Sampai saat ini masyarakat Maluku masih menganggap enteng Corona. Bahkan ada yang sesumbar peningkatan jumlah kasus setiap harinya itu rekayasa. Dalam laman resminya WHO menyatakan, meskipun gejala Covid-19 pada umumnya ringan, penyakit ini patut diwaspadai, karena dapat menyebar dengan cepat.

Para ahli penyakit juga memperkirakan setiap penderita Virus Corona dapat menginfeksi dua hingga tiga orang lainnya. Tingkat penularannya jauh lebih tinggi dari flu biasa.

Penyakit akibat Virus Corona ini memang bisa jadi tidak akan berbahaya atau tidak menimbulkan  kondisi parah pada diri anda yang relatif masih muda atau memiliki sistim imun yang baik.

Tapi kondisi ini belum tentu terjadi pada orang lain di sekitar kita yang tertular Corona. Mereka bisa saja mengalami yang lebih parah. Oleh karenanya, masyarakat mutlak harus patuh pada protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah. Seperti melakukan physical distancing (jaga jarak), cuci tangan, tetap berada di rumah bila tidak memiliki keperluan yang benar-benar sangat mendesak dan lainnya yang terkait.

Ini masalah kesehatan yang sangat serius. Jangan celakakan diri sendiri, keluarga dan orang lain. Karena itu harus diputuskan rantai penularannya dengan semua kebijakan dan protokol kesehatan yang sudah disampaikan pemerintah maupun otoritas terkait.

Baca Juga: PSBB Diperpanjang, Perkuat  PJS

Ada adagium mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Dalam kasus Covid-19, hal itu menjadi suatu keniscayaan yang harus benar-benar diseriusi dan tidak dipandang enteng.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo saat berkunjung ke Ambon bersama dengan rombongan dari pusat Senin (6/7) mengingatkan masyarakat Maluku supaya tidak anggap enteng corona.

Mantan Pangdam XVI Pattimura ini mengatakan, anggapan masyarakat corona itu rekayasa harus dibuang jauh-jauh.  Doni bahkan mengajak masyarakat kalau ada yang bilang Virus Corona rekayasa harus dibantah.

Semua komponen bangsa harus menjelaskan kepada rakyat bahwa Corona itu ada dan jangan anggap enteng virus mematikan itu. Terkait dengan penanganan Covid-19, semua pihak harus membantu mensosialisasikan kepada masyarakat.

Semua komponen masyarakat harus saling mengingatkan soal social distancing, sering cuci tangan dan jangan keluar rumah kalau tidak perlu.  Pemerintah daerah juga tak boleh berdiam diri. Kerahkan seluruh sumber daya untuk sosialisasi. Hal itu perlu agar jangan sampai masyarakat mendapatkan informasi yang keliru tentang Covid-19.

Virus ini bisa menyerang siapa saja. Namun yang lebih rentan adalah mereka yang berusia lanjut, dan memiliki penyakit komorbid atau bawaan. Corona seperti malaikat pencabut nyawa.

Doni mengungkapkan, Indonesia data terakhir jumlah kematian telah mencapai 3.000 jiwa. Maluku sendiri sampai dengan Selasa 7 Juli 2020, jumlah yang meninggal 17 orang. Dalam perawatan 399, sembuh 414. Total kasus terkonfirmasi 830 kasus.

Kita berharap, masyarakat Maluku patuh pada protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah. Seperti melakukan physical distancing (jaga jarak), cuci tangan, tetap berada di rumah bila tidak memiliki keperluan.

Mari basudara, hilangkan rasa ego, acuh, tak mau peduli dengan keadaan, berfikirlah untuk keselamatan diri kita, keluarga dan orang-orang terdekat. (**)