MASOHI, Siwalimanews – Dampak nyata dari putusnya jalur transportasi darat ke wilayah Keca­matan Telutih Kabupaten Maluku Tengah sebagai akibat dari putusnya dua bentangan jembatan Wai Kawa-Noa akibat banjir bandang beberapa waktu, mulai dirasakan warga. Bagai­mana tidak sembilan barang kebutu­han pokok kini kosong di pasaran.

Kosongnya stok Sembako seperti, Beras, Gula Pasir,Terigu, Telur seluruh­nya mulai dirasakan warga di kecama­tan paling ujung Pulau Seram Kabu­paten Maluku Tengah itu. Alhasil warga kini kesulitan untuk mendapatkan sembako salah satunya beras untuk kebutuhan pangan masyarakat saat ini.

Rusman Hayoto salah satu warga Kecamatan Telutih yang dikonfirmasi Siwalima, membenarkan hal itu. Menurutnya saat ini warga kesulitan mendapatkan bahan pangan. Salah satunya beras bagi kebutuhan makan setiap hari.

“Saya sudah tiga hari mencari beras di pasar Laimu di pusat kecamatan Telutih. Namun tidak ada lagi. Kami kesulitan, akhirnya harus menitipkan uang kepada kerabat untuk membelinya di Kecamatan Tehoru. Itupun barang yang dibutuhkan baru diperoleh sore atau malam hari  setelaherwka kembali ke Telutih dari Tehoru.” tandas Hayoto, kepada Siwalima, melalui sambungan telepon selulernya,Jumat (21/7).

Hal senada diungkapkan pemilik mini market HD Mart Hj. Danni. Dia menjelaskan, pasca ambruknya Jembatan Wae Kawa-Noa di Kecama­tan Tehoru saat ini berdampak pada keterbatasan ketersedian bahan sembako bagi masyarakat di Kecamatan Telutih dan sekitarnya.

“Saat ini untuk swalayan HD stok beberapa jenis sembako sudah kosong dan bahkan sudah tidak ada di Toko maupun Gudang sejak 6 hari pasca robohnya  Jembatan Kawa-Noa, tepatnya hari Minggu tanggal 16 Juli lalu, beberapa jenis sembako sudah tidak tersedia lagi di Swalayan HD Mart. Barang yang kosong itu berupa Beras, Terigu, Gula pasir, indomie dan Telur,” bebernya.

Dikatakan, sebelumnya tidak ada kenaikan harga sembako sejak robohnya Jembatan Kawa-Noa. Tetapi stok barang yang terbatas mengakibat harga sempat mengalami kenaikan.

“Saat ini stok beras sekitar 50 ton dan sembako milik Swalayan HD masih berada di Kota Ambon dan belum bisa diangkut dengan Mobil Truk ke Kecamatan Telutih karena masih terputusnya akses jalan,” ungkap Hj Danni.

Lebih jauh, dia menjelaskan, akses transportasi yang digunakan pihaknya saat itu hanya melalui jalur laut dari Tehoru ke Telutih. Namun saat ini cuaca tidak bersahabat  jalur transportasi laut untuk sementara belum dapat digunakan.

“Untuk transportasi sembako hanya melalui akses laut dari Tehoru ke Telutih. Namun, karena faktor cuaca kami tidak bisa mengunakan jalur tersebut karena selain faktor alam tingginya biaya transportasi juga akan berdampak pada kenaikan harga Sembako yang signifikan hal ini juga akan menyusahkan masyarakat,” jelasnya.

Dirinya berharap, pemerintah dapat mencari solusi tepat dan cepat agar dapat memenuhi kebutuhan masya­rakat saat ini.

“Sebagai pengusaha, kami berharap agar pemerintah setempat baik pemerintah kecamatan dan kabupaten dapat segera melihat persoalan ini agar kebutuhan sembako oleh masyarakat segera terpenuhi,” pintanya.

Untuk diketahui, saat ini kisaran harga sembako di Swalayan HD sebagai berikut Beras 24 Kg Rp. 315.000,  Gula Pasir 50 Kg. Rp. 710.000, Terigu 25 Kg Rp. 265.000.Telur 1 Rak Rp. 70.000 dan Indomie Rp. 114.000 per karton.

Sementara itu PLH Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kabupatennya Malteng, Dedi Latuconsina menjelaskan stok sembako yang tersedia di Masohi maupun Ambon masih mampu melayani kebutuhan masyarakat Telutih sampai dengan 2 bulan kedepan jika transportasinya lancar. Masalah yang dihadapi pihaknya saat ini adalah Masalah transportasi.

“Kami telah berkoordinasi dengan pengusaha di Telutih dimana mereka memang kesulitan untuk mensuplai barang ke Telutih.pasalnya saat ini selain kesukuan transportasi. Namun untuk menyalurkan barang melalui jalur transportasi laut belum memungkinkan,” tandas Latuconsina.

Terpisah Kepala Dinas Perhu­bungan Malteng, Nur Ali Nurlete yang dikonfirmasi Siwalima, tidak mengangkat panggilan telpon. Yang bersangkutan hingga kini tidak berhasil dikonfirmasi. (S-17)