MASOHI, Siwalimanews – Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru, harga cabai di pasar tradisional Kota Masohi meningkat signifikan tembus Rp120 ribu perkilo gram.

Tingginya permintaan akan cabai membuat harga melambung tinggi, ditambah lagi dengan minimnya pasokan dari petani membuat masyarakat Kota Masohi menjerit.

Pantauan Siwalima di Pasar Tradinional Binaiya Masohi, harga jual bahan kebutuhan pokok mulai ber­-gejolak sejak, Minggu (19/12).

Khusus untuk bahan pangan produksi pertanian tanaman hortikultura jenis cabai, mengalami peningkatan yang sangat signifikan yakni mencapai  Rp120 ribu perkilo gram.

“Sudah beberapa hari ini memang cabai sangat sulit didapat,” ungkap Rustam pedagang cabai di pasar Binaiya Masohi.

Baca Juga: Kapolda dan Sejumlah Pejabat Polda Maluku Dimutasi

Pernyataan ini sekaligus menjelaskan bahwa ketersediaan cabai menjadi alasan utama harga cabai mengalami kenaikan.

Tingginya harga cabai di kota masohi juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Arsyad Slamat. Dirinya mengaku karena telatnya panen di tingkat petani.

Naiknya harga capai diakibatkan terlambatnya panen cabai di kalangan petani. Meski begitu, dirinya memastikan bahwa kondisi itu tidak akan lama.

“Sehari-dua, sudah akan ada panen cabai dalam skala besar. Dengan demikian, diharapkan harga jual cabai juga sudah bisa kembali normal,” jelas Slamat.

Secara keseluruhan menurutnya ketersediaan bahan pangan untuk konsumsi masyarakat menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru di kabupaten maluku tengah dipastikan aman.

“Kita terus berupaya memastikan ketersediaan kebutuhan pangan masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru. Targetnya agar kebutuhan pangan masyarakat dari segi kuantitas maupun harga bisa tetap terjaga “ kata Slamat kepada wartawan di Masohi, Senin (21/12).

Menurutnya, dinas akan mendorong panen petani lokal. Hal ini menjadi konsentrasi jajarannya sebab kebutuhan belanja masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru biasanya mengalami peningkatan yang signifikan.

“Belanja masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru bukan semata untuk kebutuhan pangan saja. Nah, dengan memastikan produksi bahan pangan stabil, diharapkan bisa meringakan be­ban masya­rakat,” tandasnya. (S-36)