AMBON, Siwalimanews – Asosiasi Sopir Angkutan Kota Ambon (ASKA) mengapresiasi langkah pemerintah kota yang mulai melakukan perbaikan di kawasan Terminal Mardika.

Sekretaris Umum ASKA Teddy Nelwan kepada Siwalimanews di Ambon, Sabtu (11/11) mengatakan, langkah pemkot melalui Dinas Perhubungan yang mulai melakukan perbaikan kawasan terminal dengan lebih dulu membongkar ratusan lapak yang dibangun tidak pada tempatnya itu, merupakan langkah baik demi penataan kawasan tersebut sesuai fungsinya.

“Terkait dengan pembongkaran lapak dalam kawasan terminal dalam rangka pengaspalan dan perbaikan drainase, dalam hal ini ASKA mengapresiasi langkah Penjabat Walikota Ambon melalui Dinas Perhubungan dan OPD teknis lainnya,” ujarnya.

Menurutnya, ini bagian dari perjuangan ASKA yang terus mendorong pemerintah kota untuk melakukan perbaikan.

Sementara terkait rencana pembangunan kembali lapak di areal itu, tepatnya diatas drainase yang akan diperbaiki Dinas Perhubungan Kota Ambon dalam waktu dekat ini, pihaknya mengatakan, itu harus disikapi secara bijak oleh Pemkot Ambon.

Baca Juga: Akui Kelemahan Anak daerah, Danlantamal Buat Pembinaan Khusus

Karena apa yang menjadi tuntutan ASKA selama ini, yaitu penataan kawasan terminal, yang salah satunya adalah penertiban atau pembongkaran lapak di dalam kawasan Terminal.

“Kalau lapak itu kembali dibangun setelah perbaikan kawasan Terminal. Menurut kami itu sama saja pa penjabat bicara kosong saja. Sama saja bikin bagus terminal untuk lapak (pedagang) saja. Ini tidak relefan. Jadi harus ada komunikasi soal itu. Karena tuntutan ASKA itu agar terminal betul-betul sesuai fungsinya,” tandasnya.

Dia menambahkan, persoalan ini jangan hanya dilihat dari sisi kemanusiaan soal pedagang, tetapi bagaimana mendudukan aturan tentang fungsi terminal sesuai Peraturan Menteri Perhubungan, yang mana tiu tidak bisa dinegosiasi lagi.

Artinya bicara manusia itu diluar kemanusiaan, kalau bicara kemanusiaan, lalu sopir-sopir ini bagaimana rasa kemanusiaan pemerintah. Sementara kontribusi dari angkot konfensional juga begitu besar, sehingga itu juga harus diperhatikan.

“Intinya ASKA hanya ingin rasa keadilan itu benar-benar diwujudkan, kalau masalah pedagang silahkan mereka berjuang di lokasi mereka, jangan mencampurbaurkan terminal dgn perdagangan. Ini menyalahi aturan, masa pemerintah memberi contoh seperti itu hanya karna kemanusiaan. Jadi kalau begitu supir-supir angkot juga bisa melanggar aturan karna dasar kemanusiaan dong,” tandasnya.

Ia menambahkan, tuntutan ASKA tetap soal kawasan terminal, kalaupun ada pandangan-pandangan lain, jangan langsung ambil keputusan, harus duduk bersama, sehingga itu juga bisa diteruskan dengan berbagai pertimbangan.(S-25)