AMBON, Siwalimanews – Komunitas B’gaya Production yang mendapatkan lisensi atas permintaan DD Organization selaku Yayasan penyelenggara nasional kegiatan Pemilihan Puteri Anak dan Puteri Remaja Maluku tahun 2022 ini, mengklaim jika pemenang putri remaja dan anak tidak ditelantarkan di Jakarta.

“12 anak pemenang Putri Remaja dan Anak ditelantarkan di Jakarta, sangat bertentangan dengan fakta yang ada, karena para puteri masih di Ambon dan lombanya baru akan digelar pada akhir Oktober nanti. Ini adalah pembohongan public yang disampaikan oleh ibu dari Pemenang Puteri Remaja Ola de Fretes dan Ibu dari Pemenang Puteri Anak, Helen Siaila,” tandas PM Event Organizer Komunitas B’gaya Production, Joan Pesulima, dalam releasenya yang diterima Siwalima, Kamis (8/9).

Dalam release itu juga ditanda­tangani oleh Efie Hehanussa (Model & Desainer), Boym Maatita (Penata Rias & Catwalk) serta Febrian Pata­wala (Pegeant Lovers).

Dijelaskan, kegiatan Pemilihan Puteri Anak dan Puteri Remaja Ma­luku tahun 2022, yang digelar di Ambon 14 Mei 2002 di Gong Per­damaian secara gratis tanpa pungu­tan tiket masuk.

“Sistem perekrutan dan proses­nya, kami lakukan sama dengan proses yang ada di nasional, yakni melakukan proses karantina berba­yar dengan tujuan sekaligus mem­persiapkan yang benar-benar terbaik untuk mewakili Maluku, dan biaya­nya ditanggung masing-masing pe­serta baik konsumsi selama karan­tina sampai Final, paket pembekalan, tempat kegiatan, fasilitas akomo­dasi, sash finalis, tata rias, costum pe­serta yang nilainya kami sampai­kan dengan beberapa opsi,” jelas­nya.

Baca Juga: Lesnussa  Klaim Panca Karya Garap Lahannya

Kata dia, dengan beberapa opsi itu semua orang tua finalis sendiri yang menyepakati secara bersama opsi mana yang dipilih, dan kese­pakatannya itu disertai dengan surat pernyataan kesediaan orang tua yang anaknya sebagai finalis.

“Dalam pertemuan B’gaya Production dengan semua orang tua finalis sebelum karantina dilakukan. Saat itu pun dihadiri juga oleh orang tua dari anak yang pernah mengikuti ajang ini ke nasional, dan menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman, dari tahap awal sampai pada Grand Final tingkat Nasional,” ujarnya.

Joan menegaskan, sedikitpun pihaknya tidak mengambil keuntu­ngan dari kegiatan ini, karena moti­vasinya terpanggil ikut membangun Negeri Maluku ini, lewat pengem­bangan bakat generasi anak-anak muda Maluku, yang kelak akan menjadi role mode bagi peningkatan Pariwisata Maluku.

“Untuk Tahun 2020 dan 2021, kami bukan penyelenggara tapi semua yang berangkat mengikuti ajang ini ke tingkat Nasional menggunakan biaya sendiri, dan mereka pulang dengan hasil yang membanggakan Maluku di kancah nasional. Orang tua dari para puteri yang sudah pernah ada di ajang nasional sudah kami libatkan dan mereka juga berbagi pengalaman yang beragam kepada para orang tua yang anaknya sekarang mau ikut ajang Nasional. Tahun 2022, mereka yang bersedia ikut, sudah membayar uang tanda keikutsertaan ke Penyelenggara Nasional sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan,” urainya.

Untuk Event ini, lanjut Joan, ditentukan 12 orang, yakni 6 peme­nang anak dan 6 pemenang remaja, yang diatur sebagai berikut, peme­nang pertama  hingga ketiga untuk anak dan remaja mengikuti Puteri Anak dan Puteri Remaja Indonesia, pemenang keempat hingga keenam akan mengikuti ajang Puteri Batik, sementara pemenang kategori diberi­kan kesempatan mengikuti ajang Indonesian Girls dan Indonesian Girls Junior.

“Pada kenyataannya, dari 12 Pemenang ini, tidak semuanya akan berangkat mengikuti final di ajang nasional, dengan berbagai pertim­ba­ngan dan alasan yang berbeda-beda, sehingga kami pun tidak bisa memaksakan mereka,” cetusnya

Dikatakan, untuk Indonesian Girls dan Indonesian Girls Junior baru saja kembali dari Jakarta dengan hasil yang membanggakan, itupun semua­nya menggunakan biaya sendiri. Orang tua yang anaknya baru pulang berlomba malah sudah sharing pengalaman selama mengikuti ajang ini di Jakarta, termasuk didalamnya berbagi terkait biaya dan kesiapan, juga cerita dari orangtua daerah lain, karena itulah bagian dari tanggung jawab orangtua yang ingin anaknya ada dalam ajang-ajang seperti ini.

“Perlu kami jelaskan, kami adalah Komunitas B’Gaya Production bukan Yayasan Pegaya seperti yang dituliskan, dibentuk oleh inisiatif empat orang yang bergerak di bi­dangnya masing-masing yakni, Joan Pesulima (Program Manager Event Organizer), Efie Hehanussa (Model, Desainer dan Owner B’Gaya Collection By Efie), Boym Maatita (Penata Rias/ MUA Artis dan Pelatih Catwalk) dan Febrian Patawala (Pegeant Lovers). Kami dari tahun 2016 mendampingi dan mensupport Fina­lis Puteri Indonesia Maluku dan Jujaro Mungare Ma­luku lainnya saat akan berkompetisi ke ajang nasional, tanpa meminta imbalan jasa, itu pun diminta oleh yang bersangkutan,” tandasnya lagi.

Terkait pernyataan yang disam­paikan tutur salah satu orang tua pemenang putri remaja, O de Fretes bahwa sementara upaya lain yang kita sebagai orang tua mau laku­kanpun, misalkan menemui Ibu Gubernur, karena kita tahu, ibu widya sangat mendukung ajang-ajang seperti ini, apalagi anak-anak ini akan membawa nama Maluku di ajang Nasional, tapi justru tidak dibolehkan oleh panitia, sehingga kita merasa panitia yang menye­lenggarakan event ini, lepas tangan, sementara 12 anak ini sudah harus mempersiapkan diri untuk berang­kat,’’ tutur salah satu orang tua pe­menang putri remaja, O de Fretes, kata Joan, sangatlah keliru.

“Pernyataan ini sangatlah keliru dan tidak sesuai dengan fakta yang ada, selama persiapan, pertemuan demi pertemuan dilakukan di rumah Ibu Olla sendiri, dan Ibu Olla berserta orang tua lainnya sudah tahu kalau surat kami ke Ibu Widya sudah disampaikan, dan informasi dari ajudan Ibu widya kalau sementara masih ada kunjungan ke kabupaten-kabupaten dan agenda lainnya sehingga waktunya belum bisa, namun bukan berarti kami tidak memperbolehkan orang tua dan para puteri bertemu dengan Ibu Widya. Ibu Widya sendiri karena berha­langan tapi merekomendasikan rekannya, dokter Ritha Tahitu seba­gai pengganti untuk memberikan materi pembekalan dan menjadi juri pada Grand Final di Maluku saat itu,” bebernya.

Pernyataan lepas tangan, lagi-lagi kata Joan, itu sangatlah keliru.

“Kami sudah melakukan banyak hal, mulai dari mempromosikan para puteri ini lewat dialog media RRI, melibatkan dalam acara-acara Daerah dan Nasional yang dise­-le­nggarakan di Ambon, membantu membuatkan proposal, men­dampingi ke sekolah-sekolah asal sekaligus memberikan piagam penghargaan kepada pihak sekolah untuk nantinya             berharap mendapatkan dukungan juga saat Grand Final lagi, juga agenda dan kegiatan lainnya. Dan untuk proses persiapan, kami juga akan mendampingi pembuatan video Profil, tapi harus menunggu Tema dari Nasional yang               sampai sekarang belum di tentukan oleh penyelenggara Nasional, termasuk mengatur beberapa agenda audens, anjangsana media, melakukan kelas public speaking, beauty class, catwalk, dan photoshoot,” ujarnya. (S-08)