NAMLEA, Siwalimanews – Mahasiswa asal Alor, Kabupaten Nusa Tenggara Timur yang berlibur bersama rekan-rekannya di Buru berdasarkan hasil Rapid Test positif terinfeksi covid-19.

Berdasarkan hasil tes tersebut, maka tim Satgas Covid-19 Kabupaten Buru mengisolasi mahasiswa itu ke RSUD Lala. Sementara 11 rekannya yang mengajak korban berlibur ke Buru, hasil tesnya negatif.

Menyusul ditemukannya satu kasus baru ini, Ketua Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Ramly Umasugi kepada Siwalimanews, mengaku malam ini ia melakukan rapat khusus terbatas dengan tim satgas.

“Dalam rapat ini akan dibahas khusus masalah tersebut dan langkah-langkah penting yang harus diambil Pemerintah Kabupaten Buru,” tandas Umasugi.

Ketika ditanya apakah status waspada akan berubah menjadi status darurat menyusul munculnya satu kasus ini, Ramly mengaku, hal itu juga akan dibahas dalam rapat ini.

Baca Juga: Pasien Positif Bertambah di Maluku 

“Mungkin kita akan ikut jejak Kota Ambon, naikkan status dari waspada menjadi darurat,” tegasnya.

Sementara itu, Jubir tim gugus, Nani Rahim dalam keterangan persnya Rabu (8/4) malam mengungkapkan, pasein positif sesuai hasil Rapid Test telah dievakuasi dari Penginapan Senyum Bupolo pada pukul 18.10 WIT.

Yang bersangkutan bersama 11 rekan-rekan mahasiswanya asal Buru sedang menjalani karantina di penginapan itu, setelah datang dari Jakarta sepekan lalu dengan KM Dorolonda.

Ketika ditanya kenapa mahasiswa asal Alor (NTT) ini bisa berada di Buru, Nina mengungkap, kalau yang bersangkutan tidak pulang ke Alor, tapi diajak rekan-rekannya sekampus mahasiswa asal Buru di Jakarta datang berlibur di daerah ini.

Menurut Nani Rahim, walau hasil rapid test menunjukan positif, dan telah diisolasi, mahasiswa asal Alor ini masih berstatus Pasein Dalam Pengawasan (PDP), karena masih harus menunggu diambil sweb tenggorokan untuk uji PCR.

Sehari sebelumnya, tim satgas juga menjemput satu mahasiswa Buru yang kuliah di Mataram.

“Belum sempat YN pulang ke rumah dan sudah diisolasi. Sehubungan dengan info dan video yang beredar di masyaralat terkait pasien ini, dia  tiba di Namlea dgn armada ASDP, yang dialami PDP tersebut adalah batuk dan sesak nafas akibat penyakit TB yg dideritanya. Oleh krn itu yang bersangkutan butuh perawatan intensif di RS,” jelas Nani

Ia juga sudah dites dengan Rapid Test dan negatif, sehingga statusnya PDP karena masih perlu pemeriksaan ulang dalam 1 – 10 hari ke depan.

Lebih jauh dijelaskan, sejak 17 Maret sampai 8 April, sudah 74 ODP ditangani sejak screning kesehatan di pintu masuk pelabuhan dan bandara. Ditemukan juga 1.074 Orang Dengan Resiko (ODR), di dunia kesehatan disebutkan dengan Orang Tanpa Gejala (OTG).

Dari jumlah 74 ODP, 17  orang selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan sehat.  Tersisa, 56 ODP dan 2 PDP .

“Tadi 28 ODP telah dilakukan rapid test. sesuai hasil rapid test, satu orang berinitial A positif dan telah dievakuasi ke RSUD.Kondisi masih kita masukan ke PDP , sambil menunggu pemeriksaan sweb tenggorokan dari  Dinas Kesehatan Propinsi Maluku,”ujar Nani Rahim.

Pasein ini diisolasi terpisah dengan mahasiwa dari Mataram yang menderita TB Paru. Pasein asal Alor NTT ini menunjukan gejala masih ringan, baru mengalami flu dan sedikit hidung tersumbat, sehingga mampu ditangani tim dokter di RSUD Lala.

Selain berkoordinasi dengan Dinkes Maluku, tim satgas juga sudah melakukan tracking terhadap rekan bersangkutan.

“11 orang rekannya itu hasilnya negatif, tetapi mereka tetap wajib karantina mandiri sampai selesai batas 14 hari dan hasil pemeriksaan kesehatan terakhir dinyatakan negatif. (S-31)