AMBON, Siwalimanews –  Pasca bentrok warga Dusun Ori Desa Pelauw dan Desa Kariuw yang menghanguskan lebih dari 211 rumah dan 3 korban meninggal, jagat maya dibuat geger dengan foto Kapolsek Haruku AKP Subhan Amin yang ada ditengah massa saat aksi pembakaran rumah warga Kariu.

Foto tersebut menimbulkan, multi tafsir dari masyarakat. Banyak yang mengecam Kapolsek, dengan menilai Kapolsek termasuk dalang dari bentrokan tersebut yang bekerjasa sama dengan salah satu kelompok masyarakat.

Namun banyak juga yang menilai kehadiran Kapolsek di tengah massa sebagai upaya untuk melerai pertikaian. Multitafsir dari dokumentasi membuat Polda Maluku bereaksi.

Kabid Humas Polda Maluku Kombes Muhammad Roem Ohoirat, menilai pemberitaan terkait keberpihakan Kapolsek Pulau Haruku saat konflik tapal batas di Negeri Kariuw- Ori dan Pelauw tendensius.

Menurut Ohoirat, isu mengenai Kapolsek Haruku yang diduga berpihak kepada kelompok warga yang melakukan penyerangan pada 26 Januari 2022 lalu tidaklah benar.

Baca Juga: DPR Diminta Serius Tuntaskan RUU Provinsi Kepulauan

Ia mengaku, kalau foto Kapolsek yang beredar tersebut diambil saat Kapolsek sedang berada di depan Gereja Ebenhaezer untuk menghalau massa.

“Benar pada saat itu ada Kapolsek, tapi beliau tidak sendiri. Dia bersama anggota di TKP dan berusaha menghalau massa. Kapolsek juga meminta bantu masyarakat untuk mengamankan satu buah kendaraan dinas polisi, kan ada masyarakat yang kasih rusak dan ada yang tidak, jadi foto itu diambil saat masyarakat menyerahkan kunci motor ke Kapolsek,” ungkapnya.

Menurutnya, Polda Maluku sangat menyesalkan pemberitaan salah satu media yang tidak cover both side, sehingga terkesan fitnah dan sangat menyudutkan.

“Kami sangat menyangkan pemberitaan dari salah satu media yang diduga tidak berimbang dan terkesan menyudutkan. Berita yang ditampilkan diduga tidak  menerapkan kaidah-kaidah jurnalistik, salah satunya keberimbangan atau cover both side, sehingga pemberitaan tersebut terkesan fitnah dan telah melanggar UU Pers maupun kode etik jurnalistik,” sesalnya.

Menurutnya, saat kejadian Kapolsek datang bersama sejumlah personel. Mereka datang melakukan penebalan pengamanan di sekitar Gereja Ebenhaezer Kariu, yang terdiri dari 3 anggota Brimob, dan 5 anggota Sabhara Polda Maluku serta 9 personel Polsek Haruku.

“Kapolsek dan Kanit Intel yang ada digambar itu masuk ke Kariu menggunakan sepeda motor, dan anggota Polsek yang lain ikut bersama Danramil dan anggota TNI,” jelas Kabid.

Melihat kedatangan massa dari arah Dusun Ori, semua anggota pengamanan di pos Kariu kemudian turun dari gereja, bersama-sama melakukan penghadangan.

Kapolsek kemudian melakukan negosiasi ke pihak massa untuk tidak melakukan pembakaran atau pengrusakan di sekitar gereja. Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari anggota pengamanan bahwa Briptu Faisal terkena tembakan.

“Saat itu massa mundur dan Kapolsek bersama anggota TNI Pos Pam Arhanud Pelau yang ada berusaha menolong Briptu Faisal,” ujarnya.

Evakuasi terhadap korban Briptu Faisal sendiri sempat tidak bisa dilakukan, atau tertahan kurang lebih dua jam untuk mendapat pertolongan medis. (S-45)