DOBO, Siwalimanews – Anggota Komisi VII DPR menggandeng Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka gelar sosialisasi pertumbuhan dan pengembangan wirau­saha baru IKM tingkat provinsi Maluku.

Kegiatan tersebut dipusatkan di Kota Dobo, Kabupaten Kepulaian Aru, dan diikuti secara zoom oleh Kabupaten SBB, dan ditutup di Kabupaten Maluku Tengah.

Kegiatan dihadiri, Sunandar dari Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Bupati Aru, Johan Gonga, Wakil Ketua DPRD Aru, Feny Lohy, Sekda Aru, J. Ubyan dan Kadis Perindag, Bernadus Adjaas.

Anggota Komisi VII DPR, Mercy Barends dalam kegiatan tersebut mengatakan, sosialisasi ini diikuti oleh tiga kabupaten di Maluku yaitu, Aru, SBB dan Malteng secara serentak melalui zoom dengan jumlah peserta 200 orang yang terbagi pada beberapa bagian kelompok kegiatan usaha, diantara­nya, olahan pangan, kerajinan, perbengkelan, teknisi AC

Dikatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menumbuh kem­bangkan potensi sumber daya alam yang dimiliki, untuk dijadikan suatu produk yang bernilai demi mening­katkan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Rapat Pansus Pasar Mardika Berakhir Ricuh

“Secara keseluruhan jumlah ada 30 kelas intensif yang terdiri dari banyak sekali variasi untuk pe­ngembangan dan penumbuhan wirausaha baru, industri kecil yang mencakup 410 peserta diklat peserta bimtek. Namun, untuk tahap dua ini, diikuti tiga kabupaten saja dan mereka ini semua adalah peng­usaha-pengusaha kecil dan menengah,” ujarnya.

Dia berharap, dengan kegiatan ini dapat memberikan pemahaman dan keterampilan untuk bagaimana bisa mendapatkan meningkatkan penge­tahuan di bidang kewirausahaan

“Bagaimana mereka bisa diberikan pengetahuan dan keterampilan teknis mengelola produk-produk unggulan yang ada di wilayah masing-masing antara lain, dari hasil laut, darat seperti perkebunan, mengelola anyam-anyaman dari rotan dari bambu dari pelepah pohon kelapa yang semuanya dari sumber daya lokal yang ada di sekitarnya bisa dibuat jadi home industri berupa  furniture rumah, tas, dompet dan lainnya,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pelatihan yang sifatnya teknis lainnya seperti reparasi motor tempel/reparasi motor laut, reparasi AC. Kemudian untuk tenun ikat didorong menjadi tenun yang modern yang harganya terjangkau, tidak terlalu tebal tetapi motif yang manis sehingga di pasaran itu harganya bisa lebih murah dan lebih bersaing.

Tujuannya utamanya yaitu, bagaimana mengeluarkan Maluku dari kemiskinan, meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengang­guran.

“Jadi ini tujuan besarnya. Nah, kalau ini dia telah menjadi gerakan sosial antara semua pihak stakeholder, kami dari DPR dan disamakan dengan program-program dari Kementerian ditambah dukungan pihak PLN (stok energinya) maka lebih permudah dalam berusaha,” tuturnya. (S-11)