AMBON, Siwalimanews – Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Barends mendorong kemajuan wira usaha baru industri kecil dan menengah (WUBIKM) di Provinsi Maluku.

Dorongan ini disampaikan Barends saat menutup Bimtek Penumbuhan dan Pengembang WUBIKM yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian RI yang diikuti 220 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Maluku yang dipusatkan di Santika Hotel Ambon, Kamis (7/7).

Menurutnya, bimtek WUBIKM merupakan program dari Kementerian Perindustrian, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan wirausaha baru dengan mengutamakan potensi yang dimiliki setiap daerah.

Kementerian Perindustrian secara umum, memberikan pelatihan teknis terhadap sebelas jenis produk yang sesuai dengan keunggulan yang dimiliki masing-masing daerah, baik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten, Seram Bagian Barat dan Kota Ambon.

Produk-produk yang dilatih jika diberdayakan dengan baik, maka berpotensi menjadi produk unggulan yang dapat meningkatkan pendapatan keuangan daerah serta memberi dampak bagi ekonomi daerah.

Baca Juga: BUMDes Latta Panen Perdana Sayur Hidroponik

“Meteri yang dilatih dalam bimtek ini, diantaranya, perbaikan elektronik, kerajinan plastik, daur ulang limbah, pelatihan ikan asap, perbaikan mesin motor tempel, anyaman daun lontar, pengolahan pangan berbasis hasil laut, reparasi mesin kapal laut, anyaman lidi, pengolahan daging dan service handphone,” urainya.

Ilmu yang didapat kata Barends, janganlah hanya sebatas pada pelatihan tetapi harus dikembangkan kedalam usaha-usaha yang dapat bernilai ekonomis, yang tentunya harus mendapatkan pendampingan dari Dinas Perindustrian kabupaten/kota.

“Semua pilihan ini disampaikan langsung ke lapangan, kita tinggal menerima aspirasi dari bawah dan pelatihan yang dilakukan bukan sekedar pelatihan biasa, tetapi satu paket mulai hulu sampai hilir, pengenalan awal, WUB hingga bagaimana mendapatkan ijin dan lainnya,” ungkapnya.

Sebagai anggota Komisi VII lanjut Barends, dirinya terus mendorong agar program pelatihan WUB IKM terus dilakukan didaerah-daerah lain di Maluku, apalagi Maluku memiliki potensi sangat banyak, yang jika dikelola dengan baik, maka akan menjadi produk yang berdaya saing tinggi dan tidak kalah dengan daerah lain.

Jika pemerintah ingin berinvestasi, maka harus investasi bagi anak Maluku sendiri, artinya harus terbuka untuk investasi dari luar, tetapi harus mengutamakan anak Maluku melalui IKM. Pasalnya, industri kecil didaerah lain saat ini telah berubah menjadi industri maju yang berdaya saing dan berdampak pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan keuangan daerah serta negara.

“Saya percaya akan terjadi di Maluku sepanjang ada goodwill dan kemauan yang kuat dari semua pemangku kepentingan, baik DPR RI, Pemprov Maluku, DPRD maupun kabupaten/kota,” tuturnya.

Ia optimis, jika IKM dikembangkan, maka Maluku kedepannya dapat keluar dari kemiskinan dan sejajar dengan daerah lain di Indonesia.(S-20)