KASUS penganiayaan yang dilakukan Abdi Toisutta, anak Ketua DPRD Kota Ambon, Ely Toisuta sehingga mengakibatkan Rafi Rahman Sie, remaja 15 tahun itu harus menghembuskan nafas terakhirnya.

Tindakan Abdi Toisutta ini menunjukan arogansi anak pejabat, yang tidak pantas diteladani.

Sejarah Indonesia mencatat banyak sekali putra-putri pejabat yang bertindak seenaknya. Menunjukkan kekuatan dan kuasa ke ‘moncong’ sasaran yang tak seharusnya diarahkan.

Jalan sempit dalam gang seharusnya membuat pelalu-lalangnya saling menghormati. Tapi hal itu tak terjadi di gang lorong Masjid Talake, Ambon pada Minggu (30/7) malam.

Seorang laki-laki, bernama Abdi Toisuta, dengan status anak pejabat yakni Ketua DPRD Ambon merasa dilecehkan harga dirinya oleh Rafi, yang menurut versi Abdi telah menyenggol motornya namun tak menyapa.

Baca Juga: Ketidakhadiran Sekda Maluku Jadi Ancaman

Abdi Toisuta yang dibudaki emosi kemudian menumpahkan kekesalannya langsung ke RRS dengan menghajar kepala remaja belasan tahun itu sampai tak sadarkan diri.

Digeruduk langsung ibu-ibu yang menyaksikan Rafi pingsan langsung menghardik Abdi sang anak pejabat. Ia meminta Abdi bertanggung jawab yang dengan enteng ditimpali dengan kata-kata, “Kita tanggung jawab!” sembari merentangkan tangan seolah hal yang ia baru lakukan adalah hal kecil.

Beberapa jam kemudian, Rafi dinyatakan tewas karena konon leher belakangnya mengalami benturan yang keras.

Dari kejadian itu, kita diberi lagi satu contoh putra pejabat yang arogansinya di luar nalar. Publik yang sudah jengah dengan peristiwa Mario Dandy terhadap David Ozora harus disuguhi lagi berita Rafli yang teras karena dianiaya oleh Abdi Toisuta.

Abdi boleh langsung masuk penjara, namun Rafi sudah kehilangan nyawa. Dan keluarga Rafi hanya bisa meratapi nasib ditinggal anggota keluarga.

Jangan lupakan anak AKBP Achiruddin Hasibuan, Aditya Hasibuan yang menganiaya Ken Admiral cuma karena cewek.

Kekayaan dan hedonisme sepertinya mengarahkan perilaku buruk anak pejabat. Mundur jauh ke belakang, kita punya anak pejabat DPRD Wajo bernama Aan Saputra yang menganiaya tukang parkir sampai tersungkur. Dia adalah anak Zainuddin Ambo Saro yang jabatannya sudah saya sebutkan tadi.

Arogansi pimpinan dewan di DPRD Jambi juga pernah viral. Anak pejabat itu saat itu adalah pelajar berusia 16 tahun yang mengalami kecelakaan menggunakan mobil dinas orang tuanya, Toyota Camry.

Kasusnya menjadi ramai karena anak tersebut membawa plat mobil merah, usut punya usut pelajar tersebut ternyata anak pimpinan dewan di DPRD Jambi.

Orangtua dari pelajar yang menggunakan mobil Toyota Camry tersebut menjabat sebagai Kasubag rumah tangga dan asset kesertariat DPRD Provinsi Jambi. Akibat insiden tersebut orangtuaya mengundurkan diri dari jabatannya.

Abdi Toisuta seolah menggenapi perangai buruk anak pejabat.

Anehnya, perbuatan AbdI Toisutta yang telah membuat Rafi meninggal dunia namun hingga saat tidak ada itikat baik dari Ketua DPRD Kota Ambon yang merupakan orang tua dari Abdi Toisuta, untuk meminta maaf dan belum mendatangi keluarga korban.

Sungguh sebuah tindakan arogansi yang terkesan gila hormat, sehingga hal ini menjadi catatan penting bagi semua anak pejabat agar dapat memposisikan diri dengan baik sebagai anak pejabat, tidak berskap arogan dan tinggi hari bahkan gila hormat.

Polisi juga diminta untuk harus menuntaskan kasus ini dan tidak diskriminasi. Kasus ini harus benar-benar dituntaskan agar efek jera sehingga publik tidak menilai bahwa hukum itu tumpul keatas dan tajam kebawah.(*)