AMBON, Siwalimanews – Jemaat Bukit Pengharapan Latuhalat resmi menjadi satu jemaat definitif setelah resmi dimekarkan dari Jemaat GPM Latuhalat sebagai jemaat induk.

Prosesi pemekaran dan pelembagaan jemaat BPL ini diawali dengan ibadah yang digelar di Gedung Gereja Peniel Latuhalat dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Latuhalat pendeta A. Papasoka. Kemudian dilanjutkan degan pembacaan akta pemekaran dan pelembagaan oleh Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elivas Maspaittela.

Acara dilanjutkan dengan pelantikan majelis dan pendeta F. Lasatira Ketua Majelis Jemaat, sekaligus penandatanganan prasasti pemekaran serta penandatanganan berita acara pemekaran oleh kedua ketua majelis jemaat.

Dan dilanjutkan dengan prosesi penghantaran sakramen kudus oleh majelis dan ketua majelis jemaat GPM Latuhalat dari gedung Gereja Pniel menuju ke Gedung Gereja Elpido Jemaat GPM BPL.

Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena dalam sambutannya mengatakan, pemekaran dan pelembagaan jemaat BPL merupakan bukti dari meningkatkan kualitas pelayanan bagi umat kedepan

Baca Juga: DPRD Bersama Penjabat Bupati KKT Bahas Hutang Pihak Ketiga

“Dengan meningkatnya kualitas pelayanan bagi umat, maka tentunya akan turut berpengaruh positif pada peningkatan spritualitas warga Kota Ambon. Hal ini sejalan dengan visi pemkot kedepan, yakni masyarakat yang harmonis sejahtera dan religius,” ujar walikota.

Menurutnya, perjalanan panjang jemaat GPM Latuhalat hingga sampai pada pemekaran dan pelembagaan ini telah melewati bagitu banyak pergumulan, tapi yakinlah bahwa semua ini tidak ada yang kebetulan, sebab semua telah dirancangkan dengan baik oleh Tuhan, dan harus percaya, bahwa rancangannya adalah rancangan damai sejahtera bagi seluruh umatNya.

Walikota juga mengajak warga kota untuk selalu tingkatkan kerukunan dan kerjasama antar umat beragama, sebab kemajuan di kota ini sangat ditentukan oleh keharmonisan dan toleransi yang  kuat diantara sesama orang basudara.

Selain itu, hindarilah berbagai gesekan sosial yang mengarah pada kehancuran persekutuan hidup orang basudara di kota ini, karena itu akan berdampak bagi persekutuan masyarakat seluruhnya di Kota Ambon.

“Mari bersikap bijaksana dalam mencermati informasi dari medsos, jangan terpancing untuk menyebarkan berita-berita yang belum diyakini kebenarannya, jaga diri, keluarga dan jemaat kita masing-masing untuk hidup damai dengan semua orang,” ajaknya.

Ditempat yang sama Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elivas Maspaittela juga mengajak warga GPM untuk mendukung penjabat walikota dalam menjalankan tugas pelayanannya dan gereja wajib mendoakannya serta wajib mendukung seluruh tugasnya dan kebijakannya.

“Pak walikota ini warga GPM jadi kita wajib mendoakan serta mendukung tugas-tugasnya serta seluruh kebijakannya,” ucap Maspaittela.

Maspaittela juga bersyukur karena oleh pertolongan Allah yang telah memberkati tugas para pelayan GPM yang melayani 140 tahun di jemaat GPM Latuhalat dan hari ini memberikan berkat pertumbuhan atas pelembagaan jemaat BPL.

“Jemaat ini bernama Bukit Pengharapan Latuhalat saya harus menundukan nomenklatur gerejanya supaya jangan kita sebut bukit pengharapan lalu melepaskan Latuhalat, karena esensi jemaat ini hakekatnya adalah Latuhalatnya,” tandasnya.

“Atas nama Gereja kami ucap syukur kepada para penatua dan diaken dan para pendeta yang melayani jemaat diperiode Covid-19, karena justru dalam situasi itulah saudara-sudara telah menyiapkan seluruh proses sampai pada pelembagaan jemaat dihari ini, Tuhan sajalah yang memberkati bapak dan ibu semua,” tambahnya. (S-06)