Tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengenai eksploitasi anak menjadi alasan penyetopan program audisi PB Djarum yang merupakan ajang pen­carian pebulutangkis belia berbakat.

Berdasarkan pengakuan Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin, rencana penghentian audisi PB Djarum sudah dipikirkan sejak beberapa pekan terakhir. Kemudian PB Djarum mengeluarkan keputusan untuk menghentikan program yang sudah berlangsung sejak 2006 itu pada tahun depan.

Kegiatan audisi yang berlang­sung rutin setiap tahun itu mendapat respons dari Yayasan Lentera Anak dan Smoke Free Bandung jelang perhelatan audisi PB Djarum di Bandung pada Juli 2019.

Menanggapi respons tersebut, PB Djarum menegaskan program audisi yang sudah rutin dilakukan tersebut bukan kegiatan pemasaran produk rokok melainkan murni untuk seleksi atlet.

KPAI kemudian melakukan rapat dengan sejumlah kementerian, seperti Kementerian Pemberdayaan Perem­puan dan Perlindungan Anak, Ke­menterian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, dan Ke­menterian Koordinator Bidang Pem­bangunan Manusia dan Kebuda­yaan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Kalah dari Malaysia, Simon Kritik Liga 1

Tujuannya, mendesak penghen­tian audisi PB Djarum karena me­ngan­dung unsur eksploitasi berupa kewajiban setiap anak mengenakan seragam berlogo Djarum Badminton Club yang identik dengan merek rokok.

“Kami sepakat bahwa pengem­bangan bakat dan minat anak di bidang olahraga bulutangkis harus terus dilakukan, tetapi tidak boleh ada eksploitasi anak,” ujar Ketua KPAI Susanto, usai pertemuan dengan kementerian awal Agustus lalu dikutip dari Antara.

Pada pertengahan Agustus KPAI melakukan koordinasi dengan pe­merintah kota dan kabupaten tempat pelaksanaan audisi PB Djarum untuk mengkaji ulang pemberian izin aktivitas tersebut. KPAI menya­takan tak melarang kegiatan seleksi Dja­rum Beasiswa Bulutangkis asalkan tidak ada penyebutan atau pemasa­ngan logo dan merek rokok.

Upaya KPAI meniadakan logo sponsor di seragam peserta dan nama acara ditanggapi Djarum de­ngan mengubah nama audisi menjadi ‘Audisi Umum’ serta penghapusan logo sponsor di baju peserta dalam sesi audisi yang berlangsung di Purwokerto pada 8-10 September.

Di tengah acara audisi di Pur­wokerto, Djarum kemudian memasti­kan program audisi bakal dihentikan mulai 2020.

“Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bu­kan produk tembakau. Pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit semen­tara waktu, karena di 2020 kami memutuskan untuk menghentikan audisi umum. Memang ini disa­yangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik,” ucap Yoppy lewat situs resmi PB Djarum.

Untuk mengganti program audisi, PB Djarum bakal mengandalkan pemandu bakat untuk menjaring atlet-atlet muda. (*)