DALAM  mendukung pening­katan kemandirian pangan daerah melalui pemanfaatan pangan lokal dalam mengantisipasi krisis pangan lokal, TP-PKK Provinsi Maluku bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota se-Provinsi Maluku mencanangkan Aksi Gerakan Penanaman Pohon Sukun Serempak di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku.

Aksi pencanangan gerakan tanam sukun di Provinsi Maluku diseleng­garakan secara virtual. Pemerintah Daerah MBD  menyelenggarakan pencanangan aksi penanaman sukun berpusat di Desa Kaiwatu, Senin (14/2).

Dalam laporannya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Maluku Barat Daya, Yosua D. D. Philipus,  menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah mendorong konsumsi sukun sebagai bahan pangan lokal  utama di Provinsi Maluku, khususnya di Kabupaten Maluku Barat Daya, serta meningkatkan ketersediaan alternatif bahan pangan lokal dalam menghadapi krisis pangan global.?

Dijelaskan, pula kegiatan yang dilaksanakan dengan melibatkan TP. PKK Kabupaten Maluku Barat Daya dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sukun sebagai salah komoditi pangan lokal yang unggul. Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan pengolahan pangan berbahan dasar sukun, termasuk produksi biskuit suke (sukun kelor) untuk pencengahan stunting dan pembagian leaflet pengolahan sukun.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Kabupaten Maluku Barat Daya, Rely Noach menyampaikan peme­nuhan dan peanekaragaman pangan keluarga merupakan salah satu tugas yang diemban TP-PKK Kabupaten MBD bahkan  peran perempuan dalam menjaga terpe­nuhinya kebutuhan pangan bagi setiap anggota keluarga dan mewujudkan ketahanan pangan keluarga menjadi sangat penting apalagi ditengah situasi krisis  pang­an saat ini.

Baca Juga: Pemkot Tanam 200 Anakan Sukun

“Untuk  itu, TP. PKK terpanggil membangun kesadaran masyarakat terutama kaum perempuan dalam menjaga dan mengembangkan pangan lokal untuk dikonsumsi keluarga. Ini merupakan wujud tanggungjawab dalam menyediakan pangan lokal, khususnya jagung, sukun, pisang, maupun ubi-ubian, sebagai pangan utama yang beragam, bergizi, seimbang dan aman atau B2SA, agar dapat dikon­sumsi seluruh anggota keluarga,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama Bupati MBD, Benyamin Th. Noach,  menyampaikan alasan melakukan aksi ini karena kondisi saat ini yang diperhadapkan dengan ancaman krisis global yang menyebabkan kenaikan harga yang luar biasa. Kondisi krisis global menyebabkan terjadinya inflasi yang cukup tinggi. Salah satu penyebab inflasi adalah harga barang yang terus bergejolak karena keterbatasan produksi semntara permintaan sangat tinggi. Sehingga harus dilakukan impor dari luar negeri. Hal itu dapat meng­ganggu perekonomian negara.

Bupati menegaskan, akibat pengaruh pergeseran gaya hidup masyarakat yang dulunya sering mengkonsumsi pangan lokal seperti jagung, sukun, serta ubi-ubian sekarang bergantung pada konsum­si beras yang diproduksi oleh daerah lain. Berkaca pada kejadian sebelumnya, akibat cuaca yang buruk pengiriman beras menjadi terhambat dan muncul wacana MBD terancam kelaparan, tanpa memi­kirkan bahwa Maluku Barat Daya memiliki potensi pangan lokal yang sejak dulu dikonsumsi.

“Kebiasaan-kebiasaan kita didaerah makan makanan lokal, itu harus kita ditingkatkan. Karena memang  pulau sudah siapkan kita makanan, Tuhan berikan kita kehidupan, kita tinggal meman­faatkan, kita tinggal di pulau yang tidak bisa tanam padi, tapi kita makan beras. Kita tinggal di tempat yang akan akan pangan lokal, harusnya makan sagu, sukun, singkong tapi gaya hidup yang berbeda membuat kita harus mengkonsumsi sama dengan daerah lain yang mempro­duksi beras ” tegasnya.

Bupati pun menghimbau   ma­syarakat mengkonsumsi bahan pangan lokal yang telah tersedia di kabupaten dan mengajarkan ge­nerasi selanjutnya untuk meng­konsumsi pangan lokal agar tidak bergantung pada bahan pangan dari luar daerah. Bupati harapkan penanaman pohon sukun secara bertahap dapat dilakukan di seluruh desa dalam wilayah Kabupaten MBD.

Dalam dukungan pencanangan gerakan aksi penanaman pohon sukun ini, dilaksanakan penanaman pohon sukun sebanyak 57 anakan di Pulau Moa dan langsung dilakukan oleh Bupati bersama Forkopimda dan Ketua TP. PKK MBD.

Selain kegiatan pencanangan tersebut juga dilakukan pema­sangan eartag berbasis digital pada ternak sapi dan kerbau. Eartag merupakan salah satu langkah yang dilakukan dalam meningkatkan konsumsi pangan hewani. Tujuan dari pemasangan eartag ini adalah mendata dan penandaan ternak berbasis digital sebagai salah satu inovasi dalam perkembangan bisnis ternak sapi dan kerbau. Diharapkan identitas maupun riwayat ternak dapat tersaji secara mudah dan cepat.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Bupati MBD,  Agustinus L. Kilikily, Forkopimda, Penjabat Sekda, Ketua-ketua Organisasi Perempuan, Para Staf Ahli Bupati, para Asisten Sekda, Pimpinan OPD, Kepala Kantor Agama, Camat P. Moa, Kepala Desa se-Pulau Moa, TP. PKK Desa Kaiwatu dan KMJ GPM Kaiwatu. (S-08)