AMBON, Siwalimanews – Untuk mengoptimalkan pembinaan teritorial (Binter), Komandan Korem (Danrem) 151/Binaiya, Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw rela mengarungi lau­tan dan menempuh jalur darat ratusan kilo meter.

Ritiauw punya ala­san kenapa ia rela mengarungi lautan Maluku yang maha dasyat itu. Saat di­konfirmasi di ruang kerjanya Jumat (26/11), Ritiauw menje­laskan, Binter TNI-AD merupakan kegiatan dalam mem­bina hubungan dengan segenap lapisan masyarakat sehingga ter­cipta kemanunggalan TNI dan rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara.

Letak Provinsi Maluku yang berbatasan dengan negara tetangga Australia dan Timur Leste, di satu sisi menguntungkan, disisi lain mempunyai dampak yang cukup merugikan bagi perkembangan Maluku dan Indonesia kedepannya.

“Alasan itu yang mendorong saya harus mengarungi lautan untuk melakukan pengecekan personil Babinsa di pulau-pulau terluar dengan mengunakan speed boat,” kata Ritiauw.

TNI-AD sebagai salah satu alat pertahanan bangsa, mengemban tugas untuk menegakkan kedaulatan NKRI serta keutuhan wilayah Indonesia khususnya di wilayah daratan Maluku.

Baca Juga: Penyerapan APBD Rendah, Gubernur Bertanggung Jawab

“Pembinaan teritorial yang dilak­sanakan sebagai upaya dalam mewujudkan daya tangkal dapat memberikan kontribusi penting guna terwujudnya ketahanan wila­yah. Kondisi ketahanan wilayah yang tangguh sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara,” ungkapnya.

Ritiauw menjelaskan, sebagai putra asli Maluku, perjalanan menga­rungi lautan dan menempuh jalur darat ratusan kilo samasekali bukan beban. Baginya, selama bertugas di Maluku, dengan segala kemampu­annya, jenderal bintang satu ini akan berupaya memberikan sumbangsih bagi keutuhan wilayah Maluku.

“Melayani itu saja tujuan saya. Binter ini penting. Apalagi Maluku berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga yakni Australia dan Timur Leste,” ujar Ritiauw.

Ia mengaku perjalanan laut menggunakan  speed boat selama 14 jam ke pulau-pulau terluar dimulai dari  Kabupaten Seram Bagian Timur menuju Tual-Maluku Tenggara. Dari Kota Ambon menggunakan pesawat komersil menuju Bandara Kufar Kabupaten SBT. Selanjutnya dari Bandara Kufar menggunakan kendaraan darat menuju pelabuhan speed boat di Desa Air Nanang Kecamatan Geser.

“Perjalanan ini mendorong saya untuk membuat satu program yakni “Babinsa Melayani”. Saya mendapati bidang kesehatan dan pendidikan sangat memprihatinkan. Untuk itu kedepan Babinsa akan bersinergi dengan bidan desa atau Puskesmas setempat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk pendidikan,” jelas Ritiauw.

Tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat di daerah-daerah terpencil semisal SBT jauh dari harapan. Olehnya ia berharap pemerintah kabupaten dan provinsi harus bersinergi untuk kemajuan pendidikan dan kesehatan di Maluku.

“Saya melakukan kunjungan kerja ke wilayah-wilayah terpencil di SBT dan Kota Tual itu dimulai pada 11 Nopember. Jadi Tiba di SBT menuju Geser. Setelah itu menuju Desa Amarsekaru, Desa Dai dan juga Dusun Kilibai Kecamatan Pulau Gorom sekaligus meninjau vaksinasi di Puskesmas Amarsekaru. Selanjutnya menuju Kecamatan Kesui-Watubela dengan menggunakan speed boat milik Pemkab SBT. Nantinya pada 12 November menuju Kecamatan Teor. Dari Teor kami lalu menuju Desa Semamp Kecamatan Kur Kabupaten Maluku Tenggara,” beber Ritiauw.

Perjalanan yang cukup melelahkan dan menguras tenaga. Namun putra asli TNS itu tak gentar. Bayangkan saja, dengan menggunakan speed boat sekitar pukul 00.30 WIT dinihari, ia memulai perjalanan menuju Kota Tual dan Maluku Tenggara dalam rangka meninjau pembangunan kantor Koramil  Baru di Kecamatan Toyando serta pembangunan Kodim persiapan Kota Tual.

“Tiba di Kota Tual itu sekitar pukul 06.00 WIT. Perjalanan itu kami lakukan dengan menggunakan speed boat. Letak geografis Maluku ini kan terdiri dari pulau-pulau. Jadi untuk menjangkaunya menggunakan transportasi laut. Memang tidak muda, tapi sebagai anak daerah saya terpanggil untuk hal itu,” ungkapnya.

Dalam kunjungan kerja itu, Danrem mengaku disambut baik tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama. “Kalau di Pulau Toeor kami sempat melaksanakan penanaman pohon sebagai tanda mata kunjungan di pulau tersebut. Dilanjutkan perjalanan menuju pulau Kur untuk meninjau  lahan pembangunan Kodim Persian Kota Tual  serta Koramil Pulau Tayando. Ini bentuk perhatian Korem 151/Binaiya sebagai satuan teritorial terhadap masyarakat  di pulau pulau terluar dan personil TNI yang bertugas di wilayah tersebut,” pungkas Ritiauw. (S-32)