AMBON, Siwalimanews – Aksi memalukan dipertontonkan dua calon Sekretaris Kota Ambon. Mereka naik pitam lantaran masalah sepele.

Seleksi ulang calon Sekot Ambon yang berlangsung di Wayame Bay Hotel, di­warnai aksi adu mulut antara dua calon sekot dengan Kepala Ba­dan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKSDM) Pemkot Ambon Benny Selanno.

Sebagaimana diberitakan Siwali­manews sekitar pukul 10.30 WIT di lokasi seleksi, para peserta mulai berdatangan, tak lama kemudian salah satu calon sekot yakni Semuel Huwae terlihat menemui Kepala BKSDM sambil marah-marah.

Adu mulut antara keduanyapun tak terelakan, sehingga menarik perhatian dari peserta seleksi sekot lainnya maupun para tamu yang menginap di hotel tersebut. Adu mulut keduanya coba dilerai oleh beberapa peserta seleksi, lantaran waktu telah menunjukan hampir pukul 11.00 WIT, dimana waktu proses seleksi akan berlangsung.

“Masa seleksi hari ini kita sebagai calon sekot tidak tahu, itukan ada grup. Kenapa informasi ini tak di­beritahukan di grup agar kita semua tahu,” tandas Huwae dengan nada kesal, seperti yang diceriterakan sum­ber Siwalimanews yang ada di lokasi kejadian.

Baca Juga: Seleksi Ulang Sekot

Huwae kemudian menebar anca­man kepada Kepala BKSDM, kalau di terpilih menjadi Sekot, akan me­ninjau kembali jabatan Selanno, ter­masuk empat calon sekot yang ber­asal dari Pemkot Ambon.

“Katong dua jadi, katong kasih abis kamong ampat, termasuk ose lai Benny, katong inja-inja kamong,” ancam Huwae lagi.

Informasi lain yang berhasil di­him­pun di lokasi seleksi, aksi adu mulut bukan saja terjadi antara Hu­wae dan Kepala BKSDM saja, na­mun satu calon sekot Agus Ririmase juga terlibat cekcok dengan Selanno.

Ririmase menuding Kepala BKS­DM menghambat turunnya SK Men­dagri tentang Pengangkatan dirinya sebagai Sekot Ambon. Na­mun Selanno tak menggubris apa yang dikemukakan Ririmase.

Resepsionis Wayame Bay Hotel Yeni Loupatty sebagaimana dilansir Siwalimanews, juga membenarkan adanya keributan tersebut, namun apa yang diributkan tidak begitu jelas sebab kejadiannya di lantai II.

“Ia memang benar tadi pagi ada sedikit keributan, namun yang diributkan saya tidak tahu pasti sebab kejadiannya di lantai II,” ungkapnya.

Mis Komunikasi

Sekretaris tim Pansel Sekot Ambon Jasmono yang dikonfirmasi di sela-sela proses seleksi membenarkan adanya keributan itu, namun menurutnya hal itu hanya mis komunikasi antara Kepala BKSDM dengan kandidat calon Sekot Ambon.

“Memang benar ada sedikit keributan, tapi itu mis komunikasi saja soal informasi saat pelaksanaan seleksi di hari ini, namun semua itu sudah diselesaikan secara baik-baik, sehingga tak ada masalah lagi,” ungkap Jasmono.

Semuel Huwae yang dikonfirmasi mengaku aksi spontannya itu terjadi lantaran kesal dengan sikap Selanno. Pasalnya, Selanno tidak memberikan informasi secara detail kepada setiap calon sekot, tentang apa saja yang menjadi arahan walikota, sebab dirinya tidak bisa hadir dalam pertemuan yang digelar kemarin.

“Kan ada dibuat grup untuk calon kandidat Sekot Ambon, ini perlu diinformasikan hasil pertemuan dengan walikota, agar kita semua tahu bahwa ada seleksi yang dibuat hari ini,” tandas Huwae.

Huwae menambahkan, “bisa saja kita tidak tahu informasi saat pertemuan dengan walikota, makanya kita tidak tahu ada seleksi hari ini, kalau tidak dikasih tahu, kan bisa ada miss komunikasi dari miss itulah yang nantiya menimbulkan persepsi yang keliru,” tambah Huwae.

Menurut Kadis Infokom Maluku itu, protes yang disampaikan kepada Selanno, karena yang bersangkutan tidak menyampaikan arahan Walikota kepada para calon sekot.

Saya protes kenapa arahan walikota tidak disampaikan agar semua orang tahu, tapi itu sudah selesai hanya mis komunikasi saja,” pungkasnya.

Untuk seleksi hari ini kata Huwae, sudah jalan sesuai dengan ketentuan dan berharap, semua kandidat harus saling mendukung, sebab seleksi dilakukan secara terbuka dan berkualitas.

Sementara itu, calon sekot lainnya Agus Ririmase yang dikonfirmasi Siwalimanews mengaku, kejadian tadi hanyalah kesalah pahaman soal informasi saja.

“Tadi hanya salah paham saja, tetapi sudah selesai, tidak ada apa-apa, sebab semua telah diselesaikan secara baik,” pungkasnya.

Benarkan Copy Paste

Proses seleksi calon Sekot Ambon kembali diulang lantaran ada calon sekot yang melakukan praktik copy paste dalam penulisan makalah saat seleksi berlangsung.

Sekretaris tim Pansel Sekot Ambon Jasmono kepada wartawan mengaku, copy paste makalah ini diduga kuat dilakukan oleh dua peserta calon sekot. Sayangnya Jasmono enggan menyebutkan identitas dari kedua paserta calon sekot tersebut.

Kita gelar seleksi ulang ini karena diduga ada dua orang yang melakukan copy paste, namun identitasnya saya tidak bisa sampaikan ke publik, sebab itu menjadi rahasia Pansel,” tandas Jasmono.

Dijelaskan, seleksi ulang untuk dua tahap, yaitu penulisan makalah dan tahapan wawancara, ini dilakukan berdasarkan hasil konsultasi dari PPK dan juga rekomendasi langsung dari Komisi ASN.

“Seleksi ini juga bertujuan untuk pansel dapat memberikan penilaian seobjektif mungkin terhadap kompetensi peserta. Penilaian memang sudah dilakukan secara objektif, tetapi ada dugaan copy paste terhadap makalah sehingga dilakukan seleksi ulang,” tandas Jasmono.

Ditanya soal jika ditemukan ada dugaan copy paste yang dilakukan oleh dua calon, namun mengapa mereka tak didiskualifikasi, Jasmono mengaku, ada beberapa pertimbangan, sehingga pansel melakukan seleksi ulang lagi.

Pansel Objektif

Jasmono juga memastikan, pansel akan berkerja secara objektif, jujur dan memiliki integritas yang tinggi.

“Saya pastikan pansel bekerja secara objektif dengan penuh integritas, sehingga tak perlu diragukan,” tandas Jasmono.

Ditanya dugaan masyarakat soal adanya calon titipan dari Pemprov Maluku maupun Pemkot Ambon dalam seleksi ini hingga seleksi diulang kembali, Jasmono menegaskan, apa yang dicurigai masyarakat sama sekali tidak benar, sebab dalam seleksi ini, tidak ada calon titipan dari mana pun, karena pansel bekerja secara independen dan objektif.

“Tidak ada calon titipan di seleksi ini, karena pansel bekerja penuh dengan integritas,” pungkasnya.

Proses Copy-Paste

Sebelumnya, saat sesi pembuatan makalah yang bertempat di Hotel Amaris Jalan Diponegoro, beberapa waktu lalu, tidak diikuti dengan pengawasan serius oleh pansel.

Menurut aturan, sesi pembuatan makalah ini seharusnya dikerjakan calon sekot di tempat atau di ruangan yang sudah ditunjuk. Namun yang kerja di tempat hanya Jooy Adriaansz, Jopie Selanno, Enrico Matitaputty dan Fahmi Salatalohy. Sementara calon lain seperti Agustinus Ririmase dan Semuel Huwae nampak sudah mempersiapkan makalah itu dari rumah, sehingga mereka tinggal memasukan flashdisk ke komputer yang disediakan pansel.

“Memang dalam sesi ini tidak ada penjagaan dan pengawasan dari pansel. Seharusnya pansel ada di situ untuk menilai,” kata salah seorang calon sekot yang minta namanya tidak ditulis.

Menurut calon itu, menjadi pemimpin apalagi Sekot harusnya yang ditunjukan integritas, bukan main curang. Karakter seorang pemimpin harus sejak awal jujur.

Disisi lain, aturan menghendaki masuk ruangan seleksi dilarang membawa handphone. Namun kenyataannya Agustinus Ririmase membawa handphone dan berkomunikasi dari di dalam ruangan dan pansel membiarkannya.

Cacat Prosedur

Seleksi ulang calon Sekretaris Kota Ambon Rabu (2/12) di Wayame Bay Hotel, dinilai cacat prosedur dan merugikan keuangan negara. Disamping calon-calon yang terlibat dalam proses juga tidak mempunyai etika, karena ada saling ancam jika nanti terpilih.

Demikian dikatakan praktisi hukum, Marnix Salmon, menyikapi proses seleksi ulang terhadap dua item kegiatan. Menurutnya, proses tersebut juga menyebabkan daerah dirugikan atau negara dirugikan. Sedangkan cacat prosedur menurutnya, dikarenakan Pansel dinilai gagal dan semestinya diganti dengan pansel yang baru.

Disamping itu, keributan yang terjadi pada saat seleksi ulang antara calon sekot dan Kepala BKSDM Pemkot Ambon dengan alasan mis komunikasi, adalah tidak berdasar.

Salmon menilai, calon sekot yang saling mengancam untuk mengevaluasi jabatan, menunjukan yang bersangkutan tidak punya moral dan etika.

“Esensi dari seleksi itu apa. Kepentingannya apa dulu. Kalau belum apa-apa sudah caling ancam, nantinya jika terpilih mau jadi apa pemerintah Kota Ambon itu. KASN dan Kemendagri harus jeli untuk menyikapi proses seleksi Sekot ini. Kuat dugaan saya, ada kepentingan besar yang sementara diamin aktor utama terkait seleksi ini. Jika tidak dikawal dengan baik, akan berdampak terhadap proses pemerintahan di Kota Ambon,” jelas Salmon kepada Siwalima Kamis (2/12).

Menurut Salmon, Walikota selaku pembina kepegawaian harus punya hati nurani dan tidak punya kepentingan dalam ptoses-proses ini.

“Katakanlah pak Walikota itu orang tua bagi para pegawai di Pemkot itu. Beliau juga jangan tutup mata terhadap proses seleksi ini,” ujarnya.

Salmon menegaskan, seharusnya seleksi ulang tidak bisa hanya sebagian saja. Prinsipnya harus diulang sejak awal.

“Masakan seleksi sebagian, ini kan lucu. Harusnya diulangi dari awal. Kemudian pansel harus diganti karena dinilai gagal. Yang paling penting adalah pertanggungjawab keuangan terhadap pelaksanaan proses ini. Ini  dianggap merugikan keuangan negara. Sebab seleksi awal uang begitu banyak digelontorkan, lalu seleksi ulang ini duit dari mana,” ungkapnya.

Salmon beraharap Ketua KSAN membatalkan proses yang sementara berjalan, karena dianggap cacat prosedural dan cacat adminsitrasi.

“Saya yakin sungguh bahwa Ketua KASN tidak mungkin bisa merekomendasikan untuk ada seleksi ulang yang hanya sebagian saja. Karena ini dinilai konprehensip. Kalau sebagian saja nilainya seperti apa. Sampai sekarang tidak tahu rekomendasi KASN itu bilang apa. Karena ini kan Walikota tidak menjelaskan apa kata KASN itu. Bisa saja KASN mengatakan batal tapi beliau cuman bilang dua item. Kan bisa saja seperti itu, dan patut diduga,” pungkas Salmon.

Nilai Sama

Terpisah, pengamat politik dan pemerintahan dari FISIP Unpatti, Polly Koritelu mengatakan, yang namanya seleksi tidak mungkin dari enam calon itu semua punya nilai sama.

“Itu tidak mungkin. Karena ada item-item yang memperlihatkan kompetensi seorang calon sekot di dalam proses seleksi itu. Ya, karena itu menurut KASN, harus ada dua Item lagi yang diseleksi atau dilakukan oleh pansel, dalam rangka mendapatkan keputusan Pansel tentang urutan tentang kompetensi dari masing-masing calon, yang akan kemudian ditetapkan,” jelas Koritelu.

Namun demikian, ia menyayangkan seleksi ulang dilakukan pansel. Meski demikian, Koritelu mengaku ia tidak meragukan kompetensi dan kualitas pansel.

“Sebenarnya  pansel itu personil-personil adalah orang-orang yang bagus. Orang-orang sebenarnya punya kualitas dan kapabilitas diri yang tinggi. Baik dari akademisi maupun juga dari kaum profesional. Mereka adalah orang-orang yang cukup cekatan baik dan punya kredibilitas yang bagus. Tetapi juga ada punya faktor X tertentu yang kemudian menyebabkan itu. Sehingga kemudian proses-proses itu seakan-akan terkesan tidak ada satu mekanisme profesional yang dikerjakan pansel. Tapi untuk orang-orang  yang nguji itu saya juga salut. Mungkin karena kekuatan intervensinya sangat kuat tentang itu,” tandsnya.

Ia juga berharap KASN tetap pada objektivitasnya dan mampu melihat proses seleksi yang dilakukan pansel Sekot Ambon ini dengan baik. Olehnya ia menghimbau semua pihak untuk mengapresiasi KASN yang telah jeli menilai proses yang diguga tidak semestinya itu. (S-51/S-32)