AMBON, Siwalimanews  – Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengakui, festival musik dan budaya tahun 2019 kurang publikasi. Padahal kegiatan ini merupakan salah satu ajang yang dapat mewujudkan Ambon sebagai City Of Music.

“Kekurangan kita ada satu, yakni kita kurang memberikan market. Pelaksanaan kegiatan banyak, tetapi publikasinya kurang, kenapa sampai HUT kemarin orang banyak berikan apresiasi, karena kita seting peren­canaan. Oleh karena itu, kedepan kegiatan ini kita harus maksimalkan lewat publikasi,”tandas Louhena­pessy dalam sambutannya pada kegiatan festival musik dan budaya tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Ambon dan dipusatkan di Taman Budaya, Karpan, Selasa (17/9).

Kata Walikota, untuk mewujudkan Ambon sebagai City Of Music Pem­kot selalu berupaya dan terus men­dorong dengan berbagai kegiatan, agar dapat kota ini brand sebagai City Of Music.

“Kita selalu berupaya untuk men­jadikan Ambon sebagai kota musik. Oleh karena itu, dalam seluruh stra­tegis Pemkot kedepan ini,  kita harus dorong untuk memiliki sebuah brands baru, karena sudah kita sepakat  untuk brand baru kita ini kita dorong sektor musik sebagai tekline kita,”ujarnya.

Louhenapessy menjelaskan, ke­napa musik?, karena Pemkot Ambon sepakat untuk membangun kota ini salah satunya adalah dengan me­ngedepankan musik dan wisata, sebab musik adalah DNA-nya orang Ambon.

Baca Juga: Karhutla di Seram Utara Barat Masih Sulit Diatasi

“Kita lagi berupaya semaksimal mungkin untuk City Of Music mendapatkan sebuah pengakuan secara global melalui Unesco karena dengan diakuinya Ambon sebagai sebuah kota musik dunia,  tentunya  akan berdampak secara ekonomis. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat mendorong Ambon sebagai kota musik,”jelasnya.

Ada pun tantangan yang dihadapi Pemkot, yakni masyarakat Kota Ambon yang malas untuk menonton event-event seperti festival saat ini. Sebab orang Ambon semua tahu menyanyi sehingga mereka malas.

Untuk diketahui, peserta yang mengikuti festival musik dan bu­daya, yang terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya, lomba nyanyi solo sebanyak 106 peserta yang terdiri dari 66 peserta wanita dan 40 peserta pria, vocal grup 15 pesera, tarian daerah 27 peserta. (S-40)