NAMLEA, Siwalimanews – Tim Periset Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan focus group discussion tentang pengembangan bahan ajar sastra berbasis kearifan lokal di Kabupaten Buru, Jumat (2/6).

Dalam siaran pers Humas BRIN yang diterima redaksi Siwalimanews, usai FGD itu menjelaskan, dalam penelitian ini melibatkan sejumlah peneliti dari BRIN, yakni Sri Kusuma Winahyu, Rehan Halilah Lubis, Pradicta Nurhuda, dan Herianah.

“Selain itu tim penelitian juga melibatkan pula peneliti dari Universitas Iqra Buru yakni Saidna Zulfiqar bin Tahir, dan Peneliti Unpatti Iwan Rumalean,” tulis pihak Humas Brin.

Sedangkan dalam kegiatan FGD yang digelar di Kota Namlea, Kabupaten Buru, dihadiri oleh 12 sastrawan lokal  Buru yang bertujuan untuk memperoleh data tentang sastra berbasis kearifan lokal Buru dan karya sastra apa saja yang tepat diadopsi dan diadaptasi dalam mengembangkan materi ajar sastra berbasis kearifan lokal di SMP yang ada di Kabupaten Buru.

Untuk mencapai tujuan tersebut, selain diskusi dengan para sastrawan, tim peneliti juga melibatkan narasumber yang kompeten dalam bidang ini,  yaitu Johoriah Tan, yang biasa disapa dengan Mama Je, seorang budayawan dan sastrawan lokal Pulau Buru.

Baca Juga: LPP RRI Gelar Talkshow Gerakan Cerdas Memilih

“Saat ini,  beliau juga menjabat sebagai Ketua Organisasi Perempuan Indonesia Peduli Buru dan Pembina Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Kabupaten Buru,” tutur pihak humas.

Dalam paparan materinya masih dalam rilis tersebut, Mama Je menjelaskan, bahwa Kabupaten Buru kaya dengan sastra, baik lisan maupun tulisan.

Saat ini, kajian-kajian ilmiah (scientific research) yang mengeksplorasi karya sastra yang berada diambang kepunahan masih sangat minim, terutama pada sastra lisan, sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut untuk dijadikan materi ajar bagi peserta didik di sekolah-sekolah guna mereduksi ancaman kepunahan karya sastra tersebut di Kaputen Buru.

“Hasil FGD ini akan diinventarisir dan dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan bahan ajar sastra berbasis kearifan lokal di Buru dan juga dijadikan bahan FGD dengan para akademisi pada 12 Juni nanti dan FGD dengan para Bahasa Indonesia pada 15 Juni mendatang,” ungkap humas.

Nantinya menurut pihak Humas BRIN, ketiga hasil dari FGD ini akan mengonfirmasi dan melengkapi data yang diperoleh melalui angket, observasi dan wawancara yang dilakukan oleh tim peneliti, sehingga koprehensivitas data ini nantinya benar-benar menghasilkan materi ajar sastra berbasis kearifan lokal dan dapat dieksperimentasikan secara efektif dan efisien di SMP se-Kabupaten Buru.(S-15)