MASOHI, Siwalimanews – Pusat informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Minggu (20/6) merilis jumlah pengungsi gempa magnitude 6,1 SR mencapai 8.821 jiwa, yang tersebar di Kecamatan Tehoru dan Telutih.

Selain itu BPBD juga menyebutkan 102 unit rumah, empat fasilitas umum dan dua rumah ibadah rusak akibat gempa tersebut.

Warga Kecamatan Tehoru dan Telutih hingga kini masih bertahan di lokasi pengungsian, meski hanya menempati tenda-tenda darurat. Warga masih belum berani kembali ke rumahnya, menyusul masih sering dirasakannya goncangan gempa susulan yang berulang di wilayah tersebut.

“Belum ada yang kembali ke perkampungan. Anak-anak, orang tua dan perempuan, seluruhnya masih berada di lokasi pengungsian,” tandas Rifai Hatapayo, warga Tehoru kepada Siwalimanews, melalui sambungan telepon, Minggu (20/6).

Rifai mengaku, bertahannya warga di lokasi pengungsian, disebabkan gempa susulan hingga Minggu pagi tadi masih dirasakan. Karenanya warga belum berani pulang ke perkampungan.

Baca Juga: Diguncang Gempa 6,1 SR Warga Masohi Panik

“Tadi malam sampai dengan Minggu subuh tadi masih ada gempa susulan. Olehnya kami semua masih memilih bertahan saja di lokasi pengungsian,” jelasnya.

Menurutnya, saat ini sudah banyak bantuan yang diterima warga, dari berbagai pihak. Namun warga pengungsi masih sangat membutuhkan bantuan terpal, selimut dan tikar. Pasalnya masih banyak warga yang belum memiliki tenda, sehingga terpaksa bergabung dengan warga lainnya yang sudah memiliki tenda darurat.

“Kalau saat ini pasukan makanan banyak yang sudah masuk. Namun masih banyak warga yang membutuhkan terpal karena masih bergabung dalam satu tenda dengan warga lainnya. Saat ini,bantuan terpal,selimut dan tikar sangat dibutuhkan,” tukasnya.

Seperti diketahui, gempa dengan kekuatan 6,1 skala richter mengguncang Kabupaten Maluku Tengah pada Rabu (16/6), sekitar pukul 13.43 WIT. Lokasi gempa di 7 km timur Tehoru dan 58 km Kobisonta, Kabupaten Maluku Tengah, dengan kedalaman 10 km.

Dalam laporan yang tertulis pada akun resmi twitternya BMKG menyebutkan, akibat gempa itu terjadi longsoran di bawah laut.

Kemudian berdasarkan update BMKG terkait gempa tersebut, dalam akun twitter BMKG menulis, Waspada gempa susulan dan potensi Tsunami akibat longsor di bawah laut.

Karenanya warga Maluku Tengah diingatkan untuk mewaspadai gempa susulan dan potensi tsunami.

“Bagi masyarakat di sepanjang pantai Japutih sampai Pantai Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, segera menjauhi pantai menuju tempat yang tinggi,” tulis BMKG di akun resmi twitternya. (S-36)