AMBON, Siwalimanews – Menjelang HUT Kota Ambon ke-444, pemerintah Kota Ambon melaksanakan doa untuk Ambon.

Pelaksanaan doa untuk Ambon dilaksanakan di Islamic Center, Kamis (5/9), khusus untuk agama muslim dengan tema, “Menjadi se­tiap hari pono deng kasih sayang, setiap tempat pono deng perda­maian,”.

Dalam sambutan Wakil Walikota Ambon, Syarief Hadler mengatakan, pelaksanaan doa untuk Ambon merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap menjelang HUT Kota. Karena seluruh warga Kota Ambon harus berdoa untuk kema­juan dan kemakmuran kota ini.

“Intinya kita doakan Kota Ambon, agar masyarakat hidup saling ber­dampingan dan tetap menjaga to­leransi orang basudara yang selama ini dipelihara. Kenapa panitia dalam hal ini memilih tema ini, sebetulnya ada kaitanya dengan Ambon pono dengan musik, Ambon menjadikan setiap hari pono dengan irama kasih sayang, menjadikan setiap tempat Kota Ambon dengan perdamaian, keduanya ada irama perdamaian dan kasih sayang,”ungkapnya.

Wawali mengajak masyarakat Kota Ambon, untuk menjadikan kota ini sebagai sebuah tubuh, ketika pemerintah melakukan hal positif tetap dirasakan masyarakat begitu­pun hal yang negatif.

Baca Juga: Kolonel Sapuan Resmi Jabat Danlanud Pattimura

Hadler mengatakan, dalam pera­yaan HUT tak perlu ada cibiran satu dengan yang lain, namun harus bersama-sama menikmati, karena kita semua adalah orang basudara, seperti kata pepatah potong di kuku rasa didaging, sagu salempeng dipatah dua, ale rasa beta rasa.

Dengan dapat menjaga toleransi, maka di tahun 2019 ini Kota Ambon mendapatkan penghargaan sebagai kota yang damai dari Kementerian Agama. Sehingga hal itu, perlu dijaga persaudaraan.

Sementara itu, ustadz Arsal Risal Tuasikal dalam tausiahnya menga­takan, Ambon tidak pernah belajar toleransi  tetapi sudah memprak­tekan.

“Saya pernah katakan, kepada masyarakat yang berada di luar Kota Ambon, bahwa kita tidak pernah belajar apa itu toleransi, namun kita sudah memperakteknya dalam kehidupan kita sehari-hari, itulah kelebihan orang Ambon, sehingga banyak negara mau belajar toleransi di sini,”jelas Tuasikal.

Pasalnya, beberapa puluh tahun yang lalu Kota Ambon pernah dilanda pertumpahan daerah, namun dari itu masyarakat Kota Ambon bisa kembali bangkit dan terus mem­buktikan kepada semua orang bahwa Ambon, damai dan Ambon patut menjadi kota toleransi.

Selain melaksanakan doa untuk Ambon di Islamic Center, Pemkot juga melaksanakan doa untuk Ambon di Sporthall Karang Panjang Ambon, yang dikhususkan untuk warga Kota Ambon yang agama Kristen. (S-40)