AMBON, Siwalimanews – Aksi demonstrasi Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Kilmury (HPPMK) untuk menagih janji Gubernur Maluku Murad ismail terkait pembangunan infrastruktur di Kecamatan Kilmury berakhir ricuh, Rabu (23/6).

Pantuan Siwalimanews di Kantor Gubernur, aksi mehaiswa yang menuntut keadilan awalnya berjalan lancar, suasananya berubah tegang setelah mahasiswa meminta bertemu langsung dengan Gubernur Maluku Murad Ismail, namun dihalangi anggota Satpol PP di gerbang timur Kantor Gubernur.

Aksi itu tak terbendung, setelah sejumlah mahasiswa yang mencoba masuk terlibat saling dorong yang selanjutnya berakhir dengan saling adu jotos.

Belum diketahui siapa yang memulai melakukan pemukulan, sehingga aksi damai tersebut berujung anarkis, beruntung anggota kepolisian yang berada dilokasi bergerak cepat dan melerai massa.

Aksi demo yang dikoordinir Yasir Kwairrumaratu dan Irfan Kwaikamtelan selaku ini menuntut janji manis Gubernur Maluku Murad Ismail saat kunjungan ke Kecamatan Kilmury tahun 2017 lalu.

Baca Juga: Megawati Resmikan Monumen dan Baileo Soekarno di Masohi

Menurut mereka, saat kunjungan itu, Murad simpatik melihat kondisi Kilmury yang memprihatikan kesejahteraannya. Gubernur lalu berjanji akan membangun infrastruktur, jalan, pendidikan, dan kesehatan di kecamatan tersebut. Bahkan saat berjanji di depan mayarakat, Gubernur sampai meneteskan air mata.

Janii Gubernur tersebut menjadi alasan HPPMK melakukan aksi, mereka menagih janji Gubernur yang hingga kini belum terealisasi.

“Pertangungjawaban janji bapak saat turun ke Kilmury, sampai mengeluarkan air mata saat berjanji, persoalan infrastruktur sama sekli tidak tersentuh, bagaimana mau kembalikan ekonomi, sedangkan jalan saja tidak mampu diperbaiki,” teriak Yasir.

Mahasiswa bahkan mengancam akan memboikot Pilkada 2024 mendatang, dan menyebut Gubernur anti kritik.

“Kalau tidak mau dikritik turun dari jabatan, belasan ribu masyarakat Kilmury tidak akan termakan janji Murad, 2024 warga Kilmury boikot pilkada, jangan harap dapat suara dari warga Kilmury,” teriak salah satu orator.

Pasca bentrok dengan anggota Satpol PP, mahasiswa memilih menarik diri, mereka kemudian meninggalkan Kantor Gubernur sekitar pukul 12.10 WIT dan bejanji akan kembali dengan massa yang lebih besar lagi. (S-45)