MASOHI, Siwalimanews – Setelah para jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Maluku Tengah, turun langsung melihat kondisi Abdul Kayum Tehuayo siswa SD yang menderita Leukemia, kini banyak pihak mulai tergugah dan peduli dengan bocah malang tersebut.

Pasalnya, Senin, (6/3) kemarin Kepala Dinas Pendidikan Malteng Teddy Salampessy bersama dengan para guru SD-SMP di dua kecamatan di Kota Masohi juga menemuli Abdul Kayum Tehuayo di RSUD Masohi, untuk memberikan bantuan sekaligus dukungan moral kepada sang bocah serta orang tuanya.

Usai Kadis Pendidikan dan para guru, dihari yang sam ajuga pihak Bank Rakyat Indonesia Cabang Masohi serta Kantor Kementerian Agama Malteng dengan mengandeng PWI Malteng mengunjungi Abdul Kayum di RSUD Masohi.

Kunjungan sebagai bentuk dukungan untuk bersama menanggung derita yang dialami siswa kelas 3 SD ini karena keterpangilan kemanusiaan turut berbagi serta turut merasakan penderitaan orang lain yang sedang membutuhkan bantuan dan uluran tangan sesama.

Pasalnya, dokter spesialis anak pada RSUD Masohi mengarahkan agar putra kedua dari pasangan Rusmin Tehuayo dan Kalsum Sopamena itu untuk segera mendapatkan kemoterapi di Kota Makassar untuk membunuh sel kankernya.

Baca Juga: Proyek Pembangunan Ruang ICU dan ICCU di RSUD Haulussy Mubazir

Walaupun telah dianjurkan dokter, namun, orang tua dari bocah malang ini tak berdaya untuk membiayai pengobatan sang anak di Makassar. Keterbatasan inilah menjadi dasar keterpangilan banyak pihak untuk bersama menanggung beban Abdul Kayum dan keluarganya.

Kepala Kantor Kemenag Malteng Taslim Tuasikal usai mengunjungi Kayum mengaku, turut merasakan apa yang sedang dialami Abdul Kayum bersama keluarga.

“Sungguh kami prihatin. Kami datang kemari setelah berkoordinasi dengan kawan-kawan PWI Malteng. Kami terpanggil untuk turut bersama keluarga adik kami ini. Semoga sedikit bantuan yang kami berikan dapat membantu keluarga untuk mengikuti anjuran dokter guna menjalani terapi kanker,” ucap Tuasikal.

Senada dengan Tuasikal, Maneger BRI Masohi Sudadi mengaku, pihaknya pun terpanggil untuk membantu meringankan beban derita keluarga Kayum Tehuayo, bahkan ia mengapresiasi langkah PWI Malteng yang telah bersama mendorong serta membuka informasi soal ini ke publik, sehingga dapat diketahui khalayak ramai, termasuk BRI Cabang Masohi.

“Kami sampaikan apresiasi bagi PWI Malteng, jujur kami tahu hal ini dari PWI dan informasi yang tersebar luas dari sejumlah media online yang ada di Malteng. Saya harap sedikit bantuan yang didorong pihaknya dapat membantu pengobatan bocah malang itu,” harap Sudadi.

Kadis pendidikan  dan kebudayaan Malteng Teddy Salampessy juga mengapresiasi perhatian PWI Malteng yang terus berkoordinasi guna mendorong pihaknya untuk turut bersama sama mengunjungi dan merasakan penderitaan siswa kelas 3 SDN Telutih baru itu.

“Sebelumnya kami tidak tau informasi ini. Namun setelah kami membaca berita di sejumlah media cetak dan online baru kami ketahui ada siswa SD yang membutuhkan perhatian dan partisipasi semua pihak. Setelah itu kami kemudian berkoordinasi dengan PWI dan Alhamdulillah hari ini kami boleh mengunjungi anak kita ini. Kami berharap PWI Malteng terus eksis dan dapat bangun komunikasi baik agar kita terus dapat melakukan kegiatan positif dan berguna bagi banyak orang,” ujarnya.

Ketua PWI Malteng Stewart Toisuta mengapresiasi langkah positif semua pihak, namun semua yang boleh terjadi hari ini adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga melalui pemberitaan sejumlah media banyak pihak dapat mengetahui derita yang dihadapi siswa kelas 3 SD ini.

“Kami bukan siapa siapa, kami iklhas membantu keluarga Tehuayo hanya melalui berita serta sedikit bantuan saja. Kalau hari ini ada banyak pihak yang membantu, saya kira itu semua karena kehendak Tuhan. Kami bersyukur untuk itu dan kami berharap bantuan itu semua dapat meringankan beban keluarga Tehuayo serta dapat membantu pengobatan lanjutan adik kita ini ke Kota Makassar,” harapnya. (S-17)