NAMROLE, Siwalimanews – Pabung Kodim Persia­pan, Mayor Inf Retno sebagai orang pertama di Bursel yang menerima vaksin Covid-19 perda­na, saat pemerintah Ka­bupaten Buru selatan (Bursel) melakukan vak­si­nasi tahap pertama yang berlangsung di ge­dung serbaguna pemda Bursel, Sabtu (6/2).

Vaksinasi tahap per­tama ini diikuti sebanyak 10 orang dari Forkom­pimda dan pimpinan TNI/Polri.

Sebelum proses pem­berian vaksin, Sekda Bursel Iskandar Walla menyerahkan bantuan APD dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku untuk petugas kesehatan RSUD dr. Salim Alkatiri  yang diterima langsung oleh Direktur RSUD dr. Salim Alkatiri, dr Daud Sinaga.

Bupati Bursel, Tagop Sudarsono dalam sam­-butannya yang dibaca­-kan Sekda Bursel, Iskandar Walla menyebutkan bahwa vaksinasi yang dilakukan adalah bentuk kepedulian negera untuk melindungi seluruh masyarakat termasuk masyarakat Bursel dari Virus Corona sebagaimana di atur dalam Pepres nomor 99 tahun 2020 tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemic Covid-19.

“Aturan yang ada tersebut tentunya tidak lain hanya untuk melindungi segenap rakyat Indonesia dari wabah Covid-19. Selain itu masyarakat diminta untuk terus menerapkan 3 M yakni memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak minimal 1 meter, dan sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan hand sinitezer bila selesai beraktifitas,” ucap Sekda.

Baca Juga: Ketua Sinode Terpilih Harus Bisa Seperti Lilin

Sekda mengatakan, Komite Penasehat Ahli Imunisasi (ITAGI) juga telah mengeluarkan kajian terkait vaksinasi Covid-19 yang juga menjadi dasar bagi pemerintah pusat dalam merumuskan kebijakan vaksinasi Covid-19.

Lanjutnya, data Covid-19 Kabupaten Bursel sejak Maret 2020 sampai Februari 2021 masih menjadi perhatian serius oleh pemerintah daerah dan keadaan ini menjadi cambukan keras bagi kita semua untuk terus memperbaiki diri.

“Bagi masyarakat jangan pernah abaikan, jika lengah dalam memproteksi diri maka resiko ancaman kematian dari wabah covid-19 akan terjadi. Untuk itu setiap jajaran yang ada di pemerintahan diminta untuk mengevaluasi terhadap kedisiplinan 3 M,” ucapnya.

Untuk Vaksinasi Sinovac tahap pertama akan disasarkan ke Forkompimda, para tenaga kesehatan, pejabat publik dan tokoh masyarakat dengan harapan dapat memberikan kekebalan dalam tubuh agar masyarakat tidak terpapar virus Covid-19 dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya vaksin Covid-19.

Adapun manfaat Vaksin Covid-19 yakni menciptakan respon antibodi, mencegah terkena virus corona, menghentikan virus, melindungi orang-orang di sekitar kita dengan tujuan utama memberikan vaksin adalah menurunkan akan kesakitan dan kematian akibat covid-19 serta mengurangi penularan covid-19.

“Disamping itu diharapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 juga dapat melindungi dan memperkuat system kesehatan secara menyeluruh serta menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi,” harapnya.

Kepada wartawan, Sekda Bursel juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Bursel untuk waktunya nanti, masyarakat tidak perlu kuatir untuk divaksin, sebab ini adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi segenap rakyat Indonesia.

“Masyarakat tidak perlu kuatir untuk divaksin, karena vaksin ini adalah keinginan Negara untuk memberikan kesehatan yang baik bagi Negara serta melindungi masyarakat dari bahaya wabah Covid-19,” himbaunya.

Sementara itu, Ketua Panitia Vaksinasi Kabupaten Bursel, Ibrahim Banda kepada wartawan menjelaskan bahwa, terhitung hari ini, Sabtu (6/2/2021) proses vaksinasi untuk tahap pertama untuk kabupaten Bursel tahap pertama sudah dilaksanakan.

“Hari ini ada 10 di yang divaksin, dan hari ini juga akan didistribusikan 700 vial untuk 700 tenaga kesehatan yang ada di 11 faskes  di enam kecamatan yaitu 10 puskesmas dan 1 rumah sakit,” ucap Banda.

Banda menjelaskan, ada beberapa pejabat publik seperti dirinya dan Sekda Bursel tidak bisa mengikuti vaksinasi walaupun mereka sangat berkeinginan untuk divaksin, tetapi karena terkendala syarat maka tidak dapat ikut serta.

“Saya sendiri juga tidak ikut karena tidak memenuhi syarat begitu juga dengan Pak Sekda. Padahal kami sangat berkeinginan untuk divaksin namun terkendala dengan syarat-syarat seseorang dapat di vaksin maka kami tidak disuntik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, keterlambatan proses vaksinasi ini dikarenakan petugas kesehatan yang dikirim untuk mengikuti pelatihan terkait vaksin. “Kami sedikit terlambat karena petugas kesehatan kami yang dikirim untuk mengikuti pelatihan vaksin,” katanya. (S-35)