MASOHI, Siwalimanews – Kasus meninggalnya seoarang ibu dan dua anaknya di Desa Haria, Kabupaten Maluku Tengah, usai mengkonsumsi telur ikan buntal, Selasa (5/3) kemarin, memicu perhatian publik.

Menanggapi hal itu, Kadis Perikanan Malteng Haris Banjar minta warga di kabupaten itu untuk mewaspadai konsumsi ikan buntal alias fugu atau puffer fish. Pasalnya,Ikan itu mengandung racun melebihi sianida.

“Pada dasarnya, kami perlu  menghimbau masyarakat agar tidak sembarang mengkonsumsi ikan buntal atau puffer fish. Ikan itu mengandung racun berbahaya melebihi Sianida” ucap Banjar kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Rabu (6/3).

Menurut Banjar, secara tradisional warga telah mengetahui ikan buntal yang sering di sebut ikan bola atau ikan bibi adalah jenis ikan yang mengandung racun.

“Ikan buntal ini adalah jenis ikan beracun. Secara tradisional warga di Maluku telah mengetahui hal itu. Karenanya ikan jenis ini tidak untuk dikonsumsi. Meskipun ada orang tertentu yang memiliki pengalaman  mengkonsumsi dengan cara melepas jalur racun di tubuh ikan itu, namun kami berharap warga dapat mewaspadai dan sebaiknya tidak perlu di konsumsi,”ungkapnya.

Baca Juga: Terbukti Korupsi, Operator Dana BOS Malteng Divonis Ringan

Ditempat terpisah Direktur RSUD Saparua Anderson Souisa mengaku, almarhumah dan kedua anaknya terlambat dievakuasi ke rumah sakit. Akibatnya tidak bisa tertolong.

“Saat tiba di RS, korban anak yang berumur 1 tahun sudah tidak bisa merespon, denyut nadinya sudah tidak ada dan dipastikan meninggal dunia dalam perjalanan. Sementara sang ibu dan anaknya yang lain, sudah kehilangan kesadaran. Pihak rumah sakit mencoba mengeluarkan racun dari tubuh mereka,namun sangat sulit. Akhirnya racun menjalar dengan cepat dan meninggal dunia,” tutur Andre kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Rabu (6/2).

Andre mengaku, jika saat gejala awal keracunan, mereka dievakuasi ke rumah sakit, mungkin saja faktanya tidak demikian.

“Pada dasarnya Mereka terlambat dievakuasi. Kalau saat gejala keracunan itu sudah dievakuasi, mungkin masih bisa tertolong,” tutupnya. (S-17)