SEDIKITNYA lima guru di Kabupaten Seram Bagian Timur masing-masing,  dua  guru senior inspiratif dan tiga guru honorer teladan  menerima penghargaan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

Mereka adalah Abdul Karim Kilkoda, Jassin Oie, Janaria Rumagoran, Abu Bakar Sehwaky dan Ahmad Yani Tella.

Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas di sela-sela upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang berlangsung di pelataran Kantor Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) SBT, Jumat (13/5).

Bupati SBT Abul Mukti Keliobas mengungkapkan, pihaknya telah menyerahkan piagam dan bingkisan kepada dua guru senior inspiratif yang saat ini sudah purnabakti, termasuk kepada 3 guru honorer teladan.

Keliobas menjelaskan, pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Daerah lewat Disdikbudpora SBT kepada guru-guru yang sudah mengabdi mencerdaskan anak-anak bangsa di Kabupaten bertajuk ‘Ita Wotu Nusa’ itu.

Baca Juga: Empat KPN Kembali Dilantik

“Tadi saya mengucapkan terimakasih dan kita memberikan bingkisan. Jangan dilihat dari nilai bingkisannya, tapi ini bentuk apresiasi Pemda lewat Dinas Pendidikan kepada guru-guru yang sudah mengabdi,” ungkap Abdul Mukti Keliobas.

Pelaksana Tugas Kepala Disdikbudpora SBT Sidik Rumalowak menandaskan, pemberian penghargaan kepada dua guru senior inspiratif bukan tanpa alasan.

Menurutnya, jauh sebelum SBT menjadi sebuah kabupaten, kedua guru ini tengah menjalankan tugas pada daerah ini masih sangat terisolasi dengan siswa yang tersebar dari berbagai wilayah di kecamatan Seram Timur saat itu.

“Mereka melakukan pengabdian itu hanya bermodalkan semangat, kapur tulis dengan berbagai kekurangan disana-sini, kekurangan guru tapi jumlah siswa disaat itu ribuan karena dari 15 kecamataan saat ini semuanya berkumpul di Kota Geser untuk bersekolah,” tandas Rumalowak.

Rumalowak mengaku, berkat ilmu yang diajarkan oleh kedua guru senior inspiratif ini telah banyak melahirkan generasi SBT yang menjadi pejabat di lembaga legeslatif dan eksekutif di daerah ini.

“Kita kihat dan menyaksikan sendiri, baik di legeslatif, eksekutif maupun yudikatif yang anak-anak binaan mereka itu telah mampu,” akuinya.

Sementara untuk tiga guru honorer teladan kata dia, mereka telah menjalankan tugas sebagai guru sejak zaman Orde Baru.

Dia mengemukakan alasan diungdang ketiga guru honorer teladan ini karena dinilai sangat berjasa, pasalnya lewat karya nyata mereka sehingga ada SMP PGRI Affang dan SMP PGRI Kilga.

“Mereka sudah mulai melakukan ide dan gagasan untuk melahirkan sekolah dan mereka melakukan pengabdian,” ujarnya. (S-08)