Menag: Gunakan Akal Sehat Selesaikan Persoalan
AMBON, Siwalimanews – Menteri agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada seluruh masyarakat untuk menggunakan akal sehal ketika menyelesaikan sebuah persoalan.
“Saya mengajak semua umat beragama untuk mengedepankan akal sehat dan hikmah atau kebijaksanaan, dalam menyikapi berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan saat ini maupun di masa-masa yang akan datang.
Hal ini disampaikan Menag dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekda Maluku Kasrul Selang ketika memimpin upacara Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) ke-75, yang digelar di Aula Kanwil Kemenag Provinsi Maluku, Selasa (5/1)
Sebagai Menteri Agama, Qoumas juga mengajak seluruh masyarakat agar dapat menjadikan agama sebagai inspirasi dalam membangun bangsa dan negara.
Di negara yang berdasarkan Pancasila ini, tidak ada diktator mayoritas atau tirani mayoritas. Semua umat beragama dituntut untuk saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, dimana hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain,” tutur menag.
Baca Juga: BRI Salurkan 570 Miliar untuk PENDi usia yang ke 75 tahun, seluruh ASN dilingkungan Kemenag juga diajak untuk memaknai segala prestasi yang telah dicapai, dan menempatkannya sebagai momentum untuk menebalkan niat dan motivasi dalam mencapai yang lebih baik di masa mendatang. “Kementerian Agama memberikan anugerah penghargaan dan apresiasi kepada seluruh elemen umat beragama tanpa membedakan satu sama lain, atas dukungan, sinergi dan kebersamaannya mengawal tugas-tugas Kementerian Agama,” ajaknya.
Peringatan HAB Kemenag kali ini mengusung tema ‘Indonesia Rukun’ ini, sejalan dengan semangat nasional yang menempatkan kerukunan umat beragama sebagai salah satu modal bangsa untuk maju. Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia.
Pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama, juga merupakan karya bersama para tokoh agama, para menteri dan aparatur di lingkup Kementerian Agama dari masa ke masa. “Tanpa toleransi, maka tidak akan ada kerukunan,” terangnya.
Menurutnya, toleransi dan kerukunan antar umat beragama dilakukan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama. “Karena pengalaman membuktikan toleransi dan kerukunan tidak tercipta hanya dari satu pihak, sedangkan pihak yang lain berpegang pada hak-haknya sendiri,” ingatnya.
Dewasa ini, kata menang, pihaknya ingin mengembangkan moderasi beragama, agar toleransi dan kerukunan yang sudah ada lebih mengakar di dalam kehidupan sehari-hari bangsa.
Ia menambahkan, Pancasila adalah ideologi pemersatu yang merangkum nilai-nilai ke-Indonesiaan sebagai bangsa yang beragama. “Sila pertama dan utama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, meneguhkan identitas nasional sebagai bangsa yang beragama dan bermoral,” tegasnya.
Olehnya komitmen religius dan moralitas, lanjut menag, juga menjadi barometer apakah suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang besar atau tidak. Sejalan dengan itu, tugas dan tanggung jawab sejarah bagi seluruh bangsa Indonesia adalah mengisi negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa ini sejalan dengan asas demokrasi dan kedaulatan rakyat.
“Bangsa Indonesia dari generasi ke generasi harus bisa menjaga komitmen nasional tentang landasan bernegara di tengah dahsyatnya percaturan global di bidang geopolitik, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain-lain,” tegasnya lagi.
Dalam kesempatan itu juga dirinya mengingatkan sebagai menteri Agama baru dan harus ada semangat baru dalam mengelola Kementerian Agama. Semangat Kementerian Agama baru itu dapat diterjemahkan dengan beberapa kata kunci.
Pertama, manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik, termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan.
Kedua, penguatan moderasi beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan. Selanjutnya ketiga, persaudaraan, yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan.
“Dirgahayu 75 tahun Kementerian Agama. Semoga pandemi Covid-19 sebagai ujian berat bagi bangsa kita dan kemanusiaan, segera berlalu dengan takdir dan pertolongan Allah SWT,” tutupnya. (S-39)
Tinggalkan Balasan