AMBON, Siwalimanews – Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku, mendorong warga gereja untuk lebih matang dalam berpolitik di Maluku.

Dorongan kematangan berpolitik warga gereja ini dilakukan dalam focus group discussion yang diselenggarakan, Komisi Sosial Budaya dan Politik Sinode GPM.

Ketua Komisi Sosial Budaya dan Politik Sinode GPM Jantje Wenno mengatakan, politik seharusnya tidak lagi dibicarakan pada ruang-ruang tertutup, tetapi sudah harus terbuka bagi warga gereja.

“Kegiatan FGD dengan tema optimalisasi penulisan kurikulum dan seri bacaan politik warga negara, diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi warga gereja dalam memahami politik yang sesungguhnya,” ucap Wenno dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut di aula DPRD Maluku, Senin (13/9).

Selain itu, menjelang tahun-tahun politik biasanya kata Wenno, lembaga pembinaan jemaat memasukan materi politik dalam pemberitaan firman, sehingga dapat menjadi referensi bagi para pelayan firman untuk memberitakan firman.

Baca Juga: Huku Kecil Masuk Perencanaan Kelistrikan 2022

Kendati begitu, peran warga gereja dalam perpolitikan kedepan harus dapat meraih kekuasaan yang mensejahterakan masyarakat dimana saja.

Sementara itu, MPH Sinode Nansi Solisa menambahkan, gereja saat ini berada dalam pergumulan mensejahterakan rakyat, salah satunya dengan memaksimalkan peran warga gereja dalam perpolitikan.

“Gereja harus menerima respon yang responsif ditengah Indonesia yang majemuk,” ujar Solisa.

Menurutnya, gereja tidak bisa berleha-leha dengan kondisi politik yang terjadi, tetapi harus tanggap dalam situasi apapun, termasuk dalam situasi politik ditanah air.

“Karena itu, GPM tengah memikirkan cara yang efektif sehingga peran gereja dapat berjalan dalam situasi apa pun dengan baik,” tandansya. (S-50)