AMBON, Siwalimanews – Jelang penetapan calon anggota legis­latif, publik Maluku dihebohkan  isu pa­nas caleg pindah partai.

Sumber isunya tak lain adalah loncatnya Widya Pratiwi Murad, Wakil Ketua Bidang Politik PDIP Maluku, ke Partai Amanat Nasional.

Tentu saja hengkang­nya istri Gubernur Malu­ku yang tiba-tiba ini jadi pembicaraan hangat di warung-warung kopi dan juga topik diskusi di ber­bagai platform media sosial.

Pasalnya kurun tiga ta­hun belakangan, Widya gen­car melakukan sosia­lisasi diri­nya sebagai sa­lah satu bakal caleg dari PDIP, melalui berbagai me­dia kampanye luar ruang.

Di berbagai sudut kota, terpampang gambar Wid­ya yang menebar senyum da­lam polesan warna me­rah berbagai versi, tentu saja dipadu dengan bu­sana dan kebaya, serta kerudung ser­ba merah, yang identik dengan PDIP.

Baca Juga: Terlibat Narkoba, BNN Ciduk Pejabat BPJN  Maluku

Namun tiga hari belaka­ngan, beredar kabar melalui pesan singkat kalau istri Murad itu pindah haluan ke PAN. Penyebabnya belum diketahui pasti, tapi berbagai sumber mengaitkan kepindahan itu dengan isu tidak diakomodirnya nama Widya di daftar bakal caleg PDIP.

Sebagai suami, Murad dikabarkan tersinggung mendengar nama istri­nya hilang dari daftar bakal caleg.

“Beliau marah-marah di rumah dan memerintahkan loyalisnya untuk rame-rame keluar dari PDIP dan merapat ke PAN,” ujar sumber Siwalima yang dekat demgan Murad.

Lho koq bisa, bukankah Murad adalah Ketua PDIP Maluku?

Sumber itu mengatakan, peneta­pan nama caleg di PDIP, tak ada hubungannya dengan posisi sese­orang di partai.

Kata sumber itu, penetapan sese­orang pada nomor tertentu, adalah hak prerogatif Megawati Soekarno­putri, sebagai Ketua Umum PDIP.

“Jadi aturan yang selama ini berlaku di PDIP, adalah apapun yang ditentukan oleh ketua umum, wajib diikuti dan ditaati seluruh kader partai. Kalau tak bisa menaati, maka sudah bisa dipastikan yang bersangkutan bukan kader partai,” ujarnya, Sabtu (15/4).

Beberapa elit PDIP Maluku, me­milih menutup rapat kabar kepin­dahan Widya ke PAN. Sejumlah pe­ngurus yang coba dikonfirmasi, tak merespons pesan teks yang dikirim, mapun panggilan telepon selular­nya.

Namun begitu, kepada Siwalima, Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM, Roberth Tutuhatunewa me­nga­ku, sampai sekarang di internal PDIP Maluku, belum ada informasi yang pasti terhadap kepindahan Widya ke PAN Maluku.

Menurut dia, PDIP Maluku masih melihat pemberitaan atau publikasi medsos itu sebagai sebuah infor­masi yang belum pasti.

“Kami masih melihat pemberitaan di medsos. Bagi kami, PDIP belum tahu itu pasti ataukah tidak. Tetapi kalau pun itu benar, Ya itu kan hak masing-masing pribadi untuk meng­ambil keputusan,” ujar Tutuhatu­newa melalui telepon selulernya, Minggu (16/4).

Tutuhatunewa memastikan, hi­ngga Sabtu (15/4), belum ada surat pernyataan pengunduran diri dari Widya dalam kapasitas sebagai Wakil Ketua Bidang Politik PDIP Maluku, maupun sebagai bakal caleg yang sudah memdaftar.

“Karena itu sampai dengan kemarin kami di PDIP juga belum menerima permohonan pengun­duran diri atau surat pernyataan pengunduran diri dari ibu Widya. Dan itu belum ada,” tegasnya.

Kalau pun ada, lanjut Tutuhatunewa, PDIP memiliki mekanisme organisasi yang secara jelas diatur dan akan ditindak­lanjuti sampai ke DPP.

Hanya saja akademisi FISIP UKIM ini belum berani menegaskan sikap dan keputusan PDIP seperti apa, karena pernyataan resmi pengunduran diri Widya dari struktur organisasi PDIP belum diterima.

“Partai memiliki mekanisme organisasi tersendiri dan diatur secara jelas dan akan ditindaklanjuti oleh partai sampai ditingkat ke DPP partai. Dan itu jelas. Sebab PDIP tidak akan membiarkan dalam garis lurus suatu keluarga itu ada 2 orang yang dijalankan dalam partai yang berbeda, atau mengambil posisi politik yang berbeda,” katanya.

Tutuhatunewa mempersilahkan Widya hengkang ke PAN, karena prinsipnya PDIP memiliki kader yang cukup banyak dan dilatih secara berjenjang sehingga tidak tergantung pada satu dua orang.

“PDIP memiliki kader yang cukup banyak yang dilatih secara berjenjang, jadi tidak tergantung pada satu dua orang, karena PDIP punya sistim pengkaderan secara berjenjang dan menghasilkan kader yang cukup banyak,” tegasnya.

Jadi, tambah dia, jika ada kader PDIP yang mengambil sikap berbeda meninggalkan partai silahkan saja.

“Jadi kalaupun ada kader PDIP mengambil sikap berbeda dan meninggalkan partai silahkan saja, kami tidak pernah ragu-ragu untuk itu. Tetapi sampai dengan hari ini kami sendiri belum dapat kepastian pemindahan tersebut,” tuturnya.

Dibenarkan PAN

Terpisah, Ketua PAN Maluku, Wahid Laitupa, mengakui kalau kini Widya sudah diakomodir sebagai caleg PAN di DPR.

Kepastian ini diungkapkan langsung Laitupa kepada Siwa­lima, melalui pesan WhatsApp, Sabtu (15/4. “Benar saudaraku,” tegas Laitupa singkat.

Penegasan bergabungnya istri Ketua PDIP Maluku, ke partai berlambang matahari terbit ini disampaikan Laitupa setelah sebelumnya PAN Maluku memilih bungkam terhadap semua infor­masi yang beredar diruang publik.

Sebagai partai politik yang mengedepankan perjuangan, PAN kata Laitupa menyambut dengan tangan terbuka kehadiran Widya, sebab pihaknya masih butuh putera-puteri terbaik Maluku dalam proses menjaring bakal calon legislatif untuk duduk di DPR.

Masih menurutnya, masuknya Widya menjadi angin segar bagi PAN Maluku ditengah proses menuju pemilihan legislatif pada 14 Februari 2024. “Artinya masukannya istri gubernur ini akan menjadi kekuatan bagi PAN untuk merebut satu kursi DPR dari dapil Maluku.

Anggota DPRD Maluku ini memastikan sudah mengakomodir Widya ke dalam daftar bakal calon anggota DPR, yang siap bertarung pada pileg mendatang.

Laitupa menegaskan dengan masuknya Widya maka PAN optimis dan yakin cita-cita untuk menghantarkan anggota DPR pasti terwujud.

“PAN optimis dan yakin pasti terwujud,” cetusnya.

Lalu apa alasan Widya loncat ke PAN?

“Beliau memilih gabung dengan PAN karena beliau sendiri butuh kenyamanan, karena beliau punya kepentingan untuk berkolaborasi dalam dunia politik. Soal perbedaan dalam politik itu hal yang biasa. Tapi yang beliau butuh kenyamanan seluruh kader partai dengan beliau. Tentu ini kami menyambut dengan baik Alhamdulillah respon dari seluruh kader PAN Maluku menyambut dengan baik. Dan bertekat untuk mejaga kekompakan bersama dengan semua para caleg,” jelas dia.

Ganti Warna

Kini, pasca diketahui bergabung secara resmi ke PAN, gambar Widya yang dulunya bercorak merah, kini berganti dengan warna biru yang identik dengan warna PAN.

Pantauan Siwalima, gambar Widya yang selama ini bertebaran dengan pakaian berbalut merah disertai logo PDIP, sudah diturunkan.

Bahkan pada akun facebook milik Widya, gambar dalam berbagai pose berlatar merah, sudah tak tampak lagi.

Diduga hal itu sengaja dilakukan Widya dan pendukungnya, agar menghilangkan kesan kalau istri Murad itu sudah tak lagi di PDIP.

Informasi lain yang diperoleh Siwalima menyebutkan, pasca Murad memindahkan istrinya ke PAN, sejumlah bakal caleg yang selama ini dekat dengan Murad juga diperintahkan untuk hijrah ke partai besutan Zulkifli Hasan itu.

“Mereka semua disuruh keluar dan bergabung ke PAN,” ungkap sumber Siwalima yang dekat dengan Murad. (S-20/S-05)