PIRU, Siwalimanews – Hari kedua pencarian korban longsor di gu­nung tembaga Desa Iha, Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Ba­gian Barat berhasil dite­mukan dalam keadaan tidak bernyawa.

Tiga korban tersebut yaitu, Abdul Samal Depinu­bun (48) ditemukan Selasa (5/7) pukul 20.00 WIT malam, sedangjan kedua anak kandung­nya Sabil (8) dan  Na­bila (9) Depinubun di­temukan, Rabu (6/7) se­kitar pukul 9.28 WIT. Keti­ga­nya ditemukan di lokasi longsor yang berbeda.

Kepala Badan Penanggu­langan Bencana Daerah (BP­BD) SBB Tommy Watimena yang dikonfirmasi  Siwalima diruang kerjanya, Rabu (6/7) menjelaskan, tiga korban longsor yang sudah ditemukan ini meru­pakan keluarga.

“Ketiga korban ini ditemukan dalam keadan tertimbun longsor, dan ketiganya meninggal dunia. Puji syukur semua korban sudah dite­mukan,” ungkap Watimena

Dijelaskan, pencarian ini melibat­kan Babinsa, Anggota Polsek Hua­mual, BPBD, Pejabat Iha, dan masyarakat. Pencarian ini dilakukan secara manual tanpa alat berat karena sulitnya medan.

Baca Juga: Wagub Harap DPRD Semangat Kerja untuk Rakyat

Lokasi longsor sangat sulit di jangkau alat berat, kata Watimena, bukan hanya itu postur tanah yang labil juga menjadi kendala pencarian.

Menurutnya, dengan ditemu­kan­nya ketiga korban yang merupakan orang tua dan kedua anaknya ini, sehingga korban bertambah menjadi 6 orang meninggal dunia, 3 orang mengalami luka-luka yang saat ini menjalani perawatan di Puskesmas Tanah Goyang. Sehingga total 9 korban longsor di Gunung Tembaga sudah ditemukan.

Watimena berharap, kepada mas­yarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di lokasi longsor atau gunung tembaga, dan jaangan menembang pohon atau penggalian krena atruktur tanahnya labil. Hal ini bisa saja terjadi longsong dengan kondisi hujan saat ini.

Selain itu Kapolres SBB AKBP AKBP Dennie Andreas Dharmawan memembenarkan peristiwa terjadi­nya longsor di gunung tembaga yang mengakibatkan 9 orang pe­nambang tertimbun longsor pada Selasa (5/7).

Diungkapkan, terjadinya longsor sehingga memakan korban ini di­karenakan curah hujan yang cukup deras sehingga mengakibatkan 6 orang penambang meningal dunia 3 orang lainnya megalami luka-luka.

Dijelakan, 6 orang korban meni­nggal yang sudah ditemukan sala satunya, vival raharusun (19), Kartini Patisausiwa (42), Sajir Basir (35), Abdul Depinubun (48), Sabila De­pinubun (8), Nabila Depinubun (9).

Sedangkan korban luka-luka dan selamat, katanya,  sebanyak 3 orang yakni, La Edo (32), Rifaldi Raha­rusun (18) dan Faisal Lasomar (32), sehingga total sebany 9 orang.

Kapolres menambahkan, dua korban terkhir ditemukan merupakan anak-anak ini Sabila dan Depinub Nabila Depinubun di temukan Rabu (6/7) sekitar pukul 9.28 WIT.

Lokasi terjadinya tanah longsor yang megakibatkan 6 orang korban meninggal dunia ini, kata Kapolres, terdapat di dua titik yakni di lokasi kali mati dan lokasi Gunung Wiu-wiu. Dari kejadian tanah longsor tersebut mengakibatkan akses jalan dari Piru ke Desa Luhu-Iha tidak bisa dilalui kendaran roda empat dan hanya dapat dilalui oleh kendaran roda dua.

Kapolres menghimbau, kepada masyarakat terutama penabang batu sinabar di gunung tambaga untuk tidak berkatifitas apupun, karena pertambangan batu sinabar  masih ilegal. Olehnya itu dihentikan sehi­ngga karena wilayah gunung batu tembaga rawan longsor akibat penambangan liar.

“Untuk menertibkan  para penambang batu sinabar, Kapolres akan berkoordinasi dengan bupati dan OPD terkait untuk membahas persoalan ini,  sehingga tidak terjadi korban lagi serta masyarakat tidak lagi berkatifitas lagi, karena penambangan batu sinabar masih ilegal,” tuturnya.

3 Tewas di SBB

Selain di Kota Ambon, hujan deras juga mengguyur Kabupaten Seram Bagian Barat.

Tercatat, sebanyak 9 orang penambang tertimbun longsor dan 3 tewas saat menambang batu sinabar di Gunung Tembaga, Desa Iha-Luhu, Kecamatan Huamual Kabupaten SBB.

Informasi yang dihimpun Siwalima, Selasa (5/7)  peristiwa ini terjadi sikitar pukul 04.00 WIT ketika hujan deras. Saat itu para penambang  sedang berativitas menambang, tiba-tiba terjadi longsor sehingga 9 orang penambang tersebut tertimbun.

Ke-9 orang penambang ini yang tertimbun longsonr ditolong oleh para penambang lainnya dengan peralatan apa adanya, untuk menggali tumpuhkan tanah longsoran. Akibat lambat sehingga 3 orang penambang tidak dapat tertolong.

Dari 9 orang  yang tertimbun tanah longsor diantaranya, 7 orang dewasa dan 2 orang merupakan anak- anak.

“Saat pencarian dilokasi 6 orang sudah ditemukan diantaranya 3 orang meninggal dunia dan 3 luka-luka  dan sedang dirawat di Puskesmas Tanah goyang,” ungkap salah satu sumber BPBD kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (5/7).

Katanya, korban longsoran yang selamat yaitu, Faisal (30) warga Dusun Pawae Tanah goyang, Desa Loki dan Ripaldi (20)  warga Tanah Goyang Desa Loki.

Untuk korban meninggal dan  sudah di temukan, Vival (26) warga Dusun Pawae/Dusun Ani, Desa Loki, Abdul Rahman (48) warga Desa Kawa dan Laridwan (40) alamat Dusun Ani.

3 Belum Ditemukan

Tiga orang bang belum ditemukan 2 orang anak perempuan kembar, usia 8-9 tahun dan orang tuanya Abd Rahman Samal (58) alamat Kawa masih dalam pencaharian.

Kapolres SBB AKBP AKBP Dennie Andreas Dharmawan aaat diwawancarai melalui telepon selulernya beliau belum bisa untuk diwawancarai kerena masih di lokasi tambang untuk melakukan pencairan terhdap korban longsor.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten SBB, Thomas Wattimena yang dikonfirmasi Siwalima, tidak merespon panggilan telepon selulernya.

Untuk diketahui hingga saat ini Pihak Kepolisian Polres SBB dan Badan Penanggulangan Bencana Derah serta masyarakat setempat masih melakukan pencarian terhadap korban lainya yang masih tertimbun longsor. (S-18)