AMBON, Siwalimanews – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan  Penanganan Covid-19 Maluku, Kasrul Selang menegaskan, saat ini hanya terdapat satu pedagang dengan inisial LS yang hasil rapid testnya positif.

Pedagang ini mengeluh sakit dan memeriksakan kesehatannya di RSUD dr M Haulussy pada Minggu (3/5). Setelah ditangani tim medis dan  dilakukan tes cepat dinyatakan positif rapid test, kemudian dilakukan isolasi sesuai dengan standar pelayanan pasien terkonfirmasi Covid-19.

Sementara dua orang lainnya yang dikatakan pedagang lagi itu tidak benar, sebab mereka hanya warga biasa. Dua warga ini juga, karena sakit memeriksakan kesehatan ke RSUD dr M Haulussy pada Jumat (1/5).

Setelah dilakukan pemeriksaan dan test cepat ternyata juga positif rapid test dan langsung diisolasi sesuai dengan standar pelayanan pasien terkonfirmasi Covid-19.

“Hari Jumat itu ada dua orang yang bergejala dari luar kebetulan hasil rapid test reaktif dan di isolasi. Kemudian hari Minggu (3/5) datang lagi satu pedagang inisial LS dirapid test juga positif sehingga ketiganya kita golongkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP),” ujar Kasrul kepada wartawan di Kantor Gubernur, Selasa (5/5).

Baca Juga: Brimob dan Koramil Buka Dapur Lapangan di Dobo

Menurutnya, siapa pun warga yang masuk di RSUD dr M Haulussy dengan gejala mirip covid-19 langsung dilakukan tes cepat.

“Kalau bergejala yang masuk ke rumah sakit, kita langsung tes dengan menggunakan rapid test,” tandasnya.

Dikatakan, agar tidak simpang siur, maka  gugus tugas tidak mau mempublikasikan hasil rapid test kepada masyarakat. Pihaknya memilih tidak menyampaikan hasil rapid test positif, karena rapid test belum bisa dipastikan kebenarannya selain swab.

“Bisa saja hasilnya negatif fals dan bisa juga positif fals kalau dengan rapidt test. Selain itu kalau tes cepat minimal dilakukan dua kali. Jarak pengambilan pertama dengan kedua 7-10 hari, kita harus periksa lagi. Jadi kita tunggu hasil swabnya,” tegas Kasrul.

Menyoal tentang apakah pedagang ini telah melakukan aktivitas berjualan sebelumnya, Kasrul mengaku terkait hal itu tidak diketahui, sebab pedagang ini dibawah ke RSUD pada Minggu (3/5) baru kemudian di rapid.

“Kita tidak tahu pasti apakah sebelumnya pedagang ini berjualan atau tidak, sebab ia baru dirawat di RSUD dan di rapid saat itu hasilnya positif. Jadi apakah dia su berjualan atau tidak kami tidak tahu,” ucap Kasrul.

Sementara itu Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury mengaku, pihaknya menggelar rapat bersama gugus tugas sebab telah menerima informasi soal tiga pedagang di pasar yang hasil rapid testnya positif Covid-19.

“Kami telah terima informasi tersebut makanya digelar rapat untuk pastikan apa benar tiga pedagang itu telah terjangkit virus tersebut,” ungkap Wattimury kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (5/5).

Menurutnya, setelah dilakukan rapat bersama gugus dan penjelasan dari Direktur RSUD Haulussy dr Rita, ternyata benar informasi itu.
“Untuk itu kami minta agar lakukan pendekatan dengan ketiga orang ini agar orang-orang yang kontak langsung dengan mereka bisa diketahui. Untuk itu kita percayakan kepada Dinas Kesehatan atau tenaga medis karena DPRD tak punya kemampuan untuk lakukan hal itu,” ujarnya.

Dikatakan, apa yang dialami ini adalah bukti dari kekuatiran masyarakat,  karena begitu banyak orang yang berkunjung di Pasar Mardika.

DPRD telah menyampaikan agar gugus tugas mengambil langkah yang terukur dalam menghadapi persoalan ini. (S-39/Mg-4)