AMBON, Siwalimanews – Anggota Komisi VI DPR Hendrik Lewerissa mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat untuk membangun Ambon New Port untuk menunjang program Lumbung Ikan Nasional di Maluku.

Hal itu ditanyakan HL, sapaan Lewerissa, kepada Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Dalam rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN Erik Tohir serta Menteri Investasi dan  Kepala BKPM di ruang sidang DPRD, Kamis (8/9).

HL mengaku, memiliki catatan tentang terget investasi yang disampaikan Menteri Inevestasi dalam berbagai pertemuan dan sebagai wakil dari Maluku, dirinya ingin mengetahui kendala apa sehingga Ambon New Port sebagai infrastruktur pendukung LIN belum juga dapat terlaksana.

“Saya minta pak Menteri tolong jelaskan dalam forum rapat yang terhormat ini agar nanti saya dapat sampaikan kepada konstituen saya. Sebab jujur saya katakan orang maluku dan orang Indonesia Timur umumnya punya ekspektasi yang agak berlebihan ke pak Bahlil ketika jadi menteri. masa sih beliau bisa genjot investasi dengan realisasi tergat yang begitu luar biasa, masa di negeri sendiri investasi yang dijanjikan Presiden SBY hingga Jokowi sampai sekarang belum terealisasi ada apa ini. Kok Maluku diperlakukan seperti ini,” ucap HL seperti yang dikutip dari TV Parlamen.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pada kesmepatan itu menjelaskan, Untuk Ambon New Port desain pertamanya menggunakan APBN, namun dalam prosesnya itu kemudian dibuatlah formulasi untuk blending atau campuran, dimana ada swasta masuk dan ada pula negara yang masuk.

Baca Juga: Jelang HUT TNI AL ke-77, Lanal Aru Gelar aksi Donor Darah

“Untuk negara masuk itu lewat pembebasan lahannya, kemudian kami ditugaskan untuk cari investornya dengan beberapa pengelompokan atau zonasi-zonasi dalam wilayah tangkap agar itu menjadi nilai ekonomi,’ ungkap Bahlil.

Dalam perjalanannya kata Bahlil, New Port ini sebenarnya akan direlokasi, dimana setingannya adalah, PT Pelindo akan dipindahkan ke new port, namun dalam proses teknisnya ada sedikit masalah, dimana laporan terakhir yang diperolehnya adalah menyangkut status tanah.

“Dimana tanahnya yang diperkiraan kami harganya sekian, tiba-tiba harganya melambung tinggi atau melompat diluar dari apa yang kita pikirkan. Investornya tadinya sudah ada sebagian yakni dari China dan beberapa negara eropa dan ini sesuai planing,” ucap Bahlil .

Menurutnya, berdasarkan informasi terakhir yang pihaknya peroleh, adalah saat ini sementara MS nya sementara dihutung kembali, pertama, apakah dengan harga tanah yang  tiba-tiba melambung tinggi ini bisa disanggupi atau tidak, kemudian kedua, ada dua opsi yakni pertama, apakah tetap Pelindo direlokasi ke new port atau tetap berada di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon seperti sekarang ini.

“Saya mau jujur dari hati saya yang paling dalam, Maluku adalah bagian dari sejarah saya, sebab saya lahir di sana, dan ibu saya orang Maluku. saya mohon pak Hendrik selaku wakil rakyat Maluku tolong titip pesan dari saya buat Pemda Maluku agar ada koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat. Jangan kita salahkan pemerintah pusat terus. Ini saya katakan yang sebenarnya biar tidak ada dusta diantara kita, sebab ini semua kita butuh kolaborasi,’ ucap Bahlil.

Pasalnya kata Bahlil, jika ingin sebuah investasi yang baik, maka salah satu instrumen kepastian itu adalah stabilitas dan sinkronisasi kordinasi yang dibangun.

“Ini perkembangan terakhir yang perlu saya laporkan kepada forum yang terhormat ini, terutama kepada abangku pak Hendrik Lewerissa wakil dari Maluku, skali lagi tolong titip pesan buat Pemda Maluku agar ada koordinasi yang baik dengan pempus,” pesan Bahlil. (S-06)