AMBON, Siwalimanes Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengakui, di usia 444 Kota Ambon ini, masih banyak masalah yang belum tertanggani secara maksimal, karena itu ia berjanji, akan terus benahi.

Hal ini diungkapkan Walikota, menyikapi hasil survei yang dilakukan oleh Indo Barometer dan Parameter Konsultindo.

Indo Barometer menemukan, banyak warga Kota Ambon yang mengeluh belum tercukupinya fasilitas sampah yang disediakan pemkot. Sementara Parameter Kon-sultindo melakukan survei terhadap kinerja Pemkot Ambon menemukan, penyelenggaraan pemerintahan tidak transparan.

Sebut saja, transparansi hukum sebesar 49, 1 persen; transparansi penempatan jabatan struktural pada lingkup pemerintah sebesar 45,5 persen; transparansi keuangan ADD/DD dan kinerja pemerintah desa sebesar 46,8 persen.

Walikota menilai, hasil survei yang ditemukan oleh Indo Barometer dan Parameter Konsultindo itu, merupakan hal biasa dan menjadi catatan bagi Pemkot Ambon untuk melakukan perbaikan kedepan.

Baca Juga: Perang Panas Berakhir Dingin

“Itu hal yang biasa  dan itu otomatis.  Kalau hasil surveinya bagus itu yang bahaya. Tapi kalau survei itu ada catatan itu bagus untuk kita terus memperbaiki,” jelas Louhenapessy kepada wartawan usai upacara HUT Kota Ambon ke 444 di lapangan Merdeka Ambon, Sabtu (7/9).

Dikatakan, dengan banyaknya penilaian tentang kinerja kerjanya bersama Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler, maka pihaknya akan terus membenahi Kota Ambon ini menjadi lebih baik lagi.

“Intinya kita terus berupaya agar membenahi kota ini,  dan saya butuh catatan-catatan seperti itu, “katanya.

Sebelumnya diberitakan, diusia ke-444 tahun, banyak masalah di Kota Ambon yang belum dapat diselesaikan oleh Richard Louhenapessy dan Syarif Hadler sebagai Walikota dan Wakil Walikota Ambon.

Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Indo Baromater dan Parameter Konsul¬tindo.

Indo Barometer menemukan, warga masih menge¬luhkan belum mencukupi¬nya fasilitas tempat sampah yang disediakan Pemkot Ambon.

“Hasil survey memang menunjukkan mayoritas warga (79.5%) menyatakan fasilitas tempat sampah di Kota Ambon sudah tersedia tetapi belum tersedia (20.5%) dan fasilitas tempat sampah tersebut belum mencukupi. Yang menyatakan sudah mencukupi (28%). Dan yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab (3.5%),” jelas Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli di dalam rilisnya kepada wartawan, Kamis (5/9).

Ia mengatakan, survei yang dilakukan Indo Barometer dilaksanakan di wilayah Kota Ambon yang meliputi 5 kecamatan  yaitu, Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon, Teluk Ambon Baguala dan Letimur Selatan. Dilaksanakan pada tanggal 16–23 Agustus 2019 dengan jumlah responden 400,” katanya.

Sementara Parameter Kon¬sultindo melakukan survei terhadap kinerja Pemkot Ambon menemukan, penyelenggaraan pemerintahan tidak transparan.

Sebut saja, transparansi hukum sebesar 49, 1 persen; transparansi penempatan jabatan struktural pada lingkup pemerintah sebesar 45,5 persen; transparansi keuangan ADD/DD dan kinerja pemerintah desa sebesar 46,8 persen.

Selain itu, pelayanan UMKM pemerintah terhadap masyarakat hanya mencapai 47,8 persen, penyediaan lapangan pekerjaan kepada masyarakat 49 persen, perhatian pemerintah terhadap pemuda dan olahraga 47,5 persen.

“Ini fakta yang kita peroleh saat melakukan survei terhadap kinerja Pemerintah Kota Ambon periode Agustus 2019, dengan sampel responden 1.200 sampel pada lima sampling demografi yakni, Kecamatan Sirimau, Leitimur Selatan, Nusaniwe, Baguala dan Teluk Ambon,” ungkap Direktur Operasional PT Parameter Konsultindo, Edison Lapalelo, kepada wartawan, di Ambon, Kamis (5/9).

Terkait dengan penempatan jabatan struktural pada lingkup pemerintah yang hanya mencapai 45,5 persen, kata dia, mestinya dilakukan secara transparansi dan terbuka walaupun itu merupakan kewenangan dari walikota sebagai kepala pemerintahan. (S-40)