AMBON, Siwalimanews – Ramly Umasugi kemungkinan terpilih secara aklamasi dalam Musda X yang akan digelar awal Maret untuk memimpin Golkar Maluku.

Tak ada kader lain yang maju mencalonkan diri. Salah satu kader Golkar senior, Richard Louhenapessy yang disebut-sebut calon kuat untuk meng­gantikan Said Assagaff, namun menolak untuk mencalonkan diri. Walikota Ambon ini justru men­dukung RU, panggilan Ramly Umasugi.

Melihat perkembangan dan dinamika politik di Golkar Ma­luku, Koordinator Partai Golkar Wilayah Indonesia Timur, Ham­zah Sangadji mengatakan, RU bisa terpilih secara aklamasi.

“Kalau lihat perkembangan dan situasi pencalonan, serta dilihat dari konfigurasi pencalonan, yang nyata­kan siap maju hanya Pak Ramly, sudah pasti kemungkinan bisa terjadi aklamasi ke pak Ramly,” kata Sangadji saat dihubungi Siwa­lima, melalui telepon selulernya, Jumat (28/2).

Dalam membangun semangat demo­krasi di Partai Golkar, kata Sangadji, ruang terbuka bagi kader-kader lain­nya untuk mencalonkan diri. Hanya saja, nama yang mencuat RU.

Baca Juga: RU Bakal Mulus

“Kita membuka ruang ya bagi siapa saja, tetapi situasi dan dina­mika yang terbangun pak Ramly, karena dinamika itu semakin menge­rucut di Pak Ramly,” ujarnya.

Soal RU diduga tersangkut sejum­lah kasus hukum diantaranya, kasus anggaran belanja daerah tahun 2016-2018 sebesar Rp 11 miliar lebih, yang bisa menyandera dirinya, Sa­ngadji mengatakan, sepanjang bisa diperta­nggungjawabkan tidak ada masalah.

Dalam kasus ini, penyidik Ditres­krimsus Polda Maluku telah mene­tapkan eks Sekda Buru Ahmad Assegaff dan eks bendahara Sekda La Joni sebagai tersangka. RU juga pernah didemo oleh mahasiswa asal Buru di Jakarta, yang meminta KPK memeriksanya dalam kasus ini.

Menurut Sangadji, isu-isu yang bernuansa politik tidak terlepas dari seorang pemimpin, apalagi menje­lang momen politik.

“Pimpinan yang akan datang itu tidak boleh tersandera secara h­ukum dan politik, karena itu perlu harus jaga secara ketat, sehingga siapapun yang akan terpilih termasuk pak Ramly bisa mendapatkan posisi legi­timasi yang kuat ditengah masya­rakat,” ujarnya.

Ia berharap, Golkar menjadi solid dibawah kepemimpin RU untuk menghadapi agenda-agenda politik kedepan.

“Insya Allah pak Ramly bisa ditetapkan secara aklamasi, mudah-mudahan bisa membawa Golkar kedepan lebih baik, dan menyatukan seluruh kekuatan Golkar untuk menghadapi proses-proses pemili­han kepala  daerah, pemilihan legis­latif dan kemudian pemilihan presi­den,” ujar Sangadji.

Waspadai Ancaman Eksternal

Akademisi FISIP Unpatti, Said Lestaluhu meminta RU mewaspadai ancaman eksternal, saat memimpin Golkar Maluku.

Ancaman eksternal dimaksudkan adalah berhadapan dengan ke­kuatan PDI Perjuangan yang dipim­pin oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail. Sebab golkar tidak menguasai pe­me­rintahan, dan juga parlemen.

Belum lagi, isu kasus hukum, yang bisa menyandera RU sehingga sulit untuk memperjuangkan kepentingan Golkar.

“Saya melihat ini agak sulit, tetapi memang sebagai seorang pemimpin menghadapi masalah internal dan eksternal, saya melihat di Maluku yang menguasai pemerintahan ada­lah PDIP, dan PDIP dan Golkar se­lama ini seteru. Ini ancamanya yang harus diwaspadai,” kata Lestaluhu.

Secara politik, Lestaluhu melihat bahwa resistensi eksternal akan sangat kuat, sehingga butuh seorang figur yang bisa memane­gerial Golkar dengan baik untuk meng­hadapi kuatnya ancaman itu.

“Kita lihat saja kursi di DPR RI Golkar hilang dan Golkar akan berada dibawah bayang-bayang, sehingga tidak maksimal dalam mengembangkan partai. Kenyataan sekarang Golkar sangat terpuruk, tidak memiliki kursi di parlemen DPR RI, kemudian selama ini menguasi parlemen di DPRD Provinsi, tetapi kemudian hilang, dan ini tidak mudah,” katanya.

Lestaluhu kembali menegaskan, RU sebagai tokoh muda harus me­miliki kemampuan untuk mengha­dapi ancaman eksternal itu.

Akademisi FISIP Unpatti lainnya, Victor Ruhunella mengatakan, dina­mika Musda Partai Golkar yang akan berlangsung awal Maret mendatang sangat tergantung pada fungsio­na­ris yang memiliki hak pilih.

“Kemungkinan besar Musda Gol­kar akan berjalan secara aklamasi, dan keputusan itu sangat tergan­tung pada pemilik suara sah,” ujarnya.

Soal kasus hukum yang bisa menyulitkan RU dalam memimpin Golkar, Ruhunella mengatakan, ada mekanisme partai jika memang benar terbukti bersalah.

“Saya lihat masalah-masalah yang sementara ini didengungkan itu kan proses. Dan jika memang terbukti kan tinggal diganti,” ujarnya.

Namun kata Victor, RU salah satu kader yang taat asas, karena di se­mua kabupaten/kota, Golkar sangat eksis di Kabupaten Buru. Itu meru­pakan modal besar bagi RU untuk meningkatkan tingkat kepercayaan pemilik suara dalam Musda.

Bakal Mulus

Seperti diberitakan, langkah RU untuk pemimpin Golkar Maluku bakal mulus. Tak ada kader kuat lain yang bisa menghadang Bupati Buru dua periode ini.

Richard Louhenapessy yang men­jadi salah satu calon kuat ter­nyata menolak untuk bersaing me­rebut kursi Ketua DPD I.  RL, sa­paannya memilih menjadi penonton. Alasannya untuk mencegah perpe­cahan di tubuh Golkar.

Tak majunya RL sebagai calon ketua, membuat Musda X Golkar Maluku yang akan digelar awal Maret mendatang, tak lagi menyu­guhi memandangan menarik. Sebab, berlangsung tanpa kompetisi.

Walikota Ambon ini menegaskan, tidak ingin bersaing dengan siapa­pun dalam perebutan kursi Ketua DPD I Golkar Maluku, termasuk dengan RU.

“Sebetulnya ada beberapa teman-teman yang mendorong saya, dan sudah bilang saya untuk maju, tetapi saya tidak mau, dan tidak hasrat untuk bertanding. Kita support saja, apalagi saya lihat pak Ramly sudah begitu antusias untuk mau maju, ya kita dorong saja, karena ini juga untuk mengedukasi golkar untuk jauhkan diri dari pertim­bangan-pertimbangan pragmatis,” kata Louhenapessy kepada warta­wan, usai membuka Forum Koor­dinasi Kepegawaian Lingkup Pe­merintah Kota Ambon, di Lantai III Hotel Marina, Kamis (27/2).

RL mengaku, tak hanya DPD II, namun beberapa pengurus DPP juga memintanya untuk mencalonkan diri. Namun ia menolak, dengan alasan untuk menjaga soliditas dan kebersamaan di Golkar.

“Kemarin saya dihubungi bebe­rapa DPP untuk siapkan diri untuk itu, saya sudah bilang saya ngga, ka­lau perintah saya laksanakan, tetapi kalau disuruh untuk bertan­ding saya ngga, silakan anak-anak muda untuk bertarung,” tandasnya.

Komitmen di Golkar sudah menjadi pilihan politiknya untuk berjuang kedepan. Namun untuk menjaga soliditas dan kebersamaan, maka RL tidak ingin maju dalam perebutan kursi Ketua DPD I. Sebab, ending dari bertanding adalah terjadi perpecahan.

“Pertimbangan berikutnya men­jaga soliditas, kebersamaan itu lebih penting karena bisanya bertanding eksesnya pecah. Ya untuk apa, hanya untuk kepentingan-kepenti­ngan pribadi saja, mari kita jaga soliditas ini untuk kepentingan bersama. Itu sikap saya,” tegasnya.

RL memberikan dukungan kepada kader lain untuk maju melayani Golkar secara baik. “Saya melihat dari pengalaman yang ada, kalau ada yang kepingin untuk melayani Gol­kar secara baik, patut kita mem­berikan apresiasi,” ujarnya.

RL siap untuk memimpin Golkar Maluku jika diperintahkan partai. Tetapi untuk mencalonkan diri dan bersaing dalam Musda, ia tidak mau.

RU Siap Tarung

Sebelumnya diberitakan, RU siap bertarung dalam Musda X Golkar Maluku awal Maret mendatang untuk merebut kursi ketua DPD.

Konsolidasi terus dilakukan untuk menggalang dukungan. RU, sapa­annya mengklaim sudah mendapat dukungan mayoritas dari pemegang hak suara.

“Tentunya saya sudah mengambil langkah-langkah penggalangan di semua teman-teman pemegang suara di 10 DPD kabupaten/kota di Ma­luku maupun organisasi sayap yang mendirikan dan didirikan, itu langkah saya untuk mendapatkan dukungan dan legitimasi dalam per­tarungan Musda. Ya, sekitar 90 per­sen saya bisa mendapatkan duku­ngan itu,” kata RU, kepada Siwa­lima, di Ambon, Selasa (25/2).

Tak hanya melakukan lobi-lobi secara intensif, namun kata RU, ia juga sudah menghadap Ketua Umum Airlangga Hartarto untuk meminta restu.

“Semua sudah saya lakukan pen­dekatan kemudian DPD I, DPP dan saya orang pertama yang langsung ketemu Ketum minta restu dan saya yakin akan mendapatkan dukungan dari mereka,” ujarnya.

Bupati Buru dua periode ini juga mengungkapkan alasan menca­lon­kan diri sebagai Ketua DPD Golkar Maluku.

“Tentunya banyak alasan sehi­ngga saya harus mencalonkan diri dan yang memotivasi saya yakni saya ingin menerapkan apa yang telah saya terapkan di Kabupaten Buru, sehi­ngga Kabupaten Buru itu kultur iden­tiknya dengan Partai Golkar,” kata RU.

RU ingin menjadikan Golkar se­bagai partai terbesar di Maluku pada Pemilu 2024 mendatang.

“Ada perjuangan besar yang dimiliki Partai Golkar dan ini sebuah perjuangan yang sangat panjang dengan agendanya bagaimana me­majukan bangsa ini untuk menja­dikan partai besar di tahun 2024, dan pekerjaan itu harus dimulai dari sekarang berarti kita harus mulai penggalangan dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi, harus kita memperjuangan platfon politik kita,” tandasnya. (S-19)