Walikota Beri Sinyal Belajar Tatap Muka
AMBON, Siwalimanews – Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengungkapkan, proses pembelajaran secara offline atau tatap muka dapat dilakukan dalam tahun ini. Namun yang terpenting memperhatikan dengan baik skoring dan pemetaan zonasi penyebaran Covid-19.
Skoring dan zonasi memiliki peran penting dalam pelaksanaan belajar tatap muka. “Kalau misalnya level tiga tapi dia punya skor sudah tinggi, nah itu akan jadi pertimbangan kita berlakukan sekolah tatap muka,” kata Louhenapessy kepada wartawan, di Baeleo Rakyat Belakang Soya Ambon, Senin (20/9).
Dirinya mengungkapkan proses belajar-mengajar tatap muka ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan tujuan untuk mengevaluasi kesiapan proses pembelajaran tatap muka dimasa pandemi Covid-19. “Itu kita bisa segera evaluasi sekolah tatap muka. Dengan kondisi yang sudah kita siapkan antara lain dengan memberikan prioritas dulu kepada SMP, lalu SD mungkin untuk kelas empat, lima, dan enam,” ungkapnya.
Meski telah memastikan proses itu dapat berjalan, namun sampai dengan saat proses simulasi terkait dengan pelaksanaannya tak kunjung dilaksanakan. Walikota dua periode ini beralasan, keadaan tak memungkinkan untuk dilaksankan proses simulasi pembelajaran tatap muka. “Belum itu nanti kita kondisikan dia. sebetulnya sudah mau kita kondisikan dia tapi kebetulan jaringan internet putus. Sekarang berat sekali jaringan itu,” tandasnya.
Dikatakan, apabila permasalah terkait dengan jaringan internet ini dapat terselesaikan dalam waktu dekat, maka proses simulasi terkait dengan pembelajaran tatap muka dapat dijalankan dalam beberapa waktu kedepan. Sehingga ada kemungkinan proses tersebut dapat terlaksankan 2021 ini.
Baca Juga: Wagub: Audisi Menuju KVKI Hasilkan Talenta Berbakat“Jadi nanti, dalam dua minggu ini jaringan sudah bagus, ada kemungkinan diakhir bulan kita sudah jalan dengan simulasi,” ujarnya.
Unuk melaksankan pembelajaran tatap muka tambah Walikota, pihaknya harus menyesuaikan dengan jumlah siswa yang telah mengikuti vaksinasi. Kemungkinan tertular antara anak atau siswa, dan dibawah pulang virus ke rumah juga sangat kecil sebab herd immunity telah terbentuk dengan baik.
“Kalau dari surat edaran Ikatan Dokter Anak Indonesia, mereka rekomended supaya 80 persen sekolah itu siswanya sudah harus vaksin dengan presentase tersebut,” pungkas Louhenapessy. (S-52)
Tinggalkan Balasan