AMBON, Siwalimanews – Badan Meteorologi dan Geofisika Ambon telah mencabut status waspada tsunami di Maluku Tengah, khususnya pada Kecamatan Tehoru, pasca gempa dengan megnitudo 6,1 skala richter yang melanda kawaan tersebut.

Kepala Stasiun Geofisika Ambon Herlambang Huda yang dikonfirmasi Siwalimanews melalui telepon selulernya terkait pencabutan status tersebut membenarkannya, bahkan ia mengaku, walaupun status waspada tsunami telah dicabut, namun masyarakat masih merasa khawatir sehingga masih memilih berada di pengungsian.

“Saat ini status potensi tsunami dan larangan menjauhi pesisir pantai telah dicabut oleh BMKG. Jadi kepada warga yang rumahnya tidak rusak sudah bisa kembali lagi, namun masyarakat masih trauma pasca terjadinya gempa 6,1 SR, sehingga mereka masih memilih tinggal di pengungsian,” ungkap Herlambang.

Walaupun demikian, Herlambang juga mengingatkan masyarakat di sekitar pantai untuk dapat menyiapkan jalur evakuasi dan membuat tempat evakuasi sementara di tempat yang lebih aman.

Akibat gempa dengan magnitudo 6,1 SR itu mengakibatkan terjadinya longsor di Dusun Mahu, Desa Tehoru dengan panjang longsoran yang terjadi searah garis pantai sejauh 350 meter sementara dari bibir pantai ke arah laut sepanjang 50 meter dengan kedalaman setinggi pohon kelapa.

Baca Juga: Komisi III akan Tinjau Proyek Air Bersih Haruku

“Saat kejadian, BMKG langsung ke lokasi longsor dan menanyakan kepada masyarakat. Selain itu juga kita di lokasi lihat ada patahan di sepanjang pantai Saunulu dengan panjang 220 meter dengan kedalaman 11 cm.

Saat ditanya berapa kali gempa yang dirasakan oleh masyarakat Tehoru, Herlambang menjelaskan, untuk gempa utama terjadi satu kali, sementara gempa susulan terjadi sebanyak 29 kali dan empat kali diantaranya dirasakan oleh masyarakat.

“Untuk saat ini, gempa susulannya sudah mulai tidak ada dalam beberapa hari. Namun BMKG masih terus memantau kondisi yang terjadi di Tehoru, termasuk di seluruh Maluku pada umumnya,” jelas Herlambang. (S-51)