AMBON, Siwalimanews – Perum Bulog Divre Maluku harus bertanggung jawab untuk mengawasi gula di pasar. Ditengah kondisi penyebaran virus corona khususnya di Kota Ambon, keberadaan gula yang kosong menjadi masalah bagi masyarakat berkaitan dengan stok yang mulai berkurang ditambah lagi dengan harga yang melambung di kisaran Rp 18 ribu  sampai Rp 19 ribu per kilogram.

Hal ini mengundang keprihatinan dari DPRD Provinsi Maluku khususnya Komisi III yang membidangi perdagangan dan perindustrian. Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Hatta Hehanussa mengatakan  disamping memasok gula untuk penuhi kebutuhan di pasar, pihak bulog juga tentunya  harus terus mengawasi gula dipasar, jangan sampai gula yang berada dipasar mencapai harga 20 ribu atau bahkan lebih

“Bulog harus tetap awasi gula di pasar agar terpenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya kepada Siwalima melalui telepon seluler, Selasa (7/4).

Menurutnya, jika harga gula di pasar tidak diawasi dan dikontrol, maka bisa mengakibatkan harga menembus tinggi. Kondisi tersebut  akan membawah masalah baru magi masyarakat apalagi di tengah kondisi ancaman Covid-19.

Sebagai perusahaan penyedia logistik yang sudah tentu memiliki jaringan dan sistim yang begitu kuat,  bulog secepatnya sudah harus menepati janji yang sudah pernah disampaikan kepada masyarakat.

Baca Juga: Ketua DPRD Aru Bantu APD ke Polres 

“Harus secepatnya janji akan memasok gula itu dipenuhi,” ungkap Hatta.

Apalagi tambahnya, menjelang  bulan suci ramadhan dan lebaran kebutuhan akan gula sangat banyak, justru itu pasokan harus banyak sehingga persediaan menjadi normal.

“Karena itu secara umum bulog harus bertanggung jawab terhadap kebutuhan  gula bagi masyarakat yang ada di Maluku dan sekitarnya,” tandas Hatta. Komisi II DPRD Maluku nantinya akan melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano untuk secara bersama mendesak pihak Perum Bulog Divre Maluku mengambil langkah yang tepat dan terukur untuk memasok gula dalam rangka memenuhi kebutuhan akan gula di Maluku dan khususnya Kota Ambon.

Janji 250 Ton Gula

Sebanyak 250 ton gula pasir dalam waktu dekat segera masuk ke Maluku. Ratusan ton gula itu untuk mengatasi kekosongan gula pasir di Bulog. Meski demikian, sampai sekarang tidak ada kelakaan gula pasir, yang ada hanya harga melonjak tinggi.

“Terjadi kenaikan gula pasir karena stok di pasar terbatas. Kita pastikan dalam waktu dekat kapal yang memuat gula milik Perum Divre Bulog akan masuk ke Ambon guna menutupi kekurangan stok sampai dengan lebaran nanti,” kata Sekda Maluku, Kasrul Selang dalam keterangannya  kepada wartawan di ruang rapat lantai II Kantor Gubernur Maluku, Selasa (10/3).

Sekda didampinggi Kepala Bidang Pengadaan Operasional Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Maluku, Hamdani Malawat, Kepala Perwakilan BI Maluku, Noviarsano Manullang dan Plt Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Maluku, Polly Jamlean.

Ia mengaku, dari hasil pertemuan dengan Perum Bulog Divisi Regional Maluku dalam waktu dekat stok gula pasir di Maluku akan bertambah dengan masuknya gula pasir dari sentra produksi.

“Jumlahnya 250 ton segera masuk dan pasti terjadi penurunan harga,” ujarnya. Sementara itu, Plt Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Maluku, Polly Jamlean mengaku hasil pemantauan tim Satgas Pangan dan Disperindag Maluku harga gula pasir di pasar tradisional di Kota Ambon berkisar Rp18.000 sampai Rp 19.000.

“Hasil pantauan kita harga gula pasir di pasar tradisional di Kota Ambon berkisar Rp18.000 sampai Rp 19.000,” ujar Jamlean.

Ditanya bagaimana dengan standar harga yang ditetapkan pemerintah pusat sesuai harga eceran tertinggi bagi gula pasir sebesar Rp.12.500, Jamlean mengaku sulit membendung kenaikan harga.

“Betul ada HET yang ditetapkan pemerintah secara nasional, tapi karena stok secara nasional berkurang dan sulit kita bendung kenaikan harga, karena harga disentra produksi pun naik sehingga mempengaruhi harga di pasar,” jelas Jamlean.

Langkah yang sudah diambil adalah melakukan operasi pasar untuk menekan terjadi tindakan penimbunan gula pasir di pasar.

Operasi pasar menurutnya terus dilakukan oleh tim satgas pangan bersama dengan pemerintah daerah. “Stok gula di pasar terbatas sehingga sulit membendung kenaikan harga, tegasnya.

Kepala Bidang Pengadaan Operasional Perum Bulog Divisi Regional Maluku, Hamdani Malawat menambahkan kalau saat ini memang stok gula pasir di bolog kosong.

“Kita masih menunggu pengiriman menggunakan kapal laut dari Jawa, namun belum tau pasti sampai kapan tiba, karena terkendala cuaca,” kata Malawat. (Mg-4)