MASOHI, Siwalimanews – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Maluku Tengah Herry Haurissa, minta warga agar percaya dengan vaksin covid-19 yang saat inis ementara disiapkan pemerintah.

“Kami sangat yakin secara klinis vaksin itu sudah diuji keamanannya dan kami berharap masyarakat tidak percayai berita hoax yang beredar. Saya ingin tegaskan jika pemerintah anjurkan DPRD yang lebih awal lakukan vaksin, maka saya orang pertama yang akan divaksin,” tandas Haurissa kepada wartawan di Gedung DPRD Malteng, Jumat (8/1).

Menurutnya, sampai dengan hari ini belum ada satupun orang Indonesia yang telah divaksin, untuk itu masyarakat tak boleh mempercayai berita-berita hoax. Namun demi menyelamatkan bangsa dan negara dari pandemi yang sampai hari ini masih belum dapat dikendalikan, maka tidak ada jalan lain selain memberi diri untuk divaksin.

“Soal katanya orang akan mati setelah divaksin, orang lumpuh, orang stroke dan lain sebagainya, itu semua hoax. Saya percaya dengan pemerintah tidak mungkin pemerintah berniat bunuh warganya sendiri. Bagi kami berbagai informasi negatif yang beredar saat ini semuanya hoax dan tidak ada yang benar. Ini sengaja dibesar besarkan untuk menakut nakuti warga,” ujarnya.

Ia juga minta Pemkab Malteng melalui Satgas Covid 19 dapat segera menyiapkan teknis pelaksanaan vaksinasi, sebab hal ini penting bagi negara dan bangsa ini serta semua rakyatnya.

Baca Juga: Gudang Farmasi Dinkes Jadi Tempat Penyimpanan Vaksin

“Kenapa kita harus takut. Vaksin Sinovac ini bukan hanya digunakan di Indonesia, hampir sebagian besar negara-negara di dunia telah mengunakannya, dan sejauh ini tidak ada masalah. Jadi saya tegaskan kembali, jika ada kebijakan bahwa DPRD harus menjadi pihak yang pertama divaksin maka saya pastikan saya orang pertama yang akan memberi diri untuk divaksin,” tegasnya.

Ia meyakini, Vaksin Sinovac ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia dari serangan Covid-19 dan berbagai penyakit mematikan lainnya. Secara otomatis tidak mungkin dapat digunakan di dunia jika terdapat masalah.

jika vaksin ini bermasalah, maka dipastikan negara-negara luar telah lebih awal menolaknya. Apalagi vaksin ini sudah teruji secara klinis dan dapat digunakan.

“Saya percaya vaksin ini sudah teruji secara klinis. Jika pengunaannya bermasalah, maka sudah pasti negara luar atau WHO melarang vaksin ini. Tapi sebelum sampai di Indonesia banyak negara didunia telah mengunakannya, jadi Kenapa kita harus takut,” tutupnya.(S-36)