NAMLEA, Siwlimanews – Jubir satgas covid 19 Kabupaten Buru, Nani Rahim mengaku, lima mahasiswa asal Buru yang merupakan pelaku perjalanan akan diambil swab tenggorakan mereka oleh tim kesehatan Provinsi Maluku yang akan datang ke Namlea, Senin (20/4).

Kelima mahasiswa ini yakni, dua mahasiswa rekan pasein kasus 15 asal Buru yang bersama-sama datang dari Jakarta dengan mereka. Keduanya berdasarkan hasil rapid test pada 14 April lalu bereaksi positif.

Kemudian mahasiswa Buru yang studi di Malang hasil rapid test pada 14 April juga bereaksi positif ditambah dengan satu mahasiswa pelaku perjalanan dari Solo serta satu mahsiswa pelaku perjalanan dari Madura juga hasil rapid testnya pada 16 April  bereaksi positif.

“Kelima mahasiswa ini seluruhnya asal Kabupaten Buru yang kuliah di perantauan. Mereka ada yang berasal dari Kecamatan Airbuaya, Fenalisela, Liliyali, Namlea dan Kecamatan Batabual,” ungkap Nani dalam keterangan persnya kepada wartawan Minggu (19/4) malam.

Menurutnya, sesuai rencana tiga tenaga kesehatan dari Ambon ini akan tiba di Namlea, Senin pagi (20/4). Mereka akan berada di Namlea selama dua hari untuk mengambil swab tenggorokan kelima mahasiswa ini.

Baca Juga: Partai Golkar bagi 300 Paket Sembako di Buru        

“Pengambilan swab dilakukan dua kali. Pertama dilakukan hari Senin, kemudian dilanjutkan pada Selasa. Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan swab/orang ini 3-5 menit. Lokasi pengambilan swab dibagian hidung (nasofarong) dan mulut (orofaring),” jelas Nani.

Sementara menyangkut dengan salah satu rekan pasein kasus 15 lainnya, kini telah menjalani karantina di penginapan Senyum Bupolo. Mahasiswa ini tidak datang bersamaan dengan pasein kasus 15 dari Jakarta, namun ia masuk dalam klaster pertama tracking rekan-rrkan pasein 15 sebanyak 21 orang, karena mempunyai riwayat kontak langsung dengan pasien 15 yang positif.

Tim kesehatan juga sudah melakukan uji rapid test terhadap mahasuswa ini pada Sabtu (18/4) dan bereaksi negatif. Namun yang bersangkutan tetap harus dikarantina, sampai 14 hari ke depan untuk dilakukan rapid test lagi guna pastikan sehat atau ikut tertular.

Sebelumnya, tim satgas masih mentolerir permintaan mahasiswa ini menjalani karantina di kamar kos di salah satu kos-kosan di Namlea, Namun ternyata janji mahasiswa itu untuk karantina di kamar kosnya tidak ditepati.

Pemilik kos juga keberatan jika mahasiswa ini menjalani karantina mandiri di sana. Pasalnya, si mahasiswa ini pernah membawa rekan-rekannya yang datang dari Jakarta pada 31 Maret lalu tinggal di kamar kos yang ditempatinya. Namun karena ketahuan, sehingga diusir oleh pemilik kos.

Kemudian secara halus pada Sabtu (18/4) sore yang bersangkutan diminta oleh pemilik kos agar pemuda ini menjalani karantina di Penginapan Senyum Bupolo yang telah disiapkan pemerintah. Akhirnya mahasiswa itu terpaksa keluar dari kos-kosan dan menjalani karantina di Senyum Bupolo.

“Yah saya sudah karantian di di Senyum Bupolo dan saya diperbolehkan kembali ke kos-kosan bila telah selesai jalani masa karantina saya,” ujar mahasiswa tersebut.(S-31)