.

“Harus diketahui, bahwa APMA adalah organisasi yang mengawal kepentingan kelompk tertentu, mereka tidak objektif. engan itu, kami minta saudara Walikota bubarkan APMA. Karena pembangunan lapak di Pasar Mardika, harus dilakukan sesuai mekanisme. Dengan itu, Pemerintah yang harus mengambil alih itu,”tutur Fiky.

Diketahui, dalam aksi itu para pendemo tidak diterima satupun pejabat dijajaran Pemkot Ambon.

Penjabat Walikota Ambon diketahui masih berada di luar kota, sedangkan Sekkot Ambon, Agus Ririmasse sementara berada di luar kantor demikian pula dengan pe­jabat lainnya.

Namun sebelum membubarkan diri, Ketua PMII Cabang Kota Ambon, Maarwan Tirahelu membacakan tuntutan mereka yaitu, pertama, mendesak dan mendukung Pemerin­tah Kota Ambon dalam hal ini Penjabat Walikota Ambon untuk segera membekukan organisasi APMA, karena dinilai gagal dalam mengakomodir kepentingan peda­gang kaki lima di pasar Kota Ambon, serta menjadi biang kerok dari persoalan yang terjadi di Pasar Mardika Kota Ambon.

Dua, mendesak Pemerintah Kota Ambon untuk segera menguntus tuntas pembangunan illegal di areal terminal Blok A1 dan A2.

Tiga, mendesak Pemerintah Kota Ambon untuk mengusut tuntas tindakan pungli yang dilakukakan orang-orang yang tidak bertanggug jawab dengan dalih uang sampah

Empat, mendorong Pemerintah Kota Ambon membongkar lapak-lapak yang telah dibangun secara illegal di areal terminal A1 dan A2

Lima, mendukung Pemerintah Kota Ambon untuk mengambil alih pengelolaan pasar Mardika sesual fungsi dan kewenangan Pemkot. Dan enam, meminta kepada Peme­rintah Kota Ambon untuk memberi­kan solusi terkait dengan lapak yang telah di bongkar secara sepihak, ser­ta meminta kepastian serta jaminan untuk kelangsungan nasib para pedagang Pasar Mardika.(S-25)