Namanya jembatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itulah penamaan jembatan di Maluku oleh Korem 151/Binaiya. Ada jembatan NKRI 1 dan 2 di Kabupaten Bursel dan NKRI 3 di Kabupaten Seram bagian Timur.

Wilayah Maluku sejak Indonesia meraih kemerdekaan 17 Agustus 1945, banyak yang belum disentuh pemerintah. Infrastruktur seperti jalan, jembatan, listrik dan lainnya sampai sekarang ada yang belum dinikmati masyarakat.

Maklum, jika ada penamaan jembatan NKRI. Boleh jadi nama NKRI ini sengaja diberikan untuk mengingatkan masyarakat Maluku yang terisolasi itu, kalau negara masih peduli terhadap mereka.

Belum lama ini, Korem 151/Binaiya dengan menggandeng sukarelawan Vertical Rescue Indonesia berhasil membangun sejumlah jembatan “gantung” di Kabupaten Bursel dan Kabupaten SBT. Tentunya Korem 151/Binaiya tidak sendiri melainkan dibantu tenaga dari anggota Kodam XVI/Pattimura.

Danrem 151/Binaiya, Brigjen A.P Ritiauw adalah model pimpinan di TNI-AD pada Kodam XVI/Pattimura yang peduli dengan rakyat. Ia berkeliling masuk ke pelosok-pelosok dan melihat langsung kehidupan masyarakat Maluku.

Baca Juga: Pemkot Ambon Setengah Hati Tertibkan Terminal

Tak hanya di Kabupaten Bursel tapi ia sempat berkeliling Kabupaten SBT. Tepatnya di Kecamatan Kelmury, Ritiauw tak mampu menahan rasa kemanusiaannya, tatkala melihat warga setempat harus menyeberangi sungai sepanjang 120 meter.

Derasnya arus sungai tidak menghalangi warga melakukan aktivitas. Tuntutan perut dan kebutuhan lainnya mengharusnya masyarakat di Kilmury rela menantang maut menyeberangi Sungai Tala.

Muncul ide brilian dari seorang Ritiauw untuk membangun jembatan gantung di Sungai Tala. Berdasarkan rekomendasi Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen Jeffry Rahawarin, diputuskan pembangunan jembata gantung NKRI 3 di Kilmury.

Saat ini, masyarakat di Kecamatan Kilmury khususnya Desa Selor, Mising dan Kilmury tidak lagi menantang maut ketika akan menyeberangi sungai tersebut. Meski pembuatan tidak menggunakan bahan  beton, tapi kini sudah terbentang jembatan gantung sepanjang 120 meter.

Ritiauw mengatakan, keberadaan jembatan yang dinamakan NKRI 3 itu sangat membantu menghubungkan aktivitas masyarakat di tiga desa bertetangga. Potret masyarakat tiga desa bertetangga itu kini tak lagi menantang maut saat hendak menyeberangi Sungai Tala.

Jembatan NKRI 3 dibuat untuk kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Kilmury dan sekitarnya. Sungai yang diatasnya dibangun jembatan itu setiap harinya dilintasi masyarakat, termasuk anak-anak yang pergi dan pulang sekolah.

Kondisi sungai sebelum dibangun jembatan sangat berbahaya, apabila arus sungai meluap dan deras saat musim hujan. Namun masyarakat tidak punya pilihan lain, selain harus menyeberangi sungai tersebut.

Kita berharap, kehadiran jembatan NKRI 3 ini dapat menjadi sarana penghubung antar ketiga desa. Semoga dimanfaatkan dengan baik untuk masa depan rakyat di Kecamatan Kilmury. Diharapkan juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selain berfungsi sebagai penghubung antar desa, jembatan tersebut dapat berfungsi sebagai sarana wisata rekreasi dan edukasi untuk masyarakat maupun warga pendatang. (**)